Pernah tertipu dengan rasa yang palsu.
~Inaya Araby Elara
"Aduh susah banget sih soalnya. Mikirin apa sih nih orang yang buat soal? " Gerutu Byla dengan mimik wajah yang masam."Jangan marah-marah gitu dong By, sini-sini biar aku coba kerjain. " Sela Bagas mengambil alih buku tulis Byla.
Yah di sinilah aku sekarang, di hadapan kedua pasangan yang tengah di mabuk asmara, lagi-lagi aku menjadi penjaga nyamuknya Byla untuk kesekian kalinya.
Sesudah mengikuti pelajaran tambahan di sekolah Byla mengajak ku untuk singgah sebentar ke sebuah cafe, awalnya aku menolak namun dari pada harus bosan tak tau harus berbuat apa di rumah jadilah aku menerima ajakan Byla.
Kami Suadah cukup lama di tempat ini. Dan tiba-tiba saja aku teringat akan sesuatu, bisa-bisanya aku lupa kalau aku harus pergi ke les sepulang sekolah.
"Duh By gue izin balik ya, baru inget guekan harus les. " Ujar ku bangkit dari duduk.
"Ya yaudah Ra lo balik di anter sama Kak Bagas aja, " Saran Byla di angguki oleh Bagas.
"Ngak, gak papa kok. Gue pulang naik ojek aja, gua balik dulu ya By, selamat uwu-uwuan Kak Bagas. " Goda ku lalu berlari pergi dari hadapan Byla sebelum ia meneriaki nama ku di tengah keramaian.
Tak perlu berlama-lama kini aku telah tiba di rumah. Setelah melakukan hal yang biasany ku lakukan sebelum les dengan secepat kilat barulah aku berangkat di antar oleh Rangga.
Sesampainya di les aku langsung menyusuri koridor dengan berjalan santai, lebih tepatnya aku sedang mengagumi tumbuh-tumbuhan di sekitar les ku ini.
Brukk...
Mata ku terbelalak efek kaget, sakit, juga kesal. Seseorang menerjang bahu ku dengan kuat, membuat diri ku kehilangan keseimbangan dan berakhir dengan lutut ku yang menyentuh lantai.
Sebuah tangan terjulur untuk membantu ku bangkit, aku menerima juluran tangan itu dan dengan perlahan-lahan mencoba berdiri.
"Aduh lain kali jalannya hati-hati dong, sakit nih kaki gue untung aja gak kenapa-napa. " Gerutu ku membersikan celana ku yang kotor.
"Maaf ya, gue jalannya gak liat-liat lo jadi cedera gara-gara gue. Apa perlu gue bantuin jalan? " Tanya cowok yang menabrak ku tadi.
"Eh gak perlu, gue baik-baik aja. Lain kali kalau jalan liat-liat dan hati-hati, permisi." Terang ku sembari berjalan menjauhi cowok itu.
Sesampainya di kelas, ku tempati tempat duduk palibg depan yang letaknya paling dekat dengan papan tulis.
Untung saja di les ku ini tempat duduknya tak menetap, sistemnya kita bisa memilih sesuka hati tempat man yang ingin di tempati jika datang lebih dulu dari yang lainnya.
Karna masih sepi aku memutuskan untuk membaca buku pelajaran, beberapa waktu berlalu suara ketukan pintu mengalihkan perhatian ku kepada orang yang memasuki kelas.
Aku di buat heran saat mengetahui bahwa yang mengetuk pintu adalah cowok yang menabrak ku di koridor.
"Kenal Aya gak? " Tanya nya entah kepada siapa.
Karna tak tak ingin kepedean aku mencoba melihat kebelakang ku, mana tau dia mengajak orang lain berbicara.
"Gue nanya lo, ngapain pake celingak-celinguk gitu sih. " Sela cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Teen FictionKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...