9. KEDEKATAN GARIS DAN ERIKA
***
Saat ini Gadisa berangkat bersama Heri. Laki-laki itu tanpa memberitahunya terlebih dahulu sudah ada didepan rumahnya. Membuat Gadisa tidak enak untuk menolaknya, apa lagi jarak antara rumahnya dengan rumah Heri terbilang jauh.
“Her, besok-besok nggak perlu jemput aku ya? Aku bisa naik taksi atau yang lainnya,” ujar Gadisa tak enak hati.
“Nggak papa kok Dis, tadi aku anter mama ke rumah temannya jadi sekalin aja mampir kesini,” ujar Heri.
Gadisa hanya diam, dan tidak ada obrolan lagi sepanjang perjalanan.
20 menit berlalu akhirnya mereka sampai di sekolah. Heri membukakan pintu untuk Gadisa dan Gadisa hanya bisa tersenyum kaku dan mengucapkan kata terima kasih.
“Untuk acara seminggu lagi udah siapkan?” tanya Heri.
Gadisa mengangguk. “Udah kok, hanya butuh perwakilan disetiap kelas aja. Nanti siang ada pengumuman disetiap kelas jadi untuk jam ke dua para osis bisa manfaatkan waktunya,” jawab Gadisa.
“Siapa?”
“Kalau kamu sama Via gimana?”
Heri mempertimbangkannya, padahal ia maunya bersama Gadisa agar mereka bisa terus berdua.
“Kamu nggak bisa?” tanya balik Heri.
Bukannya ia tidak bisa, tapi jika Gadisa maka otomatis akan bertemu Garis.
“Bisa ta–”
“Ya udah kamu aja, aku duluan ya? Aku harus ke ruang guru dulu, bay Gadisa!” ujar Heri menyela Gadisa.
Gadisa berjalan lesu. Ingin menghindari Garis tapi, tidak bisa.
Dada Gadisa sesak saat melihat Garis baru datang dan membonceng seorang perempuan. Kenapa rasanya ia tidak ikhlas? Bukannya ini yang ia mau?
Garis baru saja datang bersama Erika. Saat tiba di parkiran matanya tak sengaja melihat Gadisa. Ia tersenyum kepada Gadisa tapi Gadisa tak membalasnya malah berbalik badan lalu pergi.
“Kenapa kak?” tanya Erika membuyarkan lamunan Garis.
Garis menggeleng lalu membantu Erika untuk turun dari motornya. Ia memahpah Erika untuk menuju kelasnya yaitu X IPS 3. Kelasnya dengan Erika memang berdekatan karena mereka masih satu gedung.
“Maaf ya kak, lagi-lagi aku ngerepotin kakak,” ujar Erika. Semua orang memandang dirinya tajam.
“Udah gue bilang jangan minta maaf terus, gue yang salah jadi gue harus bertanggung jawab. Lo ngerti kan?” ujar Garis tegas.
Erika mengangguk. Tapi semua orang memandangnya tajam dan jijik seakan Erika adalah sampah.
“Sampai sini aja kak, aku takut kakak ikut dibenci mereka,” cicit Erika.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A R I S [END] ✔
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] GARIS sequel dari DARA'S by klisamelia Danior Garis Electra. Siapa tidak tahu dengan laki-laki berparas tampan itu? Ia dikenal sebagai rajanya panah. Tidak hanya dikenal sebagai rajanya panah, ia juga dikenal sebagai ketua...