Pergelangan tangan digenggam dengan erat, seorang laki-laki menyeret seorang wanita dengan tergesa-gesah. Mereka menuju pintu pojokan yang terlihat sepi.
Brakk!!
Pintu dibanting dengan kasar. Nafas Alvaro terengah. Afa terkejut melihat sisi Alvaro yang satu ini. Wajahnya dan telinganya terlihat merah, ia menarik Afa menuju ruangan ganti dipojok kolam renang.
Al mendekat, tangannya ia letakkan dikedua bahu Afa, Al menegukkan ludah, ia sedikit meremasnya dengan erat.
"Sayang.." Bibirnya kali ini bergetar.
Afa takut. Tadinya Afa yang nafsu, tapi nafsunya langsung hilang ketika mendengar Al menutup pintu kasar. Afa takut Alvaro marah. Apakah yang dilakukan disaat ditribun adalah salah besar? Bukankah selama ini Alvaro juga memperlakukan Afa dengan seperti itu, bahkan lebih parah.
Kedua tangan yang sedari tadi bertengger di bahu Afa ditekan ke bawah, sehingga mau tidak mau Afa bersimpuh didepan Alvaro yang berdiri.
"Maaf.. Aku gak kuat Fa.." Jakun Alvaro bergerak ke atas dan ke bawah. Matanya sayu. Dengan sekali hentakan, Alvaro mengeluarkan penisnya, terlihat ada bulu bulu halus dari pusar sampai ke pangkal penis.
"Kocok Fa." Afa mendelik.
Yang didepannya ini terlalu terpampang nyata. Alvaro frontal sekali. Huh tidak tahu malu.
Wajah Afa kali ini memerah, apa yang dibayangkan benar-benar di depan mukanya kali ini. Afa menarik nafas dalam-dalam, salivanya susah diteguk. Ia mendongakkan wajah ke atas, terlihat Alvaro menatap wajah Afa seperti melemparkan tatapan memohon.
Afa tremor kali ini, jantungnya berdetak kencang, kedua tangannya gemetaran.
Al memegang batang penisnya, ia menarik penisnya kedalam. Mungkin karena tidak tahan, Al mengocok batangnya pelan, terlihat lipatan khitan tipis Alvaro maju mundur.
"Fa.." Alvaro menunduk, membawa tangan kanan Afa menuju penisnya yang sudah berdiri.
Ini bukan mimpi. Ini bukan halusinasi. Kali ini Afa memegang batang panjang dengan ukuran 8''
Al menuntun tangan Afa untuk menaik turunkan penisnya. Pikiran Afa berkali-kali menolak, tapi hasrtanya berkata lain.
"Al!" Afa menarik tangannya dan berdiri. Lalu ia menutup kembali penis Alvaro dengan swim parknya yang sudah hampir kering.
"Cepet bilas tubuh kamu, lalu ganti baju, aku tunggu di mobil" Afa mengalihkan pandangan dan bergegas keluar dengan melangkahkan kaki cepat.
"Astagaa.. Ngapain sih gue" Afa berjalan tergesa-gesa dengan menunduk sembari meletakkan anak rambutnya dibelakang telinga.
Pintu mobil dibuka dengan kasar, Afa duduk menatap pandangan kosong kedepan
Dukdukduk!! Afa menghentakkan kakinya
"Kenapa sih gue jadi giniiii!!!! Aaaaaa!!!! Malu!!!" Afa menjambak sisi rambutnya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan.
"Kenapa gue bisa sange, trus kenapa juga pas dikasih sama Al gue jadi malu, huhuhu mau gue apasih" Afa merengek tidak jelas.
Ceklek
Pintu mobil dibuka dari luar. terlihat Al membawa kantong kresek warna hitam yang berisi pakaian basah, lalu diletakkan disisi belakang bangku kemudi. Al hanya diam, tidak berkata apapun, memutar kunci mobil dan menginjak pedal gas untuk pulang.
Suasana didalam mobil sangat canggung, tidak ada yang memulai pembicaraan baik Al maupun Afa. Afa hanya memandang luar jendela dan mengigit ujung jari jempolnya. Ia bingung, kenapa Al hanya diam hingga mobil sampai didepan gedung apartemen Afa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORE [21+] Re-Upload
RomanceAlvaro Gianluigi, seorang siswa SMA yang dunia tau ia adalah siswa yang pandai, polos, dan atletis. Tetapi orang terdekatnya berkala lain. Sisi Alvaro sebenarnya adalah maniak terhadap hal-hal berbau s3x, termasuk menonton video dewasa dan menyelesa...