Kau bukan siapa-siapa, namun melihat mu bersamanya membuat ku terluka jiwa dan raga.
~Dylan Gerry WiliamSaat ini aku dan sesisi kelas ini tengah menikmati saat-saat free class. Tercipta beberapa kubu kecil, di setiap meja.
Ada yang di dalam satu kubu terdapat perempuan semua dan juga ada yang hanya berisikan siswa laki-laki saja. Tetapi di dalam kubu ku bersama Byla terdapat bermacam juga ragam jenis manusia di dalamnya.
"Udah di chat panjang kali lebar, nyari topik pembicaraan ampe ngeden, cuma di balas oke? dikira gue rcti! " Monolog Dori sembari melempar handpone-nya ke sembarang arah.
"Lagian lo aneh sih, udah jelas-jelas tu cewe gak mau sama lo, eh lonya masih aja chat-chat dia! " Sarkas Arjuna ikut kesal kepada Dori.
"Cewe yang pakaiannya tali-talian begini mana mau sama lo yang ke mana-mana masih pakai sarung Do! " Sahut Byla berusah menyadarkan Dio.
"Salahnya di mana sih By? toh guekan goodlooking! " Tandas Dori begitu percaya diri.
"Dua tiga ayam penyet, muka lo kaya monyet. " Sambung Hans di balas tawa oleh siswa lain.
"Lo pada jahat banget sama gue." Ujar Dori terdengar frustasi.
Lupakan masalah Dori, aku ingin memulai pergibahan hari ini tentang apa yang terjadi kemarin pada Byla.
"Kemarin gue ketemu Dylan di jalan pas balik dari rumah lo By," Lirih ku sembari melirik Byla yang ikut menatap ku.
"Terus? "
"Gue ngerasa dia kaya beda gitu By. " Jawab ku.
"Beda gimana? " Tanya Byla.
"Gue gak tau gimana cara ngungkapinya, pokoknya kemarin Dylan terkesan ramah gitu, sikapnya dia kaya seolah-olah udah deket lama gitu loh. " Jelas ku.
"Ya mungkin aja Dylan emang lagi melakukan pendekatan ke elo Ra." Sahut Byla, tak langsung ku yakini.
"Masa sih? perasaan waktu pertama ketemu Dylan dia terkesan songong banget gila! Masa sekarang tiba-tiba dia berubah jadi baik gitu. " Ucap ku menyangah perkataan Byla.
"Yakan tadi gue bilang mungkin, kalau tepatnya ya gue kurang tau. " Jawab Byla.
"Gak sampai di situ Dylan juga minta maaf sama Nyokap gue karna gue telat balik, gue aja ampe terdiam dan terheran-heran By ngeliat Dylan malam tadi. " Terang ku.
"Aww Dylan lakik banget! " Seru Byla terdengar bodoh.
"Apaan sih By, " Gerutu ku.
"Fiks tu cowok suka sama lo Ra!" Sambung Dion tak kalah sotoy dari Byla.
"Bener tuh kata Dion. " Sahut Byla sembari bertos ria bersama Dion.
"Ck jawaban dari kalian berdua sama sekali gak ngebantu pertanyaan-pertanyaan yang ada di otak gue tau ngak! " Celetuk ku kesal.
Sulit sekali membicarakan laki-laki kepada Byla, karna pasti Byla akan menyangkut pautkan soal rasa dalam obralan. Persis seperti yang terjadi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Teen FictionKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...