6. Kesialan

9.5K 230 0
                                    

PERHATIAN

Cerita ini berisi adegan dewasa
Mohon bijaksana dalam membaca

________________________________________


Miya terisak di ranjang kamar hotel sambil menelpon Grace.
"Sebaiknya jangan terima lagi pesanan dari Pak Bobby, Grace. Orang itu gila. Aku takut."

"Iya, Miya. Maaf ya, kamu jadi harus mengalami hal ini. Aku akan sampaikan pada Papa"

Miya menutup telponnya. Menutupi wajahnya dengan tangan. Kenapa hari ini sial sekali, sih? Miya terisak lagi.

Suara pintu kamar diketuk mengagetkan Miya. "Ini aku." Miya segera menghapus air matanya.

Mr. Alex masuk dan mengunci pintunya. Ia membawakan air putih. "Minum dulu, tenangkan dirimu."

Miya minum seteguk , namun Miya tidak bisa tenang. "Bagaimana Pak Bobby?"

"Jangan pikirkan itu, aku sudah mengurusnya. Si buntal itu tidak akan mengganggumu lagi." Mr.Alex menghapus air mata yang tanpa sadar terjatuh di pipi Miya. Padahal Miya sudah berusaha keras tidak menangis.

"Pak Alex, Bapak benar-benar akan menghubungi Pak Danu itu? Bagaimana menjelaskan soal pertengkaran yang hanya soal pelacur? Itu bisa merusak nama baik Bapak." Air mata Miya tumpah lagi.

"Hei. Hei. Kamu berlebihan. Lagipula aku tidak benar-benar menelponnya." Mr.Alex terlihat khawatir.

"Lalu siapa yang Bapak telpon tadi?"

"Sekretarisku."

Miya sedikit lega. Si Bobby itu benar-benar ketakutan tadi. Mr.Alex meminta disediakan 1 kamar agar Miya bisa menenangkan diri. Itu sebabnya Miya berada di kamar ini.

"Apa kasus ini benar-benar bisa merusak kerja sama kalian?"

"Aku tidak punya kerja sama apapun dengan hotel ini dalam waktu dekat, Maya. Aku berbohong tadi."

Maya? lagi-lagi salah orang.

"Berarti sedang apa Bapak di sini? Lalu pak, saya bukan Maya, Bapak salah orang."

Mr.Alex terlihat kembali kesal.

"Aku kesini karena ini. Karena kamu membuatku marah. Kenapa kamu pura-pura jadi orang lain? apa harus kutegaskan padamu bahwa aku pernah menggunakan jasamu?"

Miya bingung, jadi Mr.Alex tidak salah orang. Mr.Alex benar-benar mengenali Miya. Berarti kemungkinannya hanya satu. Mr.Alex salah mengingat namanya.

Miya menggigit bibirnya. "Maaf Mr.Alex, nama saya Miya. Bukan Maya. Tadi saya tidak pura-pura jadi orang lain. Justru saya yang mengira Mr.Alex salah mengenali saya sebagai orang lain."

Mr.Alex terlihat sedang memahami. "Jadi namamu Miya, bukan Maya?"

Miya mengangguk. "Iya, Mr.Alex."

"Berhenti memanggilku Mr.Alex. Kau terdengar plin plan. Tadi Bapak sekarang Mr." Nada kesal itu terdengar lagi.

"Maaf?" Sekarang Miya yang berusaha memahami. Lelaki di depannya ini sedang mengatainya plin plan. Tanpa ragu. Apa dia tidak tau Miya hanya bersopan santun?

"Panggil aku Alex saja, Miya. Dan kali ini aku tidak akan salah lagi memanggil namamu." Mr. Alex menjelaskan.

"Baiklah, Alex."

Miya baru menyadari kemeja lengan panjang yang dipakai Alex berganti warna.

"Apa terjadi sesuatu padamu?"

Poor SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang