Bagian 42 (M)

2.1K 109 1
                                    

Hai hai, it's me again :D

Aku kembali dengan bagian yang kayaknya udah ditunggu semua orang ya :*)

So, tanpa berlama lagi, mari kita mulai ceritanya.

Ah, sedikit warning. 2,4k word with mature content.

So, bagi kalian yang merasa belum 17 tahun, aku mengharapkan kebijaksanaan kalian untuk tidak membacanya.

Buat yang mau baca, take your own risk.

Enjoy ♡

Tidak terasa 6 bulan telah berlalu setelah pernikahan Namjoon dan Seokjin. Keduanya kini tinggal di sebuah rumah yang telah dibeli Namjoon jauh sebelum mereka menikah. Ia memang sudah mempersiapkan rumah itu sebagai rumah yang akan digunakannya setelah menikahi Seokjin. 

Namjoon sendiri sekarang memegang perusahaan pusat. Perusahaan cabang yang dulu dipegangnya kini dipercayakan pada salah satu orang kepercayaan mereka. Seokjin sendiri sudah tidak bekerja di perusahaan. Namjoon memberinya sebuah toko roti mungil di pusat kota yang sekarang menjadi kesibukan barunya selain bayi berusia 3 bulan yang baru mereka angkat.

Ya, keduanya memutuskan mengangkat seorang bayi laki-laki yang ditinggalkan orang tuanya di rumah sakit. Salah satu teman Seokjin yang bekerja di rumah sakit lah yang memberitahu mengenai keberadaan bayi itu. Dan tanpa berpikir dua kali, keduanya langsung setuju untuk mengangkat bayi tampan yang kini diberi nama Kim Taeho itu.

Jika Namjoon akhirnya menempati posisinya di kantor pusat, berbeda dengan Taehyung. Ia justru mendapat tugas untuk membuat perusahaan semakin besar dengan ekspansinya ke wilayah Eropa dan Amerika.

Dan tentu saja membuat intensitas pertemuannya dengan Jungkook menjadi berkurang drastis. Terkadang mereka hanya bertemu sekali dalam dua minggu atau bahkan sekali dalam satu bulan.

Awalnya Taehyung protes kepada sang ayah kenapa harus dirinya yang pergi sementara tidak lama lagi dirinya juga akan melangsungkan pernikahan. 

Alasan ayah awalnya karena Namjoon adalah pengantin baru dan akan sangat tidak nyaman bila harus sering keluar negeri. Dan alasan kedua adalah perusahaan akan memiliki cabang di Eropa dan Taehyunglah yang akan mengepalai. Akan semakin mudah baginya untuk berbaur dan memperluas bisnis mereka jika dari awal memang dirinya yang memperkenalkan semuanya.

Akhirnya setelah serentetan tarik ulur disertai bujuk rayu oleh ayah, bunda hingga Jungkook, Taehyung bersedia menjalankan tugasnya. Tapi dengan syarat yang membuat Jungkook hampir menjitak kepalanya saking emosinya.

Dua minggu lagi pernikahan mereka akan dilaksanakan tapi hingga hari ini Taehyung masih terjebak di rapat menyebalkan sekaligus rapat terakhirnya di Swiss sebelum ia mengambil cuti satu minggu.

Dan seperti biasa, malam ini Jungkook lagi-lagi harus menahan kantuknya demi bisa melayani layanan video call dari Taehyung yang kadang-kadang lupa mengenai perbedaan waktu mereka.

Jungkook sudah sangat kapok untuk mengabaikan panggilan Taehyung. Ia pernah tidak sengaja tertidur ketika mereka baru awal berjauhan. Dan esok paginya, Taehyung sudah berada di dalam kamarnya dan memeluk erat dirinya. Mengabaikan panggilan telfon Seojun dan kemurkaan ayahnya yang dikabari bila Taehyung kabur.

Cukup sekali itu Taehyung membuat kehebohan pada semua orang karena dirinya. Tidak untuk kedua kalinya. Dan Jungkook lebih memilih menahan kantuknya daripada mendapati Taehyung di kamarnya keesokan paginya.

Jungkook hampir saja tertidur jika saja ponselnya tidak berdering kencang meminta perhatiannya. Segera ia mendudukan tubuhnya dan menggeser tombol terima. Memasang tampang semanis mungkin dan berusaha tidak terlihat mengantuk.

resettenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang