Mobil Alvaro berhenti di pekarangan rumah Afa. Hari ini Afa berniat kembali pulang ke rumah setelah mengunjungi ayahnya di kantor polisi
Ceklak! Seatbelt terlepas, Afa mencoba memperbaiki detak jantungnya yang sedikit gugup akibat tindakannya barusan
"Em.. Jangan lupa belajar ya, besok ujian akhir" dengan sedikit rasa malu Afa memaksa kepalanya untuk menoleh ke Alvaro
"Eh Fa..." Alvaro memegang pergelangan tangan Afa, bola mata bergerak ragu-ragu, kali ini Al tidak kalah gugup akibat moment kilat yang baru saja terjadi. Al mendekatkan wajahnya ke wajah Afa, menciumnya lembut dengan penuh perasaan.
Tangan Afa dibawah gemetaran meremas rok, tetapi Alvaro semakin mendekat dan menekan tengkuk Afa untuk memperdalam ciumannya.
"Euhhmm." Afa melenguh, tangan mulai terangkat menahan dada Al yang semakin mendekat.
"Untuk yang terakhir, sebelum ujian besok, kita harus fokus belajar." Tangan Alvaro merengkuh tubuh Afa dan membawanya semakin mendekat. Tatapan mata Alvaro fokus pada bibir Afa yang sedikit terbuka, tetapi sedetik kemudian fokusnya berantakan melihat seutas tali yang menyita perhatiannya. Baju Afa sedikit turun dari bahu, tali branya terlihat, membuat fantasi Alvaro makin menjadi jadi. Afa yang menyadari hal itu dengan sigap membenahi bajunya.
"Puting kamu udah sembuh?" Pertanyaan Al membuat Afa terkejut tetapi Afa hanya mengangguk dengan gugup.
"Boleh Al lihat?" Tangan Al sudah mulai pindah dari pinggang menuju dada kiri Afa dan mengelus dari luar.
"Al.." Afa menyadari Al sudah diujung nafsu, tidak baik jika diteruskan. Sebenarnya Afa juga ingin tapi ia ragu-ragu, ini masih di depan rumah. Bagaimana kalau ada orang yang melihat, ya meskipun mobil Al tidak tembus pandang setidaknya Afa tidak susah payah menahan segala kenikmatan yang diberikan Alvaro.
Bukan. Afa segera menampik segala alasan yang seakan-akan ia juga menginginkannya. Sebenarnya semua hanya karena rasa malu.
"Setelah ujian aja ya di cek." Afa membelai lembut pipi Alvaro, wajahnya didekatkan, Afa mengecup sayang bibir Alvaro lalu mengangkat tangannya untuk mengusap ujung rambut prianya yang sedang tidak mujur ini.
"Hm.. Yaudah. Jangan lupa belajar ya sayang, aku langsung pulang ya, gak mampir" Afa mengangguk dan mencium pipi kiri Alvaro. Lalu ia keluar dari mobil.
*****
Kaki berjalan di koridor sekolah, sepasang earphone terpasang ditelinga.
"Ikut saya!!" Pak Joko menarik kerah Rendy kasar dan menyeretnya menuju ruang guru.
Brakk!! Bahu didorong kasar dihadapan para guru, hingga pinggang Rendy mendorong meja yang tak bersalah.
"Kamu menyebabkan banyak masalah dan sekarang membual hal yang tak berguna, apalagi mau kamu ha?!" Semua guru diruangan kaget
"Huh" Rendy menghembuskan napas berat
"Sungguh bukan saya pak yang merusak pintu ruangan bapak dan sa—"
"Apa?!! Kamu mau bilang kalau kamu tak bersalah?" Rendy mengangguk mantap.
"Sedang apa kamu kemarin hari minggu dipagi buta?" Tanya Pak Joko mengintrogasi
"Kemarin minggu?" Rendy menatap bingung Pak Joko.
"Sehari sebelum ujian akhir!! Kemarin!!" Pak Joko muntab membentak Rendy. Nafasnya dihembuskan, mencoba untuk sabar, Pak Joko duduk dan mencoba berbicara baik-baik
"Jam 6 pagi dihari minggu?" Pak Joko berusaha memojokkan Rendy
"tentu saya masih tidur"
"Dasar anak nakal. Kamera pengintai nyiduk kamu, saya punya bukti yang tidak bisa kamu sangkal" Pak Joko memperlihatkan rekaman CCTV Rendy pada hari minggu di ruangan informasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORE [21+] Re-Upload
RomanceAlvaro Gianluigi, seorang siswa SMA yang dunia tau ia adalah siswa yang pandai, polos, dan atletis. Tetapi orang terdekatnya berkala lain. Sisi Alvaro sebenarnya adalah maniak terhadap hal-hal berbau s3x, termasuk menonton video dewasa dan menyelesa...