[PART 19]

33.5K 2.4K 497
                                    

PERHATIAN!!!
CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+

Happy reading☺

Happy reading☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👁👁

Jihan memperhatikan dengan seksama kamar Darga yang ia tempati. Ya, kamar yang menjadi saksi saat pertama kali mahkotanya di renggut paksa pada saat itu.

Tidak ada yang menarik, kamar Darga terbilang simpel dan maskulin. Tak terlalu banyak barang-barang yang memenuhi kamar itu, Jihan hanya melihat beberapa bingkai foto yang terpajang diatas lemari kecil.

Foto-foto Darga saat masih kecil bersama seorang wanita cantik yang ia perkirakan adalah Maminya, bibir Jihan ikut tersenyum saat melihat keceriaan dari raut sosok kecil tersebut. Namun yang ia herankan, bentuk fisik Darga saat masih kecil agak berbeda.

Di foto itu, Darga berbadan gemuk dengan perut yang buncit tengah memegang bola dengan bahu yang dirangkul oleh ibunya, astaga, apakah ini salah satu aib si brengsek itu?

"Ckck, jelek banget dia pas bocah." kekehnya dengan puas. Ah, lain kali Jihan akan memotret foto itu dan menjadikannya bahan ancaman untuk Darga. Tapi pertanyaannya, apakah itu mempan? Ntahlah!

Jihan melirik bingkai foto yang lain, dan tak jauh dari foto sebelumnya, Darga hanya berdua dengan ibunya membuat Jihan sediikit heran, "dia ngga pernah foto sama Uncle?"

Jihan menggedikan bahunya, mungkin benar, hubungan ayah dan anak itu sudah tak harmonis sejak lama.

Langkah Jihan bergeser dan berhenti saat matanya terpaku pada sebuah foto.

Foto usang bahkan bisa dibilang sedikit lecek,  dibingkai rapi dan terletak di dekat jejeran foto yang lainnya.

Foto seorang gadis kecil yang tengah tersenyum lebar dengan rambut yang dikucir dua dan berpakaian merah putih--seperti seragam sekolah dasar.

Tunggu, mengapa sosok gadis kecil didalam foto itu tak asing dikepala Jihan?

"Sshhh..." Jihan memegang kepalanya yang berdenyut, sakit kepalanya kembali kambuh. Sialan! Ingin rasanya Jihan embenturkan kepalanya sendiri saat rasa sakit itu kembali menderanya tanpa permisi.

Cklek.

"Kenapa?" pertanyaan dari suara berat itu membuat kepala Jihan menoleh, dimana ia melihat Darga tengah melepas jaketnya berjalan menghampiri Jihan.

Jihan mengatur napas sesaat agar rasa sakit kepalanya sedikit mereda, cukup berhasil, hingga jari telunjuk Jihan mengarah ke foto gadis kecil itu, "dia adik kamu, Ga?"

DARGA : JERK DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang