Bagian 40

1.3K 102 0
                                    

Pagi hari dan Jungkook telah bersiap untuk berangkat kerja. Ia tinggal menunggu Taehyung untuk menjemputnya. Tapi hingga waktu menunjukkan pukul tujuh tiga puluh pria itu masih belum terlihat di rumah Jungkook. Bahkan ponselnya tidak aktif dari tadi.

"Gimana? Masih belum bisa dihubungi?" Tanya bunda yang melihat Jungkook yang melamun menatap ponselnya.

Mendengar pertanyaan bunda, dirinya hanya menggeleng lemah. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kak Taehyung sangat sibuk sampai tidak bisa mengangkat teleponnya? Pikiran negatif berkecamuk di otak Jungkook.

"Kamu berangkat sama kakak aja sana. Siapa tahu Taehyung ada rapat pagi dan lupa nggak kasih kabar kamu." Jungkook hanya mengangguk pelan. Ia meraih tas kerja di sampingnya dan segera menuju ke mobil Wonwoo.

Setibanya mereka di kantor Jungkook, ia bergegas turun dari mobil dan masuk ke gedung besar itu. Dan entah perasaannya saja atau memang benar, sepanjang jalan menuju ke arah lift dan bahkan di dalam lift, pandangan mata semua orang tertuju padanya. Bahkan ia melihat ada dua orang gadis yang terang-terangan sambil menatapnya.

Begitu ia tiba di lantai tempat kerjanya, pintu lift terbuka. Dan ia tidak bisa untuk tidak terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini.

Lantai teratas perusahaan itu dihias dengan banyak sekali pita dan bunga. Jangan lupakan balon-balon yang juga turut membuat ruangan luas itu terlihat sangat manis. Dan yang paling menonjol dari semua itu adalah sebuah spanduk besar yang bertuliskan "Selamat Atas Pernikahannya".

Ia bisa melihat ada Lisa, Kak Seokjin, Mingyu dan kak Yoona; yang katanya ijin hari ini. Oh, dan jangan lupakan asisten setia Kim Taehyung; Park Seojoon yang berdiri disana tanpa ekspresi apapun.

"Kalian, tahu dari mana? Siapa yang cerita?" Tanya Jungkook yang masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Betapa ia sangat beruntung memiliki teman seperti mereka.

"Kita tahu dari kak Seokjin. Kalau kamu belum tahu, kakaknya Presdir itu tunangannya kak Seokjin. Tapi kenapa adeknya duluan yang nikah? Harusnya kak Seokjin duluan dong." Lisa mendapat cubitan sadis di pinggangnya oleh Seokjin.

"Dasar anak kecil," tukas Seokjin ketus yang hanya dibalas ringisan antara sakit dan takut oleh Lisa.

"Tapi, terima kasih sekali teman-teman. Aku sama sekali tidak menyangka akan dapat kejutan seperti ini. Ini ... sangat berarti buat aku," ujar Jungkook lirih dengan suaranya yang bergetar dan mata indahnya yang berkaca-kaca.

"Ah, Jungkook manis sekali. Nggak usah sama kita. Kita kan teman. Dan teman akan selalu ada saat senang dan sedih. Ayo peluk sini." Dan Jungkook langsung mendapatkan pelukan ala teletubbies dari teman-temannya.

Setelah pelukan dilepaskan, pandangan Jungkook langsung tertuju pada Seojoon yang hanya berdiri menyaksikan mereka.

"Dimana pak Taehyung?" Hanya itu yang ia tanyakan dan Seojoon langsung menunjuk ruangan milik direktur mereka.

"Udah, sana ke ruangan. Urusan disini biar kakak yang urus," ujar Yoona sambil mendorong halus punggung Jungkook.

Jungkook memandang teman-temannya sekilas sebelum berjalan menuju ruangan Taehyung. Diketuknya pintu ruangan itu dan segera mendapatkan jawaban dari dalam.

Begitu pintu dibuka, betapa terkejutnya ia karena keluarga Taehyung telah berada lengkap di dalam ruangan. Mereka semua mengenakan pakaian formal seperti akan ke kantor. Ada apa ini?

"Ah, Jungkook sudah tiba. Ayo kesini sayang. Ada yang perlu kita bicarakan." Seru bunda begitu melihat Jungkook yang berdiri di ambang pintu.

Jungkook yang tidak tau harus melakukan apa berjalan pelan dan duduk di sebelah bunda. Ia bisa melihat Taehyung bersama ayah dan kakaknya tengah terlibat dalam sebuah pembicaraan yang serius.

resettenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang