*****
Seorang siswi dengan bedge bertuliskan Clafandra Altezza duduk di depan seorang pria paruh baya yang sedang makan lahap di meja kantor polisi.
"Papa kurusan sekarang." Kata Afa dengan raut pura-pura kesal.
"Ya gimana lagi Fa, ga ada yang jualan geprek disini. Mama kamu kesini ya cuma bawain sayur kelor." Kata ayah Afa sembari menyendok nasi padang di depannya.
Keduanya diam, berpikir mencari topik yang cocok dibahas antara anak dan ayah yang terpisah selama bertahun-tahun.
"Sekolahmu gimana?"tanya ayah Afa.
Afa tidak kaget sama sekali perihal ayahnya bertanya terkait pendidikan. Toh ini harusnya juga bagian tanggung jawabnya sebagai seorang ayah untuk menyekolahkan anaknya.
"Baik." Afa mengangguk mantap. Meski sebenarnya banyak hal yang ingin ia sampaikan, tapi ia tak sampai hati memikirkan kondisi ayahnya yang semakin kurus di penjara. Afa yakin, ayahnya benar-benar tak baik-baik saja. Yah, orang mana yang bahagia, sukarela masuk penjara.
"Eh Fa, kayaknya warung geprek bapaknya Alvaro buka cabang di sebelah rumah sakit deh. Coba besok-besok kalau kesini beliin ya. Tapi jangan bilang mama kamu." Kata papa Afa dengan sedikit senyuman yang merekah.
Maklum, disini gak pernah makan enak.
Afa sedikit terharu melihat ayahnya yang sebenarnya rapuh tapi tetap mencoba seakan-akan jiwanya masih utuh.
"Huum." angguk Afa.
Setelah berbincang-bincang cukup lama mengenai hari-hari dan sekolahnya, Afa kembali pulang ke apartemen dengan menaiki bus. Kedua mata mulai terpejam, kepala bersandar di jendela bus, ditemani dengan alunan lagu yang mengalun melewati earphone wirelessnya.
Ting!
Bus berhenti di depan halte, Afa turun dengan langkah malas berjalan menuju apartemennya. Sesampai di depan gedung, Afa melihat sosok yang tidak asing.
"Astaga! Alvaro! Maaf ... Sumpah, tadi aku lupa kalo sepulang sekolah kita janjian mau belajar bareng." Sedih Afa sambil menunjukkan wajah yang sedikit bersalah.
"Ah, gapapa kok Fa, aku juga abis main sama anak renang dulu tadi hehe." kata Al dengan menggaruk tengkuknya.
"Kok kamu gak bilang aku sih!" bentak Afa.
"H-hah gimana maksudnya? ..." gugup Al. Sedikit salting sih ketika Afa menunjukkan sifatnya yang seketika berubah.
"Ishh." Afa berjinjit memegang kening Alvaro.
Hembusan nafas dengan aroma mint menerpa wajah Alvaro, mereka sangat dekat. Bibir merah Afa terlihat di depan mata membuat Alvaro membasahi bibir bawahnya kilas.
"Fa ... Diliatin orang tuh. Diterusin di dalem aja yuk mesraannya." goda Alvaro.
"Ih ... Mesra apaan. Orang gue liat lo masih demam apa kagak. Karena lo ... Katanya ... Em ... ta-tadi abis renang. Gimana sih." Afa gugup, bahasa dan intonasi bicaranya berubah. Afa lalu mengajak Alvaro memasuki apartemennya.
Imut banget.
"Eh, apaan sih Al." batin Alvaro lagi.
"Duduk dulu Al, mau minum apa? Kopi, teh, atau es jeruk?" tawar Afa.
"Es jeruk aja Fa." Jawab Al.
"Eh, tapi lupa jeruknya belum beli."
"Hm ... Yaudah teh aja Fa."
"Eh ... Tapi gulanya abis."
"Ya udah kopi aja gapapa Fa."
"Lah, kan tadi gulanya abis."
KAMU SEDANG MEMBACA
AMORE [21+] Re-Upload
RomanceAlvaro Gianluigi, seorang siswa SMA yang dunia tau ia adalah siswa yang pandai, polos, dan atletis. Tetapi orang terdekatnya berkala lain. Sisi Alvaro sebenarnya adalah maniak terhadap hal-hal berbau s3x, termasuk menonton video dewasa dan menyelesa...