Udah lucu, manis, hidup pula. Ngerepotin perasaan orang aja.
~Raka Morgan ExselPelajaran sudah di mulai setelah Miss Yumna sampai beberapa waktu lalu.
Aku yang semula sibuk dengan pena juga pikiran merasa sedikit terganggu dengan ulah Raka yang sedari tadi memperhatikan ku diam-diam.
Aku di buat heran oleh kedua laki-laki ini. Apa yang sebenarnya terjadi di antara Raka dan Dylan sampai-sampai mereka terkesan begitu aneh hari ini.
Jika Raka curi-curi pandang maka lain halnya dengan Dylan yang menatap ku tak senang seolah setelah ini aku akan di telan hidup-hidup olehnya.
Ah masa bodoh dengan sesuatu yang terjadi pada mereka berdua yang harus ku lakukan sekarang adalah mengumpulkan buku ku untuk di nilai, setelah mendapat nilai ku putuskan untuk berdiam diri di tempat duduk.
"Ra cara ngerjain soal yang ini gimana sih? kurang paham gue. Ajarin dong, " Ucap Raka sembari menunjukan salah satu soal yang tak ia pahami.
Langsung ku terangkan kepada Raka bagimana cara menjawab soal yang baginya sulit ini, mulai dari rumus dan cara menjawabnya pun ku jabarkan kepada Raka.
"Nah udah ketemukan hasilnya, gimana sekarang udah paham?" Ujar ku pada Raka yang tersentak karna bukannya memperhatikan buku malah memperhatikan wajahku.
"Udah kok, makasih Ara. " Jawab Raka sembari tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Ku ambil handpone ku yang sedari tadi terus bergetar karna di hujami notifikasi dari beberapa grub chat yang ku masuki, salah satunya terdapat grub chat One Direction.
Setelah membaca ulang pesan-pesan yang masuk tadi aku jadi tau bahwa beberapa hari lagi teman-teman online ku hendak mengadakan temu ramah yang akan di hadiri kami semua.
Ya tak bisa ku pungkiri bahwa teman Directioners ku ini sangatlah ramah tamah, dan lagi kami tinggal di kota yang sama jadi tak ada salahnya jugakan untuk sesekali bertemu.
Ku lihat semuanya antusias menanti hari H tiba, tak terkecuali diri ku. Namun tanggal yang di atur untuk pertemuan nanti membuat ku sedikit murung, karna di hari itu dan di jam tersebut aku harus hadir di les.
Hembusan angin membuat helaian rambut ku berterbangan, dan tanpa ku sadari beberapa helaian mengenai mata Raka.
"Mata gue kena rambut lo Ra," Ujar Raka sembari mengucek matanya yang terasa geli.
Sontak aku langsung menatap Raka dan berusaha meredakan rasa geli di matanya dengan meniup lembut mata Raka.
"Eum Ra udah, mata gue udah gak pa-pa. " Ucap Raka membuat ku berhenti meniup matanya.
"Duh maaf ya, gara-gara rambut gue. " Lirih ku mengambil alih-alih tuk mengikat rambut.
"Gak papa kok Ra, sini gue bantu. " Tawar Raka sembari mengambil alih jepitan rambut milik ku, dan siapa sangka hasil akhir dari Raka lumayan rapih.
"Wah bagus deh cepolan lo, gue suka. Sini-sini deketan, " Pinta ku yang langsung di turuti Raka dengan menundukan kepalanya sehingga helaian rambut Raka terurai lucu.
Ku kumpulkan poni milik Raka yang lumayan panjang, lalu ku jepit dengan jepitan rambut mini milik ku.
"Aaa tumi bangett! " Seru ku gemas sendiri melihat Raka dengan poni air mancur yang ku buat sendiri haha.
Aku kembali menyibukan diri dengan bercermin ria lewat kamera handpone, terkadang jika aku merasa cantik aku akan mengambil beberapa gambar.
"Foto bareng yu! " Ajak ku tanpa menunggu persetujuan Raka langsung mengarahkan kamera ke arah kami berdua.
Karna Raka yang terlalu tinggi walaupun sedang duduk membuat ku sulit mengatur kamera."Siniin deh biar gue aja yang ambil gambarnya, pendek sih. " Ujar Raka menyindiri ku dengan intonasi yang lembut.
Raka mengambil lumayan banyak gambar, namun di antara sekian banyaknya foto hanya satu yang sangat bagus bagi ku.
"Bagus semua kok Ra, " Ucap Raka melirik wajah kesal ku sehabis memilah milih foto.
"Ih enggak, nih liat ni di foto yang ini gue keliatan item. Nah yang di sini gue keliatan gendut. Nah di foto yang ini rambut gue berantakan. " Jelas ku sejelas-jelasnya.
"Menurut gue lo cantik di setiap foto kok. " Tutur Raka sembari menebarkan seulas senyuman.
Aku tersipu di buatnya, segera ku tutupi pipi ku yang sepertinya tengah bersemu merah jambu.
Beberapa waktu berlalu, tibalah saatnya untuk kami pulang.
"Silahkan rapikan alat tulis kalian, lalu keluar kelas dengan tertib. Saya izin keluar kelas terlebih dahulu ya, Assalammualikum. " Terang Miss Yumna mulai melangkahkan kakinya keluar kelas setelah mendengar jawaban kami.
Aku dan Raka segera membereskan peralatan tulis kami lalu ku sandang tas ransel di punggung, Raka yang tadinya hendak berjalan keluar kelas langsung ku hentikan.
"Kenapa Ra? " Tanya Raka seolah mengelitik ku dengan pertanyaanya itu.
"Lo mau pulang dengan kuncir itu? " Tanya ku balik sembari menahan tawa.
"Oh iya, gimana nih lepasinya kok susah sih. " Celetuk Raka berusaha melepaskan jepit rambut, namun bukannya terlepas jepit rambut itu malah jadi berbelit dengan rambut Raka.
"Ck bukan gitu Raka, sini gue aja. " Tandas ku menahan tangan Raka agar tidak mengusik rambutnya lagi.
Aku sedikit kesulitan mencapai pucuk kepala Raka, yah tentu saja hal tersebut terjadi karna tinggi Raka yang sangat ketara di tambah lagi dia adalah laki-laki.
"Gue duduk dulu, biar gampang." Ucap Raka kembali menempati tempat duduknya.
Awalnya aku merasa biasa-biasa saja namun karna Raka yang sedari tadi tiada hentinya menatap ku dari bawah membuat ku sedikit gugup.Aku tak henti memikirkan seperti apa rupa ku jika di lihat dari bawah, ah aku jadi malu saat mengingat pasti aku terlihat sangat buruk juga bodoh di mata Raka.
Sepetinya ekspresi keguguppan ku terlihat jelas, sampai-sampai dapat ku dengar dengan jelas kekehan kecil yang berasal dari Raka.
Tak jarang Raka juga akan tersenyum simpul saat memperhatikan ku, ah kenapa terasa begitu akward sekarang.
"Lo jangan liatin gue kaya begitu, gue tau gue jelek cuma ya jangan terang-terangan ngetawain gue juga dong jahat banget. " Cetus ku merasa jengkel.
"Terserah gue dong. " Balas Raka mengesalkan sekali.
"Yaudah terserah lo aja, gue mau balik. " Sahut ku dengan perasaan sedih dan marah yang berpadu.
"Tunggu, " Titah Raka menahan ku agar jangan pergi dulu.
"Apa? kenapa? belum puas lo ngeledekin gue?! " Seru ku emosi.
Ku kira Raka akan memasang mimik wajah menyebalkannya seperti beberapa waktu lalu, namun ternyata aku salah.
Raka malah tertawa lucu di tempatnya, bahkan tak bisa ku pungkiri Raka terlihat lumayan tampan di detik itu.
Tapi tawanya itu tak membuat rasa kesal ku hilang seutuhnya, aku tetap berekpresi tak senang sama sekali tak terusik dengan tawa Raka yang begitu menggangu.
"Lo jangan suka menyimpulkan sesuatu secara sepihak Ra, lo cantik banget hari ini makanya dari tadi gue gak bisa berhenti ngeliatin lo. " Terang Raka dengan senyumnya.
"Lo cantik Ra, mau di liat dari sudut mana pun lo tetap cantik." Sambung Raka membuat ku bungkam dan bimbang harus berekspresi seperti apa.
Assalammualaikum, haii Gimana-gimana? kalian lebih suka part Ara uwu-uwu bareng Raka atau Dylan nih? haha. Kalian team #AraDyalan atau #AraRaka?
Author mohon maaf bila ada salah-salah kata, ucapan, dan perbuatan yang di mana tak author sadari menyakiti relung hati kalian. Selamat menunaikan ibadah puasa 1442H tahun 2021, semoga semua amal ibadah kita diterima dengan baik oleh Allah Swt.
Sekian, wassalammualaikum♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Teen FictionKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...