Part 39

7 9 1
                                    


Selain menarik ulur perasaan ku, apalagi yang terlampau mudah bagi mu?
~Inaya Araby Elara

"Makasih ya, " Ucap ku sembari mengulurkan tangan memberi sebuah paper bag yang berisi jaket milik Atala.

"Sama-sama. " Jawab Atala sembari menerima barang yang ku beri.

"Eum gue mau ngomong sama lo, soal kejadian yang waktu itu tolong jangan ceritain ke siapa-siapa ya bahkan Haris sekali pun. " Ujar ku pada akhirnya.

Aku meremat jari-jemariku gugup, ku rasa pipi ku juga telah berubah warna karna malu.

"Haha lo kenapa lucu banget sih Ra? liat tu pipi lo, ampe merah begitu. " Tukas Atala malah membahas hal lain.

"Is apaan sih Atalaa, " Sela ku sembari menutup kedua pipi yang tersindir ini.

"Iya gue gakan bicara kesiapapun kok, tenang aja. " Jawab Atala sembari tersenyum manis.

"Y-yaudah kalau gitu, sekali lagi makasih. " Ulang ku tanpa menatap wajah Atala yang berada di hadapan ku.

"Gemes gue liat pipi lo. " Gumam Atala sembari mencubit pipi ku.

Aku menatap Atala yang sedang tersenyum sembari mencubit pipi ku, aku terpana dan terhanyut dalam ketampanan wajah Atala.

Dengan cepat aku tersadar kembali, ku jauhkan tangan Atala dari pipi ku lalu pergi dari tempat yang terasa minim oksigen itu.

"Gue balik dulu, bye! " Seru ku dengan lari terburu-buru menjauhi Atala.

¤ • ¤ • ¤

Langit malam kembali menjadi saksi bisu kebodohan ku, sudah hampir setengah jam aku meretuki diri sendiri terlebih pipi ku, kenapa harus semudah dan secepat itu ia berubah warna.

Untuk ke dua kalinya malam ku ku lalui dengan memikirkan Atala, kenapa tangan nya bergerak leluasa akhir-akhir ini? dan kenapa harus aku yang di rusuhi?

Karna sentuhan Atala aku jadi salah tingkah sampai saat ini, rasa suka dan takut itupun muncul kembali, membuat ku berpikir berulang-ulang kali apa jalan ku untuk mengakui rasa suka ini salah apa benar.

Namun sepertinya aku benar, aku di buat jatuh cinta oleh Atala, laki-laki yang sesekali ku temui itu berhasil memikat hati ku dengan sifat khasnya.

Aku harus tetap bersikap biasa-biasa saja seolah tak menyimpan perasaan apapun kepada Atala, sebelum ia memiliki perasaan yang sama dan mengungkapkannya.

Tapi apa mungkin Atala menyukai ku? yang benar saja, laki-laki yang tak jauh dari kata sempurna itu jatuh hati kepada ku yang tak ada istimewanya ini.

Jangankan make-up, bisa memakai liptin saja sudah syukur.

Bagaimana jika nyatanya Atala tak memiliki perasaan apapun kepada ku? dan pada akhirnya kisah cinta ku bertepuk sebelah tangan.

Hm yang terpenting sekarang aku bisa mengakui perasaan ini dengan cepat, semoga saja kedepannya aku bisa lebih mengerti diri ku lagi.

Hm ngomong-ngomong soal Atala, seketika membuat ku teringat akan Haris juga.

Laki-laki yang memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap sesama itu menjadi orang yang pertama kali ku kenal saat mulai les.

Kontra Kita || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang