27. KEBENARAN

315 41 2
                                    

27

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27. KEBENARAN

***

Gadisa membanting pintu kamarnya setelah sampai di rumah. Ia menangis histeris, apa benar mamanya masih hidup? Jika masih, kenapa baru menampakan dirinya? Kemana selama 5 tahun ini?

“Hiks... Disa kangen kalian.”

Gadisa menangis sampai sesegukan, bahkan kakinya lemas. Ia menjatuhkan badannya di ranjang, selama ini Gadisa hanya pura baik-baik saja. Tidak pernah menceritakan siapa orang tuanya kepada keluarga Electra, sebaliknya pun begitu mereka tidak pernah bertanya mungkin dengan alasan agar Gadisa tidak terlalu larut dalam kesedihannya.

Tok!  Tok! Tok!

Seseorang mengetok pintu kamarnya, hendak membuka namun ia urungkan. Begitu kacau dirinya, mata sembab dan rambut berantakan.

“Gadisa buka pintunya.”

Gadisa dengan cepat menghapus air matanya namun terus keluar begitu saja. Kenapa dirinya? Kenapa seperti ini? Untuk berhenti menangis saja tidak bisa, ia semakin histeris ketika mengingat kejadian tadi.

“MAMA, PAPA, DISA KANGEN HIKS...”

Tok! Tok! Tok!

“GADISA BUKA PINTUNYA!”

Gadisa terpaksa bangun, membuka pintu dengan pelan. Menatap Garis yang menatapnya sangat dalam.

“Hey, kamu kenapa sayang?” tanya Garis lembut, memegang kedua bahu Gadisa dan langsung memeluknya erat.

Tangis Gadisa semakin pecah membuat Garis bertanya-tanya ada apa dengan gadisnya?

“Udah ya sayang jangan nangis,” ujar Garis terus menenangkan Gadisa.

Garis membawa Gadisa duduk di ranjang, tangannya dengan telaten menjauhkan anak rambut yang menempel diwajah gadisnya. Mengusap air mata bening itu dengan penuh kelembutan.

“Kenapa, hmm?”

“Ma-ma ma-sih hi-dup hiks.”

Gadisa menjawab dengan suara yang tercekat dan sebaliknya Garis dibuat bingung. Masih hidup? Jika benar itu sangat bagus.

“Minum air dulu, kalau udah tenang baru cerita.” Garis mengambilkan segelas air di atas nakas.

Gadisa mengangguk patuh, ia menghabiskan satu gelas air itu. Air matanya sudah berhenti namun tetap sesegukan.

“Mau tidur dulu atau mandi hmm?” tanya Garis, ia terus mengusap pipi gembul milik gadisnya.

“Mandi dulu ya? Kamu belum ganti baju,” lanjutnya lagi.

Gadisa menggeleng polos.

“Ma-u ti-dur hiks, gak bi-sa ngo-mong hiks pu-sing,” jawab Gadisa.

G A R I S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang