Aku sudah berusaha untuk lupa, tapi semesta selalu saja punya cara untuk membuatku mengingatnya kembali secara tiba-tiba.
~Haris Clark Laurence"Gue penasaran Ra, " Lirih Haris tiba-tiba saja bersuara setelah sekian lama berdiam diri.
"Penasaran soal apa? " Tanya ku sembari meneguk minuman botol.
"Soal lo yang suka sama Atala, maksud gue apa gitu yang buat lo suka sama dia? sedangkan waktu masuk lo sama Atala kan berselisih, dan kalian jarang ketemu trus kok bisa ya lo jadi suka sama dia? " Jelas Haris menjabarkan kebingunganya.
"H-ha? haha apaan sih lo, ngaco!" Sarkas ku tertawa hambar.
Saat ini aku dan Haris sedang duduk-duduk santai di koridor sepulang les beberapa waktu lalu.
Aku cukup terkejut mendengar ucapan Haris barusan, pasalnya aku sama sekali tak pernah cerita apapun kepada Haris tentang perasaan ku kepada Atala yang baru saja hadir.
"Gusah ngeles gitu Ra, walaupun lo milih bungkam tapi gue tau kok dari cara lo natap dan bicara sama Atala, kalau lo itu suka sama dia." Sambung Haris sembari menatap lekat kedua bola mata ku.
"Em ya gue sendiri pun masih ragu dan gak tau kejelasan rasa ini Har. " Lirih ku memilih jujur saja.
"Lo suka sama dia. " Ulang Haris menjawab keraguan ku ini.
"Mungkin iya tapi ya ntah lah. " Jawab ku tak acuh.
"Yaudah lupain aja, mau gue anter pulang Ra? " Tanya Haris bangkit dari duduknya.
"Gausah Ris, gue bisa sendiri, gue balik ya bye-bye."
"Ya hati-hati Ra. " Jawab Haris saat aku telah berjalan menjauh darinya.
"Gue cuma gak mau lo ngerasain apa yang gue rasain, cinta sepihak ini menyakitkan Ra. " Monolog Haris menatapi Ara yang berjalan kian menjauh.
~~
Ucapaan Haris kini berputar-putar di kepala ku, apa yang dikatakan Haris tadi sepenuhnya adalah benar.
Dan karna kebenaran ucapaan Haris lah aku jadi uring-uringan saat ini, aku kembali bertanya pada diri ku sendiri apakah pantas aku jatuh cinta kepada Atala sedangakan aku dan Atala jarang berjumpa.
Bagaimana bisa aku jatuh cinta kepada Atala?
Kami hanya bertemu sesekali dalam seminggu, dan pertemuan ku dan Atala terjadi karna kebetulan semata saja.
Apa rasa yang tumbuh saat ini juga bersifat sementara?
Tapi mengapa rasanya sangat tak mudah bagi ku untuk berhenti menyukai Atala? apa aku benar-benar terjebak dalam tatapan matanya saat pertama kali kami bertemu?
Aku harus apa setelah ini? aku harus melakukan apa agar diri ku bisa percaya dan yakin bahwa tak sepatunya aku menaruh hati kepada Atala.
Menjalin hubungan dengan seseorang yang sulit kau temui hanya akan menyiksa diri mu sendiri, itulah yang ku tau.
Mungkin jika aku sempat menjalin hubungan dengan Atala aku akan merasakan kembali berpacaran dengan Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Teen FictionKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...