Aku yang suka, di temu pertama.
~Diwa Alder Linnea
"Akhirnya nyampe juga kalian," seru Alexsandra perempuan yang baru beberapa hari ini ku kenali.
"Ah, iya maaf yah telat. Kejebak macet di jalan tadi," jelas Diwa sembari tersenyum ramah kepada segerombolan perempuan dan beberapa laki-laki yang ku ketahui adalah directiones.
"Gak papa elah, kita-kita juga baru aja sampai tadi kok, kalian pesan makan aja dulu,"
saran Tiandry, laki-laki berkaca mata."Kamu pesan apa Na?" tanya Diwa kepada ku.
"Eum aku mau.... " aku mengantung kalimat ku sembari membulak-balikan buku menu yang di penuhi aneka gambar makanan yang di jual dalam cafe ternama di mall ini.
"Ini aja deh, sama minumnya yang ini," jawab ku sembari menunjukkan makanan yang hendak ku pesan.
"Hm oke, wait aku panggil
waiterssnya dulu,"Aku menganggukkan kepala ku sembari memperhatikan Diwa yang sedang memberitahukan pesanan ku dan dirinya yang ternyata sama kepada pelayan di sini.
Sembari menunggu pesanan datang, aku dan beberapa teman lain saling bertukar cerita tentang diri masing-masing. Dari bincang-bincang yang kami lakukan tadi aku jadi mengetahui bahwa Gavin adalah anak SMA kedokteran kelas atas di kota ini.
Walau aku dan Gavin seumuran, tetapi ia tampak bak laki-laki dewasa mungkin salah satu penyebabnya adalah stayle dan caranya berbicara yang begitu formal.
Tak berlangsung lama, makan yang kami nanti-natikan pun datang. Aku segera menyantap pesananku, cafe yang di sewa oleh Alexsandra ini memiliki kesan elegan di mata para anak-anak muda.
Makanan yang di sajikan pun tak hanya indah di pandang namun juga amat sedap tuk di nikmati. Kalau soal harga, ah sudalah tak perlu di tanyakan lagi.
"Eum Na bibir kamu," lirih Gavin sembari mengusap lembut sudut bibir ku yang sepertinya terkena saus spageti yang tadi ku pesan.
Pengelihatan ku tertuju kepada kedua bola mata coklat tua itu, membuat ku terpanah akan keindahan yang Diwa miliki di matanya.
"Liatin apa Na?" tanya Gavin membuat ku kembali tersadar dari lamunan singkat tadi.
"Ah enggak, bye the way panggil aku Ara aja," ucap ku yang langsung di angguki Diwa.
Usai makan aku dan teman-teman lainnya segera berjalan menuju pangung yang di bangun khusus untuk acara ini, terdapat beberapa stan makanan ala luar negri, terdapat aksesoris yang mirip dengan barang yang pernah di pakai oleh beberapa member one direction, ada juga poster, guci, dan barang unik lainnya yang berkaitan dengan one direction.
Aku tersenyum simpul melihat salah-satu stan yang menjual beraneka macam dessert yang pesonanya amat mengugah selera, karena tadi sudah makan makanan berat kini saat yang tepat untuk menyantap pencuci mulut yang manis-manis seperti senyum ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Novela JuvenilKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...