#06 Cie, Laptop Baru

490 73 12
                                    

Aletha membuka pintu kamarnya lalu membanting tubuhnya ke atas kasur tanpa menutup pintu dengan rapat kembali. Isi kepalanya sudah penuh, fokus pikirannya juga bercabang. Akal sehatnya sudah melayang entah ke mana sejak tadi.

"Ayo pacaran."

Dua penggal kata itu mampu membuat Aletha merasa berubah jadi gila. Saat kalimat itu masuk, menyeruak ke dalam lubang pendengarannya, Aletha pikir hari ini adalah hari sialnya. Ia harus memilih antara mengambil peluang dan keuntungan atau mempertahankan harga diri dan ego.

Ia semakin yakin jika dirinya sudah tidak waras sebab menyetujui kalimat Jaemin.

Aletha mengubah posisinya menjadi duduk. Ia mengacak rambutnya asal sembari geram rendah.

"Argh, mulut gue kenapa sih?!" Runtuknya sembari memukul mulutnya berkali-kali. "Tolol banget deh gue!" Timpalnya lagi kesal.

Tok! Tok!

Mendengar suara ketukan pintu, sontak Aletha menoleh. Ia dapat melihat ada sepasang mata yang mengintip dari celah pintu yang lambat laun terbuka makin lebar.

"Non Letha?" Ucap wanita paruh baya di ambang pintu tersebut.

"Kenapa, Bi?"

"Ini, ada paket buat non Letha."

Dahi Aletha menyerit, "saya gak habis belanja online Bi, salah kirim kali."

"Tapi non, ini tadi yang ngasih bukan kurir JNE. Lelaki, pakai pakaian hitam-hitam semua, dia bilang titipan dari bos-nya."

Aletha terhenyak sejenak. Ia mencoba mencerna tiap kata yang terucap dari bibir wanita tersebut. Hanya satu orang yang terlintas di kepalanya.

"Dari Papi?" Tanyanya memastikan.

"Kayaknya bukan, non."

Aletha sudah tidak bisa berpikir. Lantas, gadis itu langsung bangkit lalu berjalan menghampiri sosok yang masih setia berdiri di ambang pintu sembari menenteng sebuah paper bag, tampak jika terdapat sebuah kotak berwarna putih di dalamnya.

"Maaf sebelumnya, non. Tadi Bibi sempat ngintip sedikit buat mastiin kalo isinya bukan bom. Habis yang nganter serem," ujar wanita tersebut sembari menyodorkan apa yang ada di tangannya.

Tangan Aletha yang semula sudah terulur untuk mengambil benda tersebut mendadak terhenti.

"Terus isinya bukan bom kan, Bi?" Tanyanya was-was.

Wanita itu menggeleng kukuh, "bukan non."

Mendengar itu, Aletha semakin dibuat penasaran. Ia merampas paper bag tersebut dan langsung mengeluarkan kotak putih dari dalamnya. Melihat kotaknya saja Aletha sudah terkejut setengah mati. Tanpa menunggu barang sedetik, Aletha membuka kotak tersebut, memastikan.

"Wahh," gumam gadis itu, terpukau.

Hanya kata itu yang bisa keluar dari mulutnya. Ia terlalu terkejut karena sebuah Macbook berwarna rose gold ada di tangannya. Aletha terlalu terpesona sampai-sampai enggan berkedip. Ia tak ada henti-hentinya menatap benda tersebut dengan mulut menganga.

Drrrt... drrrt...

Saking fokusnya menatap benda cantik di tangannya, Aletha tidak menyadari jika ponselnya yang masih tergeletak di atas kasur mulai berdering.

"Non?"

Aletha mendongak kaku, "i-iya?"

"Itu, ada telfon."

"Oh?"

Gadis itu langsung berlari menuju ranjang. Ia meletakkan kotak tersebut di atas kasur dengan sangat hati-hati kemudian menyambar ponselnya.

[On Hold] Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang