1. S1 - Toilet

392K 4.7K 215
                                    

"Al, lo jangan cupu gitu lah. Percuma badan doang gede. Kalau anak-anak nimbrungin bokep, lo juga gabung dong. Terbuka gitu." dua laki-laki memakai seragam abu-abu berjalan keluar kelas.

"Ya ... Seenggaknya ke sesama cowoklah?" kata Rendy sembari memakai topi dan berjalan menuju lapangan upacara.

Alvaro dan Rendy, bagaikan botol dan tutupnya. Kata orang mereka sukanya berdua mulu, untung aja gak homo. Aduh ....

Kita bahas dulu Alvaro si paket lengkap.

Seperti harapan orang lain pada umumnya tokoh utama dalam novel memiliki kelebihan tersendiri, Alvaro dalam Amore adalah seorang remaja yang katanya idaman! Ia tampan, kaya, pintar, dan atlet renang yang populer di sekolah. Favorite guru dan orang tua banget ini mah ....

Satu hal yang paling dibanggakan oleh kebanyakan orang tua adalah ketika anak pertamanya terlahir dengan jenis kelamin laki-laki. Yaps! Alvaro adalah anak pertama dan berjenis kelamin laki-laki. Sudah pasti jawaban orang-orang yang paling banyak adalah anak laki-laki bisa menjaga keluarga serta adik-adiknya. Alvaro Gianluigi. Ia memang anak pertama sesuai narasi pada kalimat di atas, hanya saja yang disayangkan ia anak tunggal, tidak bisa memenuhi kriteria sebagai penjaga adik-adiknya kelak. Alvaro sebagai anak pertama harus bisa memenuhi ekspektasi yang diimpikan oleh keluarga. Menjadi satu-satunya putra tunggal dari pasangan Marco Gianluigi dan Ghina Anindita. Status orang tuanya hampir seperti yang diharapkan pembaca pada umumnya, bisa dibilang kaya melintir karena memiliki beberapa cabang bisnis kuliner aman bagi kaum milenial 'Ayam Geprek Luigi'.

Tapi, ah ....

Satu fakta yang belum diketahui. Kalau kata orang-orang sebenarnya sih ini adalah sifat mutlak dari seorang laki-laki, apalagi laki-laki remaja.

Alvaro adalah pelanggan setia VPN, alias pelanggan link logo orange, ya apalagi kalau bukan perihal film dewasa.

Hm, andai orang tahu, bahkan Alvaro pantas dijuluki rajanya kamar mandi. Tapi ya, seperti yang Rendy bilang sebelumnya, Alvaro terlalu tertutupi dengan covernya.

"Terbuka gimana maksudnya?" Alvaro mencoba menyelaraskan langkah Rendy yang sedikit lambat.

Rendy. Satu-satunya sahabat dekat Alvaro sejak masuk SMA. Anaknya sih sedikit tengil dan blak-blakan, tapi selain itu ia juga tegas dan bertanggung jawab. Oh iya, Rendy juga menemani perjuangan Alvaro, terutama di klub renang loh.

"Terbuka, kalo lo bener-bener cowok normal. Tiap hari tuh mereka ngatain lo cupu, gak gentle. Gak risih lo?"

"Apalagi si Haidar, terus-terusan mojokin, katanya gara-gara lo gak pernah nonton bokep." Alvaro menghela nafasnya sembari ekor matanya ikut mewaspadai lingkungan sekitar. Takut-takut ada teman atau guru yang mendengar ucapan Rendy.

"Kadang gue sebagai sohib lo ikutan risih tau mereka ngomong kayak gitu mulu. Belum tau aja kalo gampang ngaceng, tukang koleksi video porno, tukang ngocok." Hampir saja Rendy engap kehabisan nafas ngomong tanpa henti.

Alvaro mendelik. Gila! Temannya memang sudah gila berbicara dengan mode rem blong.

"Bener-bener. Mulut lo kayak Suneo! Ngomong lo cepet, suara lo kenceng banget bego! Lagian, ya kali gue nonton gituan harus laporan ke Haidar dulu." Bisik Alvaro dengan penuh penekanan.

"Ya kan emang Hai-" protes Rendy.

"Udah ah, lo bacot mulu. Pak Joko udah marah-marah tuh." sahut Alvaro, lalu ia melangkah lebar menuju barisan.

Hari Senin, semangat upacara. Seperti biasa Alvaro mengambil barisan paling belakang. Alasannya, Alvaro membantu tim PMR jikalau tiba-tiba saja ada teman yang mendadak pingsan. Secara, badan tinggi atletis, otot bisep-trisep cukup terlihat gagah. Kalaupun ada siswa pingsan, jika tidak ada tandu pun Alvaro siap menggendong ala bridal style sampai ruang UKS. Tetapi rules tersebut hanya khusus siswa perempuan.

AMORE [21+] Re-UploadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang