Part 17

45 20 9
                                    


Jika tak bisa mewarnai hidup seseorang, maka jangan pudarkan warna aslinya.
~Byla Galatea Camilia










Awalnya memang Byla memperhatikan Ara yang hendak membeli makanan dan berjalan menuju kantin, namun getaran yang berasal dari handpone membuat Byla memfokuskan pandangannya pada layar handpone yang sedang menampilkan salah satu aktor korea kegemaran Byla yang baru saja memosting beberapa foto.

Selang beberapa saat Byla kembali teringat kepada Ara yang tak kunjung kembali membawa makanan yang ia Nanti-natikan.

Byla mencari keberadaan Ara dengan teliti di antara banyaknya siswa dan siswi dan setelah sekian lama mengamati akhinya Byla dapat melihat Ara, namun dengan sangat cepat sesuatu terjadi pada Ara membuat Byla panik tak karuan di tempatnya.

"Ya ampun, Ara!! " Pekik Byla ketika panik menyerang.

Dengan langkah gontai Byla menyusuri koridor dan menepaki satu-persatu anak tangga dengan kecepatan yang luar biasa, hingga tibalah ia di lantai dasar dan langsung berlari mendekati Ara yang tergeletak dan tengah di kerubuni oleh siswa dan siswi di sekitarnya.

"Ra, ra bangun Ra. " Seru Byla sembari menepuk pelan pipi berisi milik Ara.

Jawaban tak kunjung Byla dapat dari sang lawan bicara yang tengah menutup kedua bola matanya rapat-rapat.

Arah pandang Byla berlarian ke sana kemari seolah sedang mencari keberadan seseorang yang bisa membantunya.

Dari kejauhan Byla melihat sosok Melvin yang baru saja keluar dari ruang osis, Byla memangil Melvin dengan berteriak, jarak antar dirinya dan Melvin lah yang membuat Byla harus berteriak dan merelakan suaranya akan serak setelah ini.

Syukurnya Melvin bisa mendengar panggilan Byla dan segera mendekati posisi tempat Byla berada, langkah kaki Melvin kian cepat saat menyadari sosok perempuan yang tergeletak di tanah itu adalah Ara.

"Ara kenapa By? " Tanya Melvin ikut jongkok melihat keadaan Ara.

"Tadi dari lantai atas gue ngeliat ada yang ngelempar Ara pake bola basket, tapi gue gak tau siapa orangnya. " Jawab Byla meremat kesal helaian rambut hitamnya.

"Tolong bawain Ara ke UKS ya Vin, gue mau cari tau siapa yang buat Ara jadi kaya begini. " Pinta Byla menatap Melvin penuh harap.

"Iya By, nanti setelah nganterin Ara gue bakal balik lagi buat bantuin lo. " Ujar Melvin sembari membawa Ara dalam gendongan-nya.

"Lo jagain Ara aja, selebihnya serahin ke gue. " Timpal Byla yang di angguki oleh Melvin dengan berat hati.

Setelah kepergian Melvin juga Ara, Byla di buat naik darah akan tingkah para murid yang sedari tadi hanya bersedia menjadi penonton dan sama sekali tak ada niatan untuk membantu.

"Kalian kenapa masih di sini,  belum puas ngeliatin temen gue dari tadi?! Pergi gak lo pada! " Murka Byla mendongkakkan wajahnya menatap wajah satu-persatu murid yang berdiri di sekitarnya.

Kemarahan Byla suskses membuat segerombolan manusia minus akhlak itu lari terbirit-birit.

Memang para murid di sini takut jika sudah berurusan dengan seorang Byla Galatea Camilia. Kemungkinan besar hal tersebut terjadi karna harta, tahta, saudara laki-laki Byla yang tak lain adalah sang empunya sekolah ini.

Kontra Kita || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang