Part 09

55 33 26
                                    

Emang bener kalau apartemen musuhan jadi aparmusuh?
~Author KK

"Aaaa pengen les di tempat lo juga Raa, mana tau nemu cowok ganteng di sanakan lumayan. " Ucap Byla terkikik.

"Cowok mulu yang lo pikirin, padahal buaya lo udah ada di sana-sini dasar! " Celetuk ku lelah melihat Byla.

"Masi kurang itu mah. " Balas Byla membuat ku memutar bola mata malas.

"Awalnya gue seneng-seneng aja sih masuk les yang di daftarin Bokap. Cuma karna temen sebangku gue ngeselin gue jadi rada males les, " Ujar ku sembari meneguk minuman yang ku pesan tadi.

Kini aku dan Byla sedang berada di kantin tepatnya sedang menyantap bakso kuah yang selalu saja berhasil mengungah selera.

Pesanan aku dan Byla telah habis kami santap beberapa waktu lalu, namun hal itu tak membuat ku dan Byla langsung kembali ke kelas. Kami menghabiskan waktu istirahat yang tersisa dengan bercerita sejenak.

"Temen sebangku lo cewek apa cowok emang? " Tanya Byla.

"Cowok. " Jawab ku.

"Halah lo sok ngeselin-ngselein, ntar tau-tau lo kecantol lagi sama temen sebangku lo itu. "  Goda Byla dengan senyuman yang mengelikan.

"Gabakal. " Tandas ku yakin.

"Hari ini lo bisa bilang gitu, tapi besok atau lusa, mungkin jawaban lo bakalan beda. " Kekuh Byla.

"Jangan sotoy By, "

"Bukan sotoy Ra, emang kebanyakan orang yang awalnya benci lama-lama jadi cinta. Bahkan ada yang udah nikah juga Ra! " Tutur Byla ku tanggapi dengan berdecak.

"Satu dari seribu. " Balas ku tak mengangap ucapan Byla serius.

Aku tak sengaja melihat sosok Aldo yang sedang di gelayuti manja lengannya oleh Zulfa yang duduk di samping Aldo. Walau raut wajah Aldo sudah jelas menunjukan rasa risih, namun seolah buta Zulfa tetap saja melanjutkan aktivitasnya.

"Heran, bukanya malu dan berhenti malah makin menjadi-jadi, gatelnya gak kenal tempat dan waktu ya. " Celetuk Byla ikut memperhatikan Aldo dan Zulfa di sudut kantin.

"Ra, " Lirih Byla

"Hm, " Dehem ku yang kini tengah membenahi helaian rambut yang berantakan.

"Lo gak lagi cemburukan? "
Tanya Byla membuat ku sontak menatapnya lalu tertawa renyah.

"Cemburu itu buat Dylan yang gak percaya diri, dan gue, Inaya Araby Elara adalah orang yang selalu percaya diri di setiap waktu. " Tandas ku di angguki Byla.

"Baguslah kalau gitu. Gue cuma takut aja lo nyimpen rasa cemburu sama Aldo, perjalanan cinta memang gak semuanya berjalan indah dan sesuai sama apa yang kita harapkan Ra. "

"Lo tenang aja By, gue gak berharap kisah bahagia gue tercipta dari Aldo kok, karna gue tau Aldo gak bisa di harapkan dalam hal itu. " Balas ku sembari tersenyum simpul.

Bel tanda masuk mengakhiri percakapan antar aku dan Byla yang tak pernah ada sudahnya.

Di saat aku dan Byla melewati tempat yang di tempati oleh Aldo dan Zulfa, terlihat jelas kelakuan Zulfa yang semakin menjadi. Tak seperti tadi, kini Zulfa malah memeluk Aldo posesif.

Kontra Kita || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang