Sembuhkan aku dari sakitnya berpikir selama hidup dengan mencintai dan di cintai kamu.
~Inaya Araby Elara
Berbulan-bulan telah berlalu, Aku dan Diwa semakin hari semakin dekat begitu juga dengan Byla yang kian melekat pada Bagas.
Hampir setiap hari bertemu dengan Diwa, jalan-jalan ke tempat yang menyenangkan dan memakan-makanan yang terkadang tak bisa ku wajari harganya.
Hubungan ku dengan Ibu Diwa pun kian membaik, begitu juga dengan Ayahnya yang walau jarang terlihat namun saat pertama kali bertemu aku bisa menyimpulkan betapa ramahnya pria itu.
Ibuku pun sudah mengenal Diwa ayah juga sama, walau saat pertama kali ku beritau hubungan ku dengan Diwa membuat mereka terkejut tetapi setelahnya kedua orang tua ku mewajari hubungan kami ini.
Dengan peringatan menjalin hubungan sewajarnya, dan jangan melakukan hal-hal yang tak seharunya di lakukan.
Aras pun sudah tau tentang hubungan ku dan Diwa, tadinya ku kira dia tak bisa di ajak kompromi namun nyatanya aku salah, tanpa ku minta pun Aras dengan baik hati mendukung dan menutup mulut.
Tetapi sekeras apapun aku berusaha agar hubungan ku ini tak di ketahui oleh Rangga, tetap saja pada akhirnya Rangga tau juga.
Satu harian dia menanyai ku, bahkan aku tak di perbolehkan tidur sebelum menjawab semua pertanyaanya.
Walau terasa menjengkelakan, aku tau Rangga begitu karna dia menyayangi ku, walau terkadang cara ia menunjukan rasa sayangnya yang tak bisa dikatakan benar itu membuat ku sebal, aku tetap bahagia bisa memiliki abang seperti Rangga.
Diwa juga terkena percikan kemarahaan Rangga, saat mengetahui aku berpacaran dengan Diwa Rangga mengintrogasi Diwa terlebih dahulu, setelahnya barulah giliran ku.
Aku merasa lucu saat menyakiskan Diwa yang terus menerus di hantam berbagai pertanyaan oleh Rangga bukannya merasa takut atau setidaknya gugup, Diwa malah menangapi pertanyaan Rangga dengan tersenyum dan tenang.
Bahkan setelah selesai di tanyai oleh Rangga, Diwa sempat mengatakan bahwa Rangga adalah orang yang ramah, aku tak tau harus berkata apa saat itu selain tertawa terbahak-bahak.
Dan jika kalian mengira Rangga akan kembali biasa saja seperti semula, maka kalian salah.
Karna setelah ia menanyai ku habis-habisan, Rangga menjadi orang yang hemat bicara, padahal biasanya pun ia juga jarang bersuara jadi lah saat ini Rangga bak dinding yang bisa berjalan.
Semuanya terasa begitu cepat, rasanya baru saja kemarin aku menangisi kisah cinta ku yang menyedihkan, dan sekarang aku di buat tak henti-henti tersenyum bahagia.
Dan lagi hari pengumuman nilai telah tiba beberapa minggu lalu, nilai ku menempati nilai tertinggi nomer dua antar seluruh murid, dan Byla ia juga mendapati nilai yang tinggi aku lupa tepatnya berapa namun tak bisa di pungkiri aku bangga padanya.
Hari ini sekolah menyelengarakan sebuah acara untuk melepaskan atau merayakan ke lulusan kami.
Terdapat beberapa steling di lapangan yang menjual macam-macam makan, ada makan ringan, berat beserta pencuci mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontra Kita || END
Teen FictionKukira jatuh cinta itu indah dan mudah, namun kenyataanya salah. Aku malah terjebak dalam hubungan percintaan kusendiri, telah mencoba mencari kesana-kemari tuk mendapati laki-laki yang tepat tuk mengisi ke kosongan hati. Beberapa pria telah kutemui...