6. SISI LAIN GARIS

510 51 2
                                    

6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6. SISI LAIN GARIS

“Hanya waktu yang bisa mengubah semuanya.”

–Aldebaran Canis Electra–
 

***

                        Garis mencengkram lembut pipit Gadisa dari belakang sedangkan Gadisa duduk dan tangannya berhenti menyisir rambutnya ketika Garis mencengkram pipinya lembut.

“Udah siap?” tanya Garis.

“Bhelhum lhephashin dhulu ih,” ujar Gadisa.

Ini sudah menjadi kebiasaan Garis, ia sangat gemas melihat pipi Gadisa. Selain mencengkramnya ia akan menyentil dahi Gadisa ketika gadis itu cerewet atau bawel.

Garis melepaskannya lalu mengambil alih sisir dari tangan Gadisa. Dengan lihai ia menyisir rambut Gadisa dan Gadisa tersenyum menatap pantulan wajah Garis dari cermin.

“Ayo turun ke bawah, kita sarapan dulu,” ujar Garis dan Gadisa mengangguk.

Sekarang dan ke depannya mereka akan berangkat dan pulang bersama. Tentu saja itu permintaan dari Garis. Garis akan mengubah semuanya seperti dulu, ia harap semuanya berjalan dengan lancar.

Bara dan Dara sudah ada di meja makan. Bara yang sedang menyantap makanannya dan Dara menyiapkan makanan ke sukaan Gadisa dan Garis.

“Selamat pagi semuanya,” ujar Garis dan Gadisa serempak. Mereka menuruni anak tangga dengan tangan yang saling menggenggam.

Dara yang melihatnya membuat hatinya menghangat. Ini kejadian langka, dan ini adalah baru pertama kalinya mereka turun bersama dengan wajah yang berseri-seri.

“Pagi anak-anak bunda,” ujar Dara lalu menghampiri mereka berdua. Mencium kening Garis dan Gadisa.

Ingin sekali Dara menangis namun ia tahan. Hatinya menghangat melihat ke akraban mereka berdua.

“Pagi, duduk sini anak-anak ayah yang rajin. Sarapan dulu,” ujar Bara.

Mereka berdua mengangguk lalu duduk bersebelahan. Tidak hanya hati Dara yang menghangat, hati Barapun juga. Semoga terus ke depannya mereka seperti ini.

“Ayah nggak kerja?” tanya Gadisa. Karena Bara tidak memakai pakaian kantoran seperti biasanya.

Bara mengusap bibirnya dengan tisu lalu mengusap lembut surai milik putrinya.

G A R I S [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang