[PART 49]

27.6K 2.3K 1.1K
                                    

PERHATIAN!!!CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PERHATIAN!!!
CERITA INI BANYAK MENGANDUNG KATA-KATA KASAR DAN ADEGAN DEWASA 18+

Happy reading

👁👁

"Mama, ini aku, Jihan." Jihan sedikit kesulitan saat hendak berjongkok untuk berhadapan dengan Ivona yang tengah duduk di tepi ranjang rumah sakit. Jihan meminta Darga untuk memberinya waktu mengobrol bersama sang Mama. Darga setuju, asalkan pintu ruangan tak ditutup sepenuhnya, untuk berjaga-jaga kalau Ivona tiba-tiba mengamuk.

Jihan menatap wajah wanita yang sudah merawat dan membesarkannya selama ini. Wanita yang begitu tulus menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri.

Dan kini, hidup wanita yang dipanggilnya 'Mama' itu dibuat hancur oleh Papanya sendiri.

Jihan menggenggam tangan Ivona dan mencium punggung tangannya berulang kali, "maafin aku Ma, maaf." ucap Jihan dengan nada lirih.

"Maaf aku baru bisa dateng sekarang, Ma. Maaf karena aku baru bisa jenguk Mama di hari ini."

Lagi-lagi, hanya tatapan kosong nan putus asa yang Jihan tangkap di kedua sorot mata Ivona. Sorot mata yang dulunya selalu berbinar cerah saat mereka mengobrol dan bercerita tentang banyak hal, kini sudah redup.

"Apa yang lagi Mama rasain sekarang?Mama bisa cerita sama aku. Mama bisa berbagi rasa sakit Mama ke aku, Ma. Jangan disimpen sendirian. Jangan tahan semuanya sendirian. Aku bakal dengerin Mama disini. Sebanyak apapun waktu yang Mama butuhin, aku bakal temenin Mama disini."

Jihan sedikit meringis karena pinggangnya terasa pegal, jadi ia memutuskan untuk duduk disamping Ivona, "pasti hari-hari kemarin terasa berat ya buat Mama? Karena Mama harus nanggung semuanya sendirian. Maafin aku ya Ma, aku ngga bisa ngelakuin apapun, untuk bikin Mama bisa ngerasa baik-baik aja."

Jihan meraih salah satu tangan Ivona dan meletakan tangan itu diatas perutnya, "cucu Mama sebentar lagi lahir. Mungkin ngga nyampe sebulan lagi dia udah bisa digendong. Mama mau kan gendong cucu pertama Mama ini? Mama cuma satu-satunya nenek yang dia punya. Pasti dia bahagia banget kalo neneknya mau gendong dia."

Tangan Ivona yang berada di perut Jihan sedikit bergetar, kepala wanita itu perlahan menoleh dan menatap perut buncit Jihan yang kini sudah semakin besar.

Jihan tersenyum haru, setidaknya kali ini respon sang Mama ada kemajuan, "aku butuh Mama. Mama mau kan ikut aku? Kita pulang ya, kerumah. Aku sama Darga yang akan ngerawat Mama dirumah kami. Mama mau ya?"

Saat mata mereka bersitatap, Jihan melihat kedua bola mata Mamanya memerah seperti menahan tangis.

"M-mama ... n-nggak ... gila," ucapnya dengan nada yang terbata-bata dan teramat pelan seperti bisikan.

DARGA : JERK DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang