#03 Gak Ada Akhlak

570 82 31
                                    

Dengan wajah ditekuk, Aletha berjalan melewati pintu utama rumahnya. Ia terus menggerutu sebab merasa kesal dengan kejadian beberapa jam yang lalu. Emosinya kian memuncak tiap kali memikirkan dan mengingat kembali interaksinya dengan Jaemin saat di kampus tadi. Aletha kesal bukan main. Ya, walaupun sekarang amarahnya sudah mulai mereda.

Ting!

Denting ponsel mengambil alih kesadarannya sejenak. Aletha mengangkat dan menatap layar benda yang sedari tadi ada di genggamannya itu. Ada sebuah pesan masuk, dan Aletha hanya membacanya melalui pop-up notifikasi.

Chenle: Jangan langsung nyerah, baru juga sehari.

Aletha mendecak sebal, "bisa gila, Le, gue lama-lama!"

Aletha buru-buru mengunci layar ponselnya lalu memasukan benda pipih itu ke dalam tote bag yang tersampir di bahu kirinya, setelahnya mendengus kasar. Pesan singkat dari Chenle berhasil membuat Aletha kembali mengingat kejadian tak mengenakan yang ia alami karena Jaemin saat di kampus tadi.








"Jaemin!"

Mendengar seruan itu, baik Jaemin maupun gadis yang ada di hadapan laki-laki itu langsung menoleh pada Aletha. Senyum merekah sebab tawa canda keduanya perlahan mulai luntur—terutama Jaemin, air mukanya langsung jadi kecut.

Tanpa menunggu lebih lama, Aletha dengan cepat bergerak mendekat. Senyum manis terus terpatri di wajahnya, bahkan sudut bibirnya terus naik. Walau sejujurnya Aletha muak pura-pura bersikap manis seperti ini, apalagi di hadapan Jaemin. Kalau bukan keadaan yang mendesaknya, wajah Jaemin pasti sudah habis ia cakar saking sebalnya.

"Oh? Hai, gue Aletha, lo siapa?" ujar gadis itu seraya mengulurkan tangannya pada seorang gadis di depannya.

Gadis itu tersenyum kikuk lalu menjabat tangan Aletha. "N-nara," jawabnya kaku.

Jadi ini yang namanya Nara. Cantik sih, tapi masih cantikan gue kemana-mana, oups! Aletha bergumam dalam hati.

"Lo siapanya Jaemin?" Tanya Aletha to the point, padahal ia sudah tahu pasti apa jawabannya.

Jaemin terbelangak, "elo yang siapa?! Dateng-dateng malah—"

"Ssth, belum waktunya lo ngomong," potong Aletha cepat. "Jadi... siapa?" Sambungnya lagi, mengulang pertanyaan sebelumnya pada Nara.

"Bukan siapa-siapa, cuma teman."

Mendengar jawaban itu, rasanya Aletha ingin tertawa keras-keras di depan wajah Jaemin. Sebelum mengambil langkah lebih jauh untuk menggapai tujuan utamanya, Aletha ingin sedikit bermain-main dengan Jaemin, mempermalukannya sebagai bentuk balas dendam. Ini belum seberapa, baru permulaan.

"Eum... kalo gitu aku duluan ya," pamit gadis itu pada Aletha, sopan. "Jaem, gue duluan, bye!" Sahutnya lagi sembari berjalan cepat, meninggalkan dua orang lawan bicaranya.

"Ra!"

Jaemin berseru, tapi gadis yang ia panggil itu hanya memutar tubuhnya sejenak sembari melempar senyum simpul dan lambaian tangan. Hanya dua detik, sampai akhirnya Jaemin hanya bisa melihat punggung Nara yang kian menjauh.

Jaemin hendak mengejarnya, namun Aletha dengan sigap menahan Jaemin. "Mau ke mana?" Tanya Aletha cepat.

Jaemin menepis tangan Aletha. "Bukan urusan lo!" Ujarnya ketus.

Laki-laki itu langsung bergegas. Kaki jenjangnya melangkah cepat, mengejar Nara. Aletha menghela napas, ia mencoba bersabar dengan kelakuan laki-laki itu. Setelah beberapa detik, Aletha memutuskan untuk mengekor pada Jaemin.

[On Hold] Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang