Aletha menyesal karena telah berinisiatif membasuh pakaiannya yang bernoda beberapa menit yang lalu. Bukannya hilang, justru pakaiannya jadi basah semua.
Masih dengan sepotong pakaiannya yang menyelimuti dirinya dengan wangi maskulin bercampur manis yang tipis, ia berjalan menyusuri sembarang tempat. Ke manapun asal ada cahaya matahari agar bajunya kembali kering. Syukurlah ia masih memakai kemeja milik Jaemin. Setidaknya kulitnya tidak akan ikut gosong sebab tersengat sinar terik itu.
Ia tidak sendiri. Ia berjalan beriringan dengan Felix sejak beberapa saat yang lalu. Laki-laki itu sibuk menanyakan ini dan itu pada Aletha. Gadis itu dengan senang hati menjawab. Ia jadi bisa meluapkan emosinya.
"Terus ini kemejanya Jaemin?" Aletha hanya mengangguk tanpa menampik pandangannya yang menatap lurus ke depan. "Lo masih aja berurusan sama dia, Tha," timpal Felix tidak suka.
"Tadi cuma gak sengaja ketemu."
"Gak sengaja tapi kok terus-terusan?"
Aletha menoleh cepat, "dianya yang kayak gitu, Lix, nyari-nyari alesan buat ketemu mulu."
"Kan bisa nolak." Gadis itu refleks menghentikan langkah kakinya "Kenapa lo gak nolak?" Ulang Felix, mengubah kalimat pernyataannya barusan menjadi kalimat tanya.
Aletha memerjap kelopak matanya beberapa kali sebelum akhirnya menggeleng kikuk. "Gak tau, gak kepikiran."
"Cih, gak kepikiran," cibirnya sembari menampik pandangannya dari gadis itu lalu kembali mengambil langkah.
Aletha mendengus kasar sembari berjalan cepat, mengekor pada Felix. Namun, baru genap beberapa langkah, kakinya bergerak melambat sebab ponselnya tiba-tiba berdenting beberapa kali.
Jeon Heejin
[ Lo gak tau seberapa bencinya gue sama lo yang milih buat pergi tanpa peduli sama gue yang ditampar dan dijambak waktu di toilet SMP? Padahal lo mergokin gue disiksa berkali-kali tapi tetep aja, lo nggak ngelakuin apapun sama sekali ]
[ Lo gak pernah tau seberapa sakit dan capeknya di-bully selama sekolah kan? ]
[ Gue bodoh banget dulu pernah berharap lo nolongin gue. Padahal ternyata lo yang nuduh dan aduin gue kalo gue jalan sama pacar cewek itu, cewek yang kebetulan juga musuh lo waktu itu ]
[ Apa lo masih sama sekali gak inget? ]
.
Langkah kakinya lambat laun berhenti bersamaan dengan keningnya yang berkerut kala membaca isi pesan tersebut. Isi kepalanya sibuk bekerja, berusaha mencari jawaban karena ia tidak sepenuhnya mengerti dengan apa yang Jeon Heejin maksud.
Sampai akhirnya sekelibat memori terbesit di benaknya. Meski samar, ia kembali mengingat kejadian waktu ia sekolah menengah pertama dulu.
Ah, soal itu ternyata.
Merasa tidak mau disalahkan sebab merasa bukan dia yang salah, Aletha langsung membalas pesan tersebut dengan emosinya yang tertahan.
Jeon Heejin
[ Oh, jadi si cupu yang suka menel ke cowok orang itu lo? ]
[ Gue emang pernah ngeliat lo jalan di mall sambil gandengan sama tuh cowok kok ]
[ Bahkan lo juga kayak cewek gatel soalnya nempel-nempel mulu ]
[ Gue ngaduin lo atas fakta, bukan tuduhan ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Hold] Sweet Revenge
Fanfiction"Demi Macbook? Lo jadiin gue bahan taruhan demi Macbook?!" Wajar kan kalo Jaemin marah? ©Scarletarius, 2020