32. S1 - Chapter 32

55.2K 1.3K 111
                                    

"Uh ... Shit ... Shh ... Ah ... Hhh." tangan Alvaro lihai mengocok asetnya. Sudah lama kebiasaan ini tidak dilakukan Alvaro sejak pertikaiannya dengan Afa beberapa bulan lalu, ditambah kegiatan kampus yang semakin padat.

Hari ini Alvaro menyelesaikan pertandingan renangnya. Apa yang didapat kali ini adalah kebahagiaan. Sore ini ia mendapatkan skor tertinggi pada kejuaraan renang, ditambah lagi hadiah dari Rendy, yaitu link video bokep terbaru membuat Alvaro terheran-heran hingga membuatnya penasaran apa istimewanya dari video tersebut.

"Gilah ... Ini versi cosplay ... Ah, Shhh ... Uhh...." Alvaro mendongak sembari tangannya naik turun berusaha mencapai tujuannya tapi tak kunjung sampai juga. Begitu juga matanya yang tak lepas dari layar laptop di meja belajar, dengan ditemani earphone volume up, membuat nafsu Alvaro naik berkali-kali lipat. Bahkan suara kecipak antara tangan dan penisnya yang cukup laknat tidak terdengar oleh telinga Alvaro sangking kerasnya volume dari earphone tersebut.

Sedangkan disisi lain, seseorang melangkahkan kakinya dengan mantap menuju pintu apartemen yang tertutup. Bel ditekan berkali-kali tapi tak kunjung mendapat atensi. Tidak sopan juga jika ia sembarangan masuk. Maka ia memutuskan untuk menelfon pemilik rumah.

Tutt ... Tutt ...

Bunyi deringan telefon terdengar dari luar. Dugaan orang ini tidak salah lagi bahwa si pemilik rumah ada di dalam.

Ta-tapi ... Kenapa?

Alvaro pingsan kah?

Sakitnya kambuh?

Berbagai pikiran menghampiri, ia tidak ingin makhluk labil ini jatuh sakit lagi.

Yah ... Dengan sangat terpaksa, tangannya terangkat meraih angka-angka di gagang pintu. Saat pintu terbuka, yang didapat adalah ruangan yang sepi.

"Al ... Alvaro ...." tidak ada jawaban. Merinding. Tapi ia membutuhkan sosok yang dicarinya.

Kaki memutar menuju pintu kamar yang tertutup, dibukanya pintu tersebut dengan kasar. Bukan maksud apa-apa. Hanya saja khawatir kenapa pintu dikunci tapi keadaan rumah sangat sepi, serta pikirannya semakin bercabang-cabang menuju arah yang lebih ekstrim, seperti bunuh diri misalnya. Ah, tapi nasibnya kali ini beruntung, pintunya tidak dikunci.

Braakk!

Penghuninya berjingkat kaget dan menoleh.

"Faaakkkk! Gak sopan banget lu Ren!" Alvaro segera berdiri dan buru-buru menaikkan celana boxernya.

"Hah, pantesan dipanggilin kagak nyahut." Alvaro mendelik kesal. Hampir saja sampai, tapi tiba-tiba di gagalkan oleh tingkah sahabatnya yang keterlaluan.

"Masih ngaceng tuh, selesain dulu." lanjut Rendy.

"Kampret lo. Apaan sih. Buruan." tanya Alvaro. Bagaikan maling yang keciduk warga, Rendy tertawa melihat sikap Alvaro yang gelagapan.

"Ada kondom gak?" Alvaro mendelik kaget.

"Lo pikir gue kasir indomaret?! Gak ada. Jan ngadi-ngadi lo. Udah pergi sana. Masa' mau ngeue kondom aja minta. Sono ah pergi."

"Pergi." Alvaro mendorong tubuh Rendy paksa ke arah pintu keluar.

"Pelit lo." Rendy cemberut, tapi berakhir disusul tawa.

"GAK ADA. GUE GAK MAIN GITUAN!" bentak Alvaro kesal. Bukannya takut Rendy malah menggoda sahabatnya.

"Video tadi kan? seru gak? gimana? udah muncrat berapa kali?" bisik Rendy.

"PULANG SONO!" Rendy memutuskan untuk mundur disertai tawa. Baru saja beberapa langkah menjauh dari pintu apartemen Alvaro tiba-tiba ...

"Eh Ren." panggil Alvaro dengan suara yang sedikit keras.

AMORE [21+] Re-UploadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang