44. HILANG RESPEK

119 15 0
                                    

44

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

44. HILANG RESPEK

“Bukan hal mudah untuk mengenali sifat seseorang, tapi seseorang dengan mudah menebak sifat kita hanya dari cara berpakaian.”

***

Setelah beberapa hari melewati peristiwa bagaimana penjelasan Erika, kini perempuan itu tidak pernah lagi menampakkan dirinya. Entah sadar diri bahwa ia tak pantas atau tidak mau lagi cari gara-gara bersangkutan dengan Garis.

Pasalnya, video itu ulah inti geng Garis terkecuali Hito. Bahkan Hito terlihat sekarang seperti laki-laki pendiam dan malas berbicara. Entah apa penyebabnya, dan merekapun tidak mau ambil pusing. Tapi, setahu mereka ini pasti karena Erika.

Kini mereka sedang berkumpul bercanda gurau di warung Mamang. Karena guru sedang rapat, mereka langsung cabut ke tempat andalannya. Sambil bermain biliar sabilalah ya, mengisi kekosongan waktu dari pada gabut.

“To, lo kenapa sekarang kayak si Extha?” tanya Ibay menyenggol lengan Hito.

Hito yang disenggol hanya menggeleng kecil, kembali melamun. Mungkin setengah jiwanya melayang entah ke mana.

“Erika!” ujar Taki keras.

“Ya! Pasti ini semua karena Erika kan, To?”

Plak! Suno menggeplak kepala Taki cukup keras.

“Mulut kek toa, jauh-jauh lo dari gue!” Sarkas Suno, mengusap telinganya berkali-kali.

Taki berucap sabar sambil beristigfar.

“Lo punya masalah apa si ayang Suno. Perasaan napas aja gue salah dimata lo, gue sambit pala lo lama-lama.”

Taki jadi sedikit jengkel kepada Suno, pasalnya laki-laki berambut ikal itu seperti mempunyai dendam pribadi pada dirinya.

“Erika gak tau diri anjir, pantesan gak punya temen. Kelakuannya ngalahin peran antagonis di pilem-pilem,” ujar Taki sedikit tidak suka.

“Gibahin temen sekelas lo!” Wayan berujar setelah menyodok bola.

“Gak gibah woe!” elak Taki sedikit menyolot.

“Ini fakta! Fakta akurat dan terpercaya!”

Ibay mengusap wajah Taki, “Pembawa berita lo?”

“Dengerin dululah bangsad! Gue gak suka kakak sepupu gue disakitin. Dia itu aset keluarga Elektra, Kak Disa aja gak pernah disakitin kecuali sama itu tu.”

G A R I S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang