Bagian 35

1.4K 127 3
                                    

Selamat malam :D
Hari minggu lagi, waktunya resetten lagi :)
Selamat membaca :)

Taehyung tengah sibuk bergelung di kasur Jungkook bersama si pemilik kamar. Mereka tengah menunggu bunda yang sedang menyiapkan makan malam. Awalnya berniat untuk membantu, namun bunda melarang. Kalian ngobrol aja sana, nanti Jungkook cemberut kalo kalian malah bantuin. Begitulah kalimat bunda yang membuat wajah Jungkook memerah dan memanyunkan bibirnya.

Keduanya kini tengah menikmati keheningan mereka. Jungkook tengah bersandar pada dada Taehyung sementara tangannya mengajak tangan kanan Taehyung untuk bermain. Sementara tagan kiri Taehyung sibuk bermain dengan rambut halus Jungkook. Tidak lupa sesekali dikecupnya rambut yang menguarkan aroma stroberi itu.

Keduanya begitu bahagia karena akhirnya semua berakhir dengan indah. Mereka hanya berharap kedepannya tidak ada lagi kerikil dalam hubungan mereka. Sudah cukup beberapa tahun ini mereka menderita dengan perasaan masing-masing.

Jungkook juga sudah lelah dengan pikiran dengan pikiran negatif yang selalu ia alami setiap kali ia memikirkan tentang masa lalu mereka. Ya, mereka harus segera menatap masa depan. Mereka tidak bisa selamanya di masa lalu.

"Sayang, kakak mau tanya satu hal sama kamu." Jungkook langsung mendongakan kepalanya menatap Taehyung. Taehyung tidak menyiakan kesempatan itu dan segera memberi sebuah kecupan di bibir merah itu. "Apaan sih? Katanya mau ngomong, kok malah cium-cium."

Taehyung hanya tertawa mendengar gerutuan Jungkook. "Iya iya, maaf. Yaudah serius ini." Taehyung diam sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya. "Sayang, kamu pernah bayangin diri kamu 10 atau 20 tahun lagi?" Jungkook langsung mengernyitkan dahinya.

"20 tahun lagi? Aku umur 43 atau 44 dong. Tahun segitu mungkin udah punya keluarga sendiri. Entah masih kerja atau nggak. Kayaknya anakku juga udah gede umur segitu," ujar Jungkook sambil membayangkan masa depannya.

Tiba-tiba Taehyung menggenggam erat tangannya yang tadi memainkan tangan kanan Taehyung. Dan dirasakan adanya benda dingin yang memasuki jari manisnya sebelah kiri. Dan matanya langsung memandang cincin mungil bertahtakan berlian itu.

"Kak?" Jungkook langsung duduk dan memandang Taehyung dan lihat bagaimana pria itu memandangnya. Ia merasa jantungnya berdetak sangat kencang dan aliran darahnya mengalir sangat cepat. Jangan lupakan kaki dan tangannya yang sudah dingin.

Dan dirinya langsung ditarik pada pelukan lembut Taehyung. "Kakak harap di rencana masa depan kamu ada nama kakak. Dan mungkin nama anak kita nantinya." Taehyung menjeda kalimatnya sejenak sambil mengontrol detak jantungnya. Jangan kira dia tidak deg-degan.

"So, Jeon Jungkook. Will you marry me and spend the rest of your life with me? And maybe with our little kids?" Dan siapa Jungkook sampai bisa menolak sebuah lamaran semanis itu? Yang bisa ia lakukan hanya membenamkan wajahnya di pundak Taehyung dan mengangguk berkali-kali. Jangan lupakan air mata yang sudah membanjiri paras indahnya.

Taehyung mengulas sebuah senyum tampan mendapat jawaban itu. Ia lega. Sangat lega. Akhirnya terlihat juga garis finish hubungan ini. Egonya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Ia sudah tidak sabar memamerkan Jungkook pada dunia dan mengatakan bila pria manis di pelukannya ini adalah mutlak miliknya.

"Udah dong nangisnya. Nanti dikira bunda kita berantem lho," goda Taehyung sambil melonggarkan pelukannya. Dilihatnya bagaimana mata dan hidung itu memerah. Jangan lupa bibirnya yang semakin merah karena terus-terusan Jungkook gigit untuk menghentikan tangisnya.

Dan sebuah kecupan segera Taehyung larikan pada dahi Jungkook. Kecupan lembut nan hangat yang membuat siapapun yang melihatnya merasakan sebesar apa cinta pria itu untuk Jungkook. Dilanjut dengan kedua mata bening dengan bulu mata panjang nan lentiknya itu. Pipi dan hidung menjadi sasaran berikutnya. Dan ciuman itu berlabuh di bagian kesukaan Taehyung.

resettenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang