Seseorang berubah itu karena dua hal, pikiranya terbuka atau hatinya yang terluka.
~Inaya Araby ElaraMalam tadi adalah kali pertama dan terakhir bagi ku untuk meratapi kesedihan seputar kisah percintaan ku.
Dan pagi ini aku telah kembali menjadi diri ku yang seperti biasanya, tak memperdulikan apapun dan tak akan mau fokus pada apapun lagi kecuali tentang pelajaran.
Pagi hari ini adalah hari pertama UN bagi ku, walau suasana hati ku malam tadi aedang tidak baik seperti biasanya aku tetap memaksakan diri untuk terus belajar.
Dan pagi ini aku akan menjawab semua soal sebisa dan semampuku, walau terbesit rasa ragu aku tetap menyemangati diri ku sendiri dan yakin aku pasti bisa melewati hari ini dengan baik.
Aku memasuki ruang kelas yang telah di siapkan khusus untuk melaksnakan UN, telah terdapat komputer yang berjejer rapi di atas meja masing-masing.
Aku dan Byla berada di dalam satu ruangan yang sama, namun dengan soal yang berbeda isinya.
"Lo pasti bisa, good luck buat kita berdua! " Seru ku menyemangati Byla yang tampak gugup menjalani UN di hari pertama.
Byla menganguk lalu berjalan menjauhi ku dan menuju tempat duduknya, aku pun melakulan hal yang sama.
Setelah kelas ini terisi penuh, bertepatan dengan guru yang memasuki kelas tak lama setelahnya bel masuk pun berbunyi.
Aku mulai mengerjakan ujian setelah memanjatkan doa, dan memohon kemudahan pada yang maha kuasa.
Kami di beri waktu dua jam untuk mengerjakan soal-soal yang tertera di layar komputer.
Dua jam berlalu, tak terasa aku sudah selesai mengerjakan lima puluh soal.
Setelah di izinkan untuk meninggalkan ruangan, aku dan Byla pun keluar secara bersamaan.
"Sshh takut banget gue, " Ujar Byla sembari meremat-remat rok spannya.
"Bawa santai aja By, lokan udah belajar giat selama sebulan untuk ngikutin UNKBK ini, gue yakin kok lo pasti bisa! " Seru ku menyemangati Byla.
"Ya semoga. " Jawab Byla pasrah.
Jika biasanya sehabis belajar aku dan Byla akan menuju kantin, maka untuk hari ini berbeda.
Usai mengikuti ujian di gelombang pertama aku dan Byla memutuskan untuk keperpustakaan, mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian esok hari.
Getaran yang berasal dari handpone ku membuat fokus ku terlahihkan, aku langsung mengambil benda pipih itu dan melihat notif apa yang baru saja masuk.
Diwaa : Semangat ya Ara!
"Diwa siapa Ra? " Tanya Byla yang ternyata membaca pesan Diwa.
"Temen. " Jawab ku sembari menyimpan handpone ke dalam saku seragam.
"Temen apa temen nih, " Cemooh Byla dengan nada yang terdengar mengesalkan.
"Apaan sih lo. " Ketus ku melanjutkan membaca buku yang tak bisa di bilang tipis ini.
"Ya gimana ya Ra, soalnya setau gue lokan gak ada temen yang namanya Diwa. Setau gue sih cuma si Raka, Dylan, Haris, sama siapa tu yang satu lagi Alatak? Alita? apasih lupa. " Cerocos Byla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Roman pour AdolescentsKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...