Bagian 29

1.5K 142 2
                                    

Taehyung masih memandang Jungkook dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia tidak mengerti kenapa Jungkook bisa berpikiran seperti itu. Dirinya paham bila kalimatnya tadi memang kurang tepat. Atau mungkin sangat salah. Tapi tidakkah Jungkook melihat ketulusan hatinya untuk memperbaiki hubungan mereka?

"Sayang kok kamu ngomongnya gitu? Bukan gitu maksud kakak. Kakak ambil cuti ini buat perbaiki hubungan kita. Kakak mau, selama seminggu ini hanya ada kamu dan kakak, tidak ada yang lain," ujar Taehyung sambil menatap mata Jungkook.

"Kak, jangan kayak gini dong. Kalo kakak sampai mengorbankan pekerjaan kakak buat aku, yang ada aku yang jadinya merasa bersalah," sahut Jungkook lirih.

"No sweetheart, no. Jangan pernah merasa begitu. Kakak bisa lakuin apa aja buat kamu. Pliss, kasih kakak satu kesempatan lagi. Kakak janji, kali ini akan serius sama tindakan kakak," Taehyung meremas tangan Jungkook sambil menatap Jungkook dengan sungguh-sungguh. Ia benar-benar serius dengan tekadnya.

Menghela nafas berat, akhirnya Jungkook mengangguk "Baiklah, kita coba ya. Kalo dalam seminggu ini kakak bisa yakinin aku, kita mulai lagi. Kalau ternyata aku masih ragu, maaf ya kak. Berarti kita emang udah gak bisa kayak dulu lagi."

"Iya Kook, kakak nggak pa pa kok. Kalo akhirnya nanti kakak nggak bisa yakinin kamu," Taehyung menelan ludah kasar sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Kakak akan mundur. Kakak nggak akan pernah ganggu kamu lagi. Kakak janji, akan bersikap profesional di kantor. Terima kasih ya udah mau ngasih kesempatan ke kakak," seulas senyum Taehyung berikan pada Jungkook. Ia sudah cukup bahagia karena Jungkook mau memberinya kesempatan kedua.

"Jadi, karena kakak udah disini. Mari kita makan dulu. Tadi lagi pada mau makan, kan?" Ajak Jungkook sambil menggenggam tangan Taehyung.

Taehyung hanya memandang ke arah tangannya dan Jungkook yang saling terkait. Ia menyukai sensasi tangan Jungkook yang pas berada di genggamanannya. Rasanya ia sedang menggenggam dunia saat ini dan Taehyung tidak ingin melepaskannya lagi. Tidak, ia tidak ingin jatuh lagi.

Jungkook juga merasakan ketika genggaman tangan Taehyung mengerat pada tangannya. Ia sedang berusaha meyakinkan dirinya sendiri. Perasaan apa yang sedang ia rasakan pada Taehyung. Apakah kasihan atau benar-benar cinta.

Keduanya kini telah berada di ruang makan rumah Jungkook. Suasana terasa sangat canggung karena orang tua maupun kakak Jungkook tidak mau menyinggung masalah tadi lagi. Mereka hanya takut bila Jungkook akan mengamuk lagi.

"Kalian pada kenapa sih? Kaku banget," celetuk Jungkook yang tidak nyaman dengan suasana mereka.

"Kamu nggak pa pa?" Tanya kak Wonwoo lirih yang langsung mendapat kernyitan dahi oleh Jungkook.

"Emangnya aku kenapa kak?" Tanya Jungkook balik.

"Yah, maksud kakak soal yang tadi pagi itu."

"Oohh, itu. Udah kok udah beres. Kami memutuskan untuk saling mencoba dulu. Entah berhasil atau tidak, yang penting dicoba dulu. Iya nggak kak?" Ujar Jungkook meminta persetujuan Taehyung.

"Iya, Jungkook ngasih aku kesempatan kedua. Dan aku harap, aku nggak sia-siain kesempatan ini lagi," ujar Taehyung sambil menatap Jungkook.

"Wah, bagus deh kalo gitu. Bunda sama ayah juga ikutan seneng dengernya. Iya kan yah?" Yang langsung diberi anggukan semangat oleh ayah.

