Bagian 27

1.6K 143 0
                                    

Lima hari berlalu dan Jungkook akhirnya diperbolehkan untuk pulang. Kondisi tubuhnya yang belum benar-benar pulih membuat dirinya tidak bisa langsung pulang setelah panasnya turun. Dan dokter juga mendiagnosa bila dirinya terkena penyakit tipes yang membuatnya harus ekstra hati-hati dalam menjaga pola makannya.

Dan selama 4 hari terakhir, Kim Taehyung sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya di rumah sakit. Hanya asistennya, Park Seojoon yang bolak-balik mengantarkan makanan untuk Jungkook dan sang bunda. Lisa dan kak Seokjin juga hanya berkunjung sekali dan sudah tidak datang lagi. Dan itu membuat Jungkook semakin merasa bosan di rumah sakit.

Dokter sebenarnya menyarankan dirinya untuk rawat inap sampai tujuh hari untuk memantau kondisinya, tapi Jungkook bersikeras untuk pulang. Ia sudah tidak tahan lagi di rumah sakit. Akhirnya, setelah perdebatan alot Jungkook diperbolehkan untuk pulang. Dengan syarat, ia harus tetap bedrest untuk 1 minggu kedepan.

Jungkook dan sang bunda tengah bersiap untuk pulang ketika pintu kamar Jungkook dibuka oleh seseorang. Mereka pikir itu mungkin ayah atau kak Wonwoo. Ternyata mereka salah, itu adalah Park Seojoon yang lagi-lagi datang seorang diri.

"Saya diutus pak Taehyung untuk mengantar Jungkook sampai di rumah. Dan pak Taehyung mengucapkan maafnya karena tidak bisa mengantarkan pulang secara pribadi. Biaya rumah sakit juga sudah ditanggung oleh perusahaan. Jadi, kalian bisa pulang dengan tenang," ujar Seojoon panjang tanpa diminta.

"Kenapa harus ditanggung rumah sakit? Kan aku sakit karena kesalahanku sendiri. Salahku sendiri yang pulang hujan-hujanan sampai akhirnya panas dan pingsan," bantah Jungkook.

Ia bukannya tidak berterima kasih karena perusahaan mau membayarkan biaya rumah sakitnya, tapi ia tidak mau berhutang pada Kim Taehyung. Ia tidak mau hubungan mereka semakin buruk karena dirinya tidak nyaman dengan perlakuan Taehyung.

"Ini perintah pak Taehyung dan beliau tidak mau dibantah. Bahkan biaya rumah sakit anda sudah dibayar dimuka sejak anda masuk ke rumah sakit ini. Bila anda masih ingin protes, silahkan menemui pak Taehyung langsung. Saya hanya menjalankan tugas saya," sahut Seojoon yang akhirnya mau tak mau membuat Jungkook diam.

Melihat Jungkook yang sepertinya sudah mulai bisa menerima, Seojoon akhirnya mulai membawa perlengkapan yang mau dibawa pulang oleh Jungkook. Baju sebenarnya tidak banyak, hanya saja bingkisan yang dikirim oleh teman-temannya dan Taehyung membuat bawaan mereka menjadi sangat banyak.

"Makanannya dikasih ke perawat saja. Toh tidak akan habis dimakan kalo di rumah. Anggap saja ucapan terima kasih karena sudah merepotkan," ucap Jungkook yang langsung mendapat anggukan dari Seojoon. Ia bergegas mengantarkan sebagian besar makanan ke kantor perawatan.

Ketiganya berjalan beriringan menuju lantai dasar rumah sakit tempat mobil diparkir. Seojoon ternyata tidak parkir di basement, ia sudah memposisikan mobil di halaman rumah sakit jadi Jungkook dan sang bunda tidak perlu terlalu lama menunggunya mengambil mobil.

Di perjalanan menuju rumah Jungkook, suasana tidak kalah hening. Jungkook dan sang bunda duduk di kursi bagian belakang sedangkan Seojoon duduk sendirian di kursi bagian depan. Hanya sesekali terdengar pembicaraan Jungkook dan sang bunda. Selebihnya, mereka terlihat sibuk dengan pikirannya masing-masing. Hingga suara ponsel Jungkook berdering kencang mengagetkan mereka. Ternyata Kim Taehyunglah yang menelpon.

"Halo."

"Hai, masih di jalan atau udah sampe rumah ini?"

"Masih di jalan."

"Gak ada masalah kan? Semuanya udah diberesin sama Seojoon kan?"

"Kak, kakak nggak mau nanya keadaanku dulu?" pertanyaan Jungkook sontak membuat Kim Taehyung terdiam.

"Menurut kakak, kalo semuanya beres itu berarti bagus ya? Kalo ternyata aku yang nggak beres gimana?"

"Kakak nggak pernah datang lagi semenjak hari itu. Kakak tahu nggak, aku sekarang jadi bahan gosip di kantor lho. Gimana ya rasanya? Pegawai baru langsung jadi bahan gosip, sama direktur pula."

"Kakak tahu nggak, di grup chat kantor katanya ada yang bilang aku masuk karena godain kakak. Katanya aku simpanan kakak makanya aku bisa masuk dengan posisi luar biasa. Kakak nggak mau tahu soal itu?"

Tidak ada jawaban yang Jungkook terima. Hanya hembusan nafas Taehyung yang menjadi jawaban semua pertanyaannya.

"Yaudah kak, udah mau sampe nih. Telponnya aku matiin ya. Aku baru masuk kantor minggu depan. Maaf udah kebanyakan libur," tanpa menunggu jawaban Taehyung, Jungkook langsung mematikan sambungan teleponnya.

Ia langsung menyandarkan kepalanya ke sandaran kursi dan menghela nafas berat. Dirasakannya sang bunda mengelus bahu dan kepalanya pelan. Jungkook tak ingin menjawab, ia hanya ingin mengatur perasaannya dulu.

"Saya yakin pak Taehyung punya alasan kenapa tidak pernah datang menjenguk anda lagi selama di rumah sakit. Saya mohon Jungkook tidak mengambil kesimpulan sepihak dulu," Seojoon tiba-tiba bersuara yang membuat Jungkook langsung memandangnya sinis.

"Kalo nggak mau salah paham, harusnya kasih penjelasan dong. Selalu begini, aku ditinggal tanpa penjelasan yang jelas dan akhirnya malah mengambil kesimpulan sendiri. Jujur, aku capek banget. Capek dengan semua kemungkinan yang lewat di kepalaku. Aku capek harus nebak-nebak apa yang sebenarnya terjadi. Dan aku capek harus nunggu tanpa kejelasan," suara Jungkook terdengar sangat lelah dan putus asa.

Bunda dan Seojoon hanya bisa diam mendengarkan keluh kesahnya. Mereka merasa tidak pantas mengatakan apapun disini. Hanya Kim Taehyung yang pantas menjelaskan semua kesalahpahaman diantara mereka.

Setibanya di rumah Jungkook, Seojoon segera mengeluarkan barang-barang dan membawanya masuk ke dalam rumah. Ia hanya meletakkan barang-barang di ruang tamu sesuai perintah Jungkook. Jungkook tak mau pria itu masuk ke dalam kamarnya. Setelah meletakkan semua barang, Seojoon bergegas pamit karena masih banyak pekerjaan.

Jungkook sendiri langsung membawa barang-barangnya menuju kamar. Ia lelah dan ia rasa ia butuh istirahat seharian ini. Bukan badannya, tapi hati dan pikirannya yang lelah. Saat ia akan menuju kamarnya, suara bunda menginterupsi.

"Istirahat aja, nggak usah pikirin apapun. Kesehatan kamu yang utama. Nanti kalau udah jam makan malam, bunda bangunin ya," ujar sang bunda yang hanya dijawab anggukan oleh Jungkook.

Sementara itu, Seojoon dan Taehyung sekarang sedang duduk berhadapan di ruangan Taehyung. Taehyung langsung kehilangan fokusnya dalam bekerja begitu ia selesai menelpon Jungkook. Pikirannya langsung kalut. Sejujurnya ia panik, ia takut bila nantinya Jungkook akan menghindarinya lagi.

"Jadi, kamu udah tahu siapa yang menyebar berita bohong di grup chat itu?" tanya Taehyung to the point.

"Sudah dan kami sudah mengambil tindakan untuk memecatnya dengan alasan mencemarkan nama baik direktur. Dan kami sudah memerintahkan mereka untuk menghapus grup chat itu. Dan memberi peraturan bila ingin membuat grup chat, harus seijin bagian kepegawaian," lapor Seojoon panjang.

Taehyung melonggarkan dasi yang mencekik lehernya dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursi kebesarannya. Ia bingung dengan semuanya. Ia sudah melakukan yang terbaik untuk Jungkook, tapi entah kenapa masih ada saja kesalahan yang ia perbuat.

"Aku harus ngapain lagi biar dia mau terima aku lagi?" suara lirih Taehyung menggema di keheningan ruangan itu.

"Perhatian Tae. Jungkook butuh perhatian kamu. Kalian baru ketemu lagi dan sedang berusaha memperbaiki hubungan. Jungkook bukan tipe matre yang bahagia kamu hujani dengan materi. Ia tipe yang suka dengan kehadiran. Dan kamu, terlalu sibuk dengan semua kerjaan kamu. Ambil cuti dan luangkan waktumu buat dia," nasihat Seojoon.

"Tapi kalo aku cuti, siapa yang disini?" tanya Taehyung lagi.

"Tae, kamu gak lupa kan masih punya kakak si jenius Kim Namjoon? Ajak dia ngobrol dan aku rasa, dia akan punya pemikiran yang sama kayak aku," Taehyung sontak membuka matanya dan menatap Seojoon.

"Benar, masih ada kak Namjoon. Thanks atas sarannya. Semoga kali ini berhasil," ujar Taehyung sambil meraih ponselnya semangat.

Goodluck Tae. Sebagai teman, aku hanya bisa semangatin kamu aja, batin Seojoon sambil keluar dari ruangan Taehyung.

resettenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang