Seorang gadis berwajah oriental, dengan bola mata kecokelatan, bertubuh tinggi, dan memiliki bentuk tubuh yang proposial. Aletha, satu dari beberapa makhluk cantik yang ada di kampus yang selalu dielu-elukan oleh kaum laki-laki. Selain parasnya yang rupawan, aura yang menguar dari sekeliling gadis itu membuatnya semakin menarik.
Tapi tidak begitu bagi Felix. Ia sudah mengenal Aletha sejak SMP. Meski tak satu SMA, tapi mereka kembali dekat bahkan semakin akrab sewaktu masuk kuliah. Kelakuan teman dekatnya itu tidak secantik parasnya. Felix tahu betul luar dan dal—eh? Maksudnya, baik dan buruknya gadis itu.
Seperti saat ini, mereka memang sering kali berjalan beriringan menyusuri koridor kampus. Pertanyaan 'kalian pacaran ya?' sudah jadi makanan sehari-hari bagi mereka berdua, bahkan telinga mereka sudah bosan mendengar kalimat itu.
Padahal Felix sudah punya pacar, gadis dari universitas lain. Bayangkan saja kalau gadis itu tahu jika kekasihnya sering dijodoh-jodohkan oleh warga kampus dengan teman dekatnya sendiri—untung saja tidak tahu.
Kalau Aletha, dia masih jomblo, makanya santai saja kalau dijodoh-jodohkan dengan Felix. Bukannya mengelak, justru ia akan bertingkah semakin jadi. Mengikuti Felix kemanapun laki-laki itu pergi, menggandengnya, memanggilnya dengan sebutan sayang—pokoknya malah bersikap seolah mengiyakan pertanyaan warga kampus.
Aletha memang begitu, suka mempermainkan orang lain.
"Lo tau gak, Chenle kelasnya selesai jam berapa?" Tanya gadis itu pada laki-laki di sebelahnya.
Felix menoleh lalu mencibir, "pasti lagi ada maunya."
"Tau aja kamu, beb."
"Tha, plis lah, jangan panggil gue kayak gitu," ujar Felix tak suka.
"Kenapa sih, yang?" Kata gadis itu sembari memeluk lengan Felix dengan erat.
"Tha, gak lucu, sumpah!" Kesal Felix tertahan. Ia melepas paksa tangan yang memeluk lengannya dengan erat.
Aletha mendecih, "biasanya juga lo biasa aja. Kenapa galak banget sih?"
"Temennya cewek gue ada yang kuliah di sini juga. Gak enak kalo dia ngeliat terus cerita yang enggak-enggak," ujar Felix menjelaskan sembari memberi sedikit jarak diantara mereka berdua. "Soalnya cewek gue gak suka kalo gue deket sama cewek lain," timpal Felix lagi.
Aletha mendecih. "Cewek lo posesif, putusin aja," ujarnya enteng.
Felix yang tadinya sudah mengalihkan pandangannya ke sembarang arah, kini refleks kembali menoleh dengan mata terbelangak.
"Gila lo!" Cecarnya pada gadis itu.
"Lix, denger ya. Apa enaknya sih pacaran sama orang posesif? Mau ini gak bisa, mau itu gak bisa. Mau ini diatur, mau itu diatur. Mending lo—"
"Ssth, diem! Gak usah ikut campur urusan orang!" Sungut Felix, memutus kalimat Aletha yang belum bertemu titik. "Mending lo cari pacar, biar gak sibuk ngatur-ngatur gue!" Sambung Felix lagi, masih kesal.
"Lo pikir selama ini gue gak berusaha buat memutus kutukan jomblo yang gue sandang?!"
"Usaha apa? Orang tiap hari lo—"
"Gue tuh lagi nunggu!" Potong Aletha.
Perlahan, kening Felix mulai berkerut. "Nunggu apa?" Tanya laki-laki itu penasaran.
Aletha mengulum bibir, menyungging senyum penuh arti kemudian berkata, "nunggu di-notice Jaemin."
Felix mendecih lalu tertawa remeh, "yang demen Jaemin tuh udah kayak kacang goreng, Tha. Gak mungkin lo ke-notice, nyerah aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Hold] Sweet Revenge
Fiksi Penggemar"Demi Macbook? Lo jadiin gue bahan taruhan demi Macbook?!" Wajar kan kalo Jaemin marah? ©Scarletarius, 2020