"Yah, setidaknya nggak akan ada prahara rumah tangga kayak tadi lagi," goda Wonwoo yang mendapat rengekan dari Jungkook dan teguran dari bunda.

Siang hari dan kini Jungkook dan Taehyung sedang berbaring bersebelahan di kamar Jungkook. Udara di luar yang sangat panas membuat mereka enggan untuk bergerak.

"Kak, geseran dikit. Panas ini," keluh Jungkook yang terus-terusan dipeluk oleh Taehyung. Ya, ac kamarnya memang menyala. Tapi, pelukan di siang hari yang panas? Sepertinya itu ide buruk.

"Nggak, kakak pokoknya mau peluk kamu sampe puas. Kalo nantinya kakak nggak berhasil kan ini semua hanya tinggal kenangan."

Jungkook hanya diam mendengarkan jawaban Taehyung. Ya, Taehyung benar. Kalo nantinya ia tetap tidak luluh, maka semua ini hanya akan jadi kenangan semata.

"Kakak semangat dong. Jangan pesimis dulu. Aku juga berusaha buka hati buat kakak kok," elusan Jungkook berikan di rambut halus Taehyung.

Dan tak berapa lama, terdengar dengkuran halus yang berasal dari Taehyung. Rupanya ia terlalu menikmati elusan Jungkook di kepalanya hingga ia tertidur sangat pulas.

"Aku harap kakak bisa yakinin aku. Karena sejujurnya, aku juga ingin kita balik kayak dulu. Tapi sakit itu masih ada kak. Aku mohon, bantu aku buat sayang kakak lagi," bisik Jungkook lirih sebelum ikut terpejam bersama Taehyung.

Dan tak disangka, Taehyung mendengar kalimatnya. Ia hanya mengulas senyum kecil sambil mengeratkan pelukannya di tubuh Jungkook.

Pasti sayang. Kakak pastikan kakak sendirilah yang akan menghapus luka itu dari hati kamu. Dan menggantinya dengan sejuta kebahagiaan yang gak akan pernah kamu bayangkan, janji Taehyung dalam hati.

Gurat sinar senja di ufuk barat menjadi pembuka sore itu ketika Jungkook dan Taehyung terbangun dari tidur siang mereka. Sinar matahari sore masuk dari celah-celah jendela kamar Jungkook dan membuat kamar itu terlihat sangat indah.

Jungkook adalah orang pertama yang bangun. Dirasakannya pelukan Taehyung di pinggangnya masih seerat ketika mereka tidur tadi. Ia sedikit kesulitan untuk turun dari tempat tidur, hingga sebuah suara menginterupsinya.

"Mau kemana? Aku masih ngantuk nih," suara serak Taehyung menyapa pendengaran Jungkook.

"Sudah sore. Ayo bangun. Mandi dulu habis itu bantuin bunda masak buat makan malam," Jungkook berusaha membangunkan Taehyung.

"Kan masih sore. Masak makan malamnya bisa nanti aja."

"Mandi lah minimal. Nggak panas apa tidur pelukan terus?"

"Kalo sama kamu nggak lah," ujar Taehyung sambil mengerlingkan matanya menatap Jungkook.

Jungkook hanya memutar bola matanya, "Gombal. Ayo bangun," ujar Jungkook sambil berjalan keluar dari kamarnya.

Taehyung sendiri masih asik merebahkan tubuhnya di kasur Jungkook. Diambilnya ponsel yang terletak di nakas samping kasur dan pesan dari Seojoon lah yang pertama ia buka.

Tae, rencana kita berjalan lancar. Kasus korupsi itu bisa langsung diungkap begitu kamu masuk. Ini file yang udah berhasil aku kumpulkan serta siapa saja pelakunya. Oh ya, selamat liburan, begitulah isi pesan Seojoon beserta beberapa file dokumen dan excel yang ia lampirkan.

Taehyung sibuk mengamati dokumen yang dikirim oleh Seojoon. Seulas senyum miring ia tampilkan, merasa sangat puas dengan hasil kerja asistennya itu.

Dengan ini semuanya bisa lancar. Tunggu saja pembalasanku pak tua, batin Taehyung sambil terus melihat dokumen itu.

resettenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang