Hari ini kelas Alvaro pergi ke laboratorium untuk membedah kadaver (mayat), sebenarnya ini adalah hal yang biasa bagi Afa dan Alvaro, bahkan mereka sangat antusias.
Praktek laboratorium hari ini dibagi beberapa kelompok, hal yang disayangkan terjadi ketika Afa mengetahui tidak satu kelompok dengan suaminya.
Mata kuliah ini membutuhkan tingkat fokus yang tinggi, tapi fokus Alvaro buyar dan berujung kesal dengan kelakuan Chesa yang menjahit ujung jas lab nya dengan kaki mayat yang baunya sudah membusuk.
"Lu bisa diem gak sih, usil banget. Perhatiin tuh!" Alvaro mengangkat tangan kanannya seolah ingin melayangkan pukulan.
"Copot gak! Lepas itu benangnya!" Sedangkan Chesa hanya tertawa dan perlahan memotong benang di jas putih Alvaro.
Brakk ...
Suara kelompok sebelah mendominasi ruangan, sepertinya ada sesuatu yang jatuh di belakang.
"Bu, Clafandra pingsan!" Teriak Bani teman satu kelas Afa dan Alvaro. Alvaro dengan secepat kilat menoleh dan berlari mendekat.
"Kenapa? Dia gak sanggup?" Tanya Alvaro.
"Gak tau, perasaan mayatnya belum busuk." Kata Bani.
"Sakit kali Al, angkat aja ke matras. Ato gue aja yang ngangkat?" Tawar Bani.
"Dih, ngaco lu." Alvaro mengangkat tubuh Afa ke matras kosong di ruangan laboratorium sebelah lalu segera ia menutup pintu.
Dosen melanjutkan perkuliahan. Semua sudah mengetahui fakta bahwa Afa dan Alvaro telah menikah. Sehingga dosen mengijinkan Alvaro menemani istrinya.
Alvaro memegang pipi istrinya yang mulai membuka mata.
"Kamu sakit?" Afa menggeleng.
"Aku mual. Tapi gak bisa muntah. Kayaknya aku kecapekan." Afa ingin bangun dari tidurnya tetapi di tahan oleh Alvaro.
"Udah tiduran sini aja."
"Aku mau lanjut kuliah Alvaro. Ntar nilai turun kalo gak ikut kuliah. Kamu juga, awas ya kalo ipk turun. Udah ayo balik." Omel Afa.
"Apaan sih. Udah ilangin sifat ambis kamu. Kamu sakit. Kesehatannya dijaga." Ucap Alvaro penuh penekanan.
"Ya tapi Alvaro, ini tuh penting." Kata Afa memaksa untuk turun dari matras.
"Kagak ada. Kamu yang lebih penting. Muka kamu pucet sayang, kali ini harus nurut sama suami biar masuk surga." Afa kembali tidur sedangkan Alvaro memijit kaki Afa pelan.
"Dulu waktu SMA, pernah aku sakit di uks kamu temenin. Sampe kamu gak nyadar kalo duduknya bikin mata aku jelalatan."
"Trus, aku suruh kamu deketan dan kamu nurut. Begonya pas tangan aku masuk rok kamu, kamu gak protes haha." Alvaro tertawa sedangkan Afa sudah mendelik menatap Alvaro.
"Udah diem, tadi katanya biar aku istirahat!" Sebenarnya Afa malu jika Alvaro mengungkit cerita lalu, mengingat masa lalu membuat Afa merasa bahwa dirinya dulu murahan sekali.
"Sayang aku boleh gak nanya sama kamu?" Tanya Afa. Alvaro mengangguk lalu ia mendekat ke depan wajah Afa.
"Kamu beberapa hari yang lalu kenapa kok ditampar sama papa?" Alvaro tertegun, ia menghembuskan nafas berat.
"Masalah usaha. Aku kayaknya gagal bisnis." Kata Alvaro dengan kepala tertunduk.
"Maaf aku gak bisa penuhin kebutuhan pokok kamu secara lengkap. Gak bisa beliin make up kamu."
"Ih kamu ngomong apa sih. Enggak lah. Gapapa. Gak apa, namanya hidup pasti ada nik turunnya."
"Iya aku coba pelan-pelan cari rejeki yang lain." Alvaro mengusap kepala istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORE [21+] Re-Upload
RomantizmAlvaro Gianluigi, seorang siswa SMA yang dunia tau ia adalah siswa yang pandai, polos, dan atletis. Tetapi orang terdekatnya berkala lain. Sisi Alvaro sebenarnya adalah maniak terhadap hal-hal berbau s3x, termasuk menonton video dewasa dan menyelesa...