9. S1 - Ruang Pojok

162K 2.5K 22
                                    

Suara riuh terdengar dari belakang gedung sekolah. Terdapat sekitar 15 pria melakukan streaching untuk memulai aktivitas yang menyehatkan. Satu dari mereka merasah resah karena filter kolam renang sudah mulai rusak, belum lagi keramik kolam sudah mulai pecah yang dikhawatirkan akan memakan korban kaki lecet.

Alvaro adalah senior yang sangat di kagumi di klub renang, sudah 2 tahun terakhir ini ia menjadi penanggung jawab dari ekskul tersebut. Kali ini Alvaro mondar mandir dengan mengutak ngatik ponsel pintarnya, ia mencari referensi toko terbaik yang menjual filter serta menelpon bagian fasilitator untuk membenahi kramik yang sudah retak.

"Oke, sekarang bantuin gue bikin anggaran dana terkait kekurangan kita selama setahun terakhir." kata Alvaro dengan mengeluarkan laptopnya.

Alvaro mengajak Rendy untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas timnya. Ia berharap setelah ia lulus ada generasi selanjutnya yang bisa dibanggakan.

Rendy menarik paksa tas ranselnya di tangan Bintang bermaksud mengambil laptop di dalamnya, tetapi harapannya salah, ia melotot tajam tapi Bintang tak menghiraukannya.

"Balikin tas gue kudanil!" teriak Rendy.

"Bakalan gue buka tas abang dan gue bongkar file di laptopnya, pasti banyak video bokep, ntar gue laporin lu ke kak Ghina" teriak Bintang dari kejauhan sambil menenteng tas ransel coklat milik Rendy, bahkan ia berlari memutari kolam persegi panjang yang lumayan besar.

"Cowok mulutnya lemes banget." Randy kali ini khawatir pada nasibnya, pasalnya Bintang adalah adik dari Ghina, pacarnya alias calon tunangannya.

Dengan jari telunjuk yang menggaruk telinga dalamnya, Randy merasa di bodohi lagi kali ini.

Jujur, Alvaro risih melihat kedua jantan saling mengejek tidak ada ujungnya.

"Berantem mulu kakak adek. Ren lo ambil template proposal di ruangannya Pak Joko gih." tidak peduli dengan keadaan Rendy dan Bintang yang sudah dianggapnya biasa, Alvaro tetap fokus pada laptop dan mengetik lihai dengan jari-jarinya.

"Oke siap, dari pada lama-lama disini yang ada gue darah tinggi." kata Rendy mengusap pellipisnya.

Rendy keluar dari kolam indoor dan berjalan menyusuri koridor, mencari ruangan Pak Joko yang berada dipojok.

Sesampainya didepan ruangan, Rendy mendengar suara tangisan perempuan di dalam ruangan Pak Joko. Kesannya bukan tangisan sedih, tetapi lebih ke rintihan penuh duka didalamnya.

Nyali menciut. Randy khawatir. Ia berkeringat dingin. Banyak rumor yang beredar di ruangan Pak Joko paling pojok adalah tempat angker.

Ting...

Ponsel Randy berbunyi. dengan gemetar ia membuka pesan.

Alvaro

(Read: 13:18 AM) Cepetan atuh Ren..

Ternyata dari Alvaro. Kalau saja ia pergi putar balik dan mengadu dengan alasan yang kurang logis pasti Alvaro bakal marah besar mengingat ini menyangkut klub renangnya. 

Rendy merapatkan kedua tumitnya, menggigit bibir bawahnya ke dalam dan kedap kedip berpikir apakah ia harus maju atau mundur. Sekelibat wajah marah Alvaro membayangi, dan akhirnya Rendy memutuskan untuk maju.

Rendy mendekati pintu ruangan Pak Joko, suara tangisan terdengar begitu jelas. Ia memberanikan diri memegang gagang pintu dan membukanya.

Ceklek...

"Astaga!" 

Rendy menutup mulut dengan tangan kanannya. Kaget. Tapi ini bukan kejutan.

Ia melihat Afa berada di bawah tubuh besar Pak Joko. Tidak ada helai kain lagi di tubuh bagian atasnya. Payudara dan putingnya kemerahan terlihat jelas didepan mata. Banyak tanda merah dan cakaran ditubuh Afa.

AMORE [21+] Re-UploadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang