#29 Surprise

464 76 30
                                    

thankyou banget buat supportnya <lope ijo>

part ini lumayan panjang jadi bacanya pelan-pelan aja












Enjoy...





















Suara isak tangis memekak telinga Aletha sejak beberapa saat yang lalu. Suasana pilu di sekelilingnya tak membuatnya ikut terlarut dalam nuansa sedih. Aletha masih kosong hingga detik ini. Bahkan ia jadi satu-satunya orang yang berekspresi datar disepanjang prosesi pemakaman keluarganya sendiri.

Aletha terhanyut dalam pikirannya sendiri. Yang ada di kepalanya saat ini hanya 'bagaimana bisa?'. Sepenggal pertanyaan itu terus berputar di kepalanya sejak kemarin hingga detik ini.

Aletha melirik ke sekeliling. Mami, ibu kandungnya itu menangis keras hingga tubuhnya lemas. Untunglah ada sang suami yang menopang tubuhnya agar tidak tumbang.

Di seberangnya, ada nenek dan kakek Aletha yang merupakan orangtua kandung Papi. Keduanya juga tampak menangis sendu. Kedua orang itulah yang tampak paling terpukul.

Ah, wajah-wajah asing dari keluarga sang ibu tirinya juga. Mereka menangis seperti orang kesetanan.

Sedangkan yang lain, dari puluhan manusia yang mengelilinginya, semuanya hanya berpura-pura menangis. Hanya pura-pura merasa kehilangan. Pura-pura merasa terpukul.

Aletha muak melihat sekumpulan orang-orang munafik ini.

Aletha melepas kacamata hitamnya sebelum akhirnya berbalik, berniat menghilangkan dirinya dari kumpulan orang-orang yang ada di pemakaman. Namun, Jaemin yang sedari tadi ada di sebelahnya menahan tangan gadis itu.

"Mau ke mana?" Ujar Jaemin berbisik.

Aletha hanya menepis tangan laki-laki itu tanpa buka suara. Ia masih malas berbicara dengan siapapun hingga saat ini.

"Lo butuh sesuat-- hey?!"

Jaemin dibuat bingung karena Aletha tiba-tiba berjalan menerobos kerumunan orang di sekitarnya, berusaha keluar dari keramaian tanpa berbicara barang sepatah kata pun.

Sebab khawatir, Jaemin buru-buru mengekor pada gadis itu. Sesekali juga dirinya memanggil nama gadis itu.

Ya.. walaupun tak satupun dari seruannya digubris.

Aletha terus berjalan cepat. Entah, ia juga masih tidak tahu tujuannya ke mana. Ia hanya mengikuti dan membiarkan sepasang kakinya melangkah meski tanpa tujuan yang jelas. Ia hanya mau pergi dari kerumunan orang-orang yang sebagian besar tidak dikenalnya.

Sampai akhirnya ia berhenti melangkah saat di hadapannya muncul sosok laki-laki yang tampak tidak asing. Aletha memandang wajah pria itu, air mukanya sama sekali tidak bisa dibaca.

"Gue ikut berbelasungkawa ya," ujar laki-laki tinggi itu.

Aletha hanya berdehem tanpa minat.

"Gitu banget responnya," cibirnya lagi.

"Gak usah bercanda. Lo gak bisa baca situasi apa?" Desis Jaemin yang sudah ada di sebelah Aletha.

"Dih, kenapa jadi lo yang nyolot?"

"Ya habis, lo goblok. Gak bisa apa--"

"BERISIK!!" Ucap Aletha tiba-tiba, memutus kalimat Jaemin barusan.

Jaemin langsung menelan kembali kalimatnya yang sudah berada di ujung lidah. Sedangkan laki-laki yang juga tak asing bagi Jaemin itu, ia justru terkekeh pelan.

[On Hold] Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang