2. Mr. Alex

25.7K 322 2
                                    

PERHATIAN

Cerita ini berisi adegan dewasa
Harap bijaksana dalam membaca

_______________________________________

Alex menyetir mobilnya perlahan. Lelah sekali berhadapan dengan Ayah yang selalu mendiktenya tentang perusahaan. Bahkan hal-hal terkecil hingga Alex merasa perusahaan tidak benar-benar diserahkan padanya.

Alex paham ayahnya hanya ingin yang terbaik, tapi Alex berharap ayahnya bisa mempercayainya karena Alex juga selalu berusaha melakukan semuanya dengan baik.

Pagi ini Alex berdebat lagi dengan ayahnya. tentang peluang yang menurut Alex bagus tapi tidak menurut ayahnya.

"Kamu harus mendengarkan kata Ayah, Alex. Ayah sudah berpengalaman mengatur perusahaan sebelum kamu." kata-kata ayahnya terngiang kembali.

Ayahnya memang cukup lama memimpin perusahaan, tapi menurut Alex jaman sudah berubah. Jika perusahaan tidak bisa mengikuti perkembangan dan bertahan pada sistem lama maka perusahaan akan mengalami kemunduran. Kenapa ayahnya tidak bisa percaya saja pada Alex? Alex benar-benar bingung.

Alex menghubungi seseorang melalui ponselnya.

"Aku ingin menemui wanita yang kau tawarkan minggu lalu."

"Sekarang juga."

"Kau tau uang bukan masalah bagiku, kenapa mengiyakan saja tidak bisa?"

"Ya sudah. Jam 10 kalau begitu."

Itu artinya Alex harus meninggalkan kantor, tapi hari ini tidak ada hal penting yang harus dikerjakan. Ia bisa mengabari sekretarisnya nanti. Saat ini ia butuh seks. Bagi Alex seks adalah pelampiasan emosi yang pas. Merasakan penisnya mengeras lalu melepaskan laharnya, biasanya mujarab untuk mengobati perasaan buruk apapun.

Orang dibalik telepon menjelaskan padanya tentang aturan main dan permintaan dari wanita yang akan bersamanya hari ini. Malas-malasan Alex mendengarkan.

Toh, Alex tidak akan berlama-lama. Ia hanya ingin mengusir kepenatan di kepalanya. Wanita itu hanya akan jadi bonekanya. Baginya ramah tamah pelacur kebanyakan sangat memuakkan.

Alex ke kantor dan menunggu hingga jam 9.30 jarak dari kantor ke hotel itu tidak jauh. Alex bertemu seseorang bernama Grace, dan Grace mengantarnya hingga pintu depan kamar high class yang sudah disediakan.

Alex sengaja memesan kamar High Class, karena Alex tidak suka tempat sempit. Jika ia bisa melakukan seks di ruang terbuka, ia pasti akan melakukannya. Alex tersenyum membayangkan kemungkinan itu.

Saat pertama memasuki ruangan dan melihat wanita itu, Alex mengakui bahwa wanita itu cukup cantik. Kulit putihnya terbalut lingerie yang memperlihatkan tiap lekuk tubuhnya. Bibirnya penuh. Pipinya tidak chubby tapi cukup menggemaskan untuk dicubit. Hal yang mengