maaf ya aku updatenya lama hehe
ohiya, btw tolong kasihtau aku ya kalau ada typo soalnya belum sempet aku cek dan buru-buru aku publish setelah selesai nulis
Enjoy....
Sembari menyandarkan punggungnya pada kursi penumpang, Aletha memandangi polesan cat pada kuku-kukunya selama beberapa menit tanpa henti, begitu kagum memandang jemarinya yang tampak cantik.
"Seneng banget deh bisa ngelakuin banyak hal yang udah lama gak aku lakuin sekaligus kayak gini. Ke salon, spa, manicure, shopping, wah puas banget!"
Apalagi gratis, hehe. Sambung gadis itu dalam hati.
"Mami juga senang, udah lama kita nggak having fun kayak gini," imbuh sang ibu seraya menoleh singkat, barang sedetik lalu kembali fokus menyetir.
Gadis berusia dua puluh itu memandang ibunya dengan senyum yang kian merekah selama beberapa detik sebelum akhirnya kembali memandangi kuku-kuku jemarinya.
Meski jarang sekali berjumpa, tiap kali bercengkerama pasti selalu mengasyikan dan tak pernah bisa membuat Aletha absen tersenyum. Ia bahagia, jauh lebih bahagia bertemu Mami-nya ketimbang tak sengaja berpapasan dengan Papi di dalam rumah.
Tiap saat pasti Aletha berpikir seperti ini,
"Mending gue gak usah pulang ke rumah sekalian. Lebih baik tinggal sama Mami. Belum lagi si om-om yang sekarang jadi Papa tiri gue itu jauh lebih kaya raya ketimbang Papi, hidup gue pasti bakal jauh lebih enak."
Meski sudah memikirkan itu berkali-kali juga sudah begitu yakin dengan rencananya, ia masih bingung harus bilang pada Mami dan 'Papa' dengan kalimat seperti apa. Dulu, saat wanita itu memutuskan untuk bercerai, ia yang keluar dari rumah. Ia juga tidak pernah mengurus hak asuh putrinya, sepenuhnya ia serahkan pada mantan suaminya itu—entah apa alasannya, Aletha masih tidak tahu.
Yang jelas, ia pikir Mami telah meninggalkannya bersama Papi. Pasti akan aneh jika gadis itu meminta izin untuk tinggal selamanya bersama keluarga kecil nan asing itu. Hal itu yang sejak kemarin memenuhi isi kepala Aletha.
"Papi kamu apa kabar, Al?"
Refleks, Aletha menoleh. Pertanyaan itu terlontar secara spontan dan tanpa aba-aba, membuat gadis itu mematung sejenak. Pupil matanya sedikit membesar sebab cukup terkejut dengan isi pertanyaannya.
"Hah?"
"Papi kamu sama istri barunya apa kabar?" Ulang wanita itu tanpa ragu.
"Jangan tanya aku, aku gak tau," jawab Aletha acuh tak acuh.
"Kalian kan tinggal satu rumah, masa enggak tau?" Ujarnya heran.
Aletha menghela napas pendek. "Mi, walaupun aku sama mereka tinggal di bawah atap yang sama, bukan berarti aku tau soal itu. Urusanku, ya urusanku. Urusan mereka, ya urusan mereka. Aku gak peduli dan gak ada niat buat ikut campur," jelas gadis itu panjang lebar.
Wanita karir itu menoleh ke arah putri tunggalnya sekilas lalu mendengus samar. "Masih belum berubah rupanya," gumamnya pelan pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[On Hold] Sweet Revenge
Fanfiction"Demi Macbook? Lo jadiin gue bahan taruhan demi Macbook?!" Wajar kan kalo Jaemin marah? ©Scarletarius, 2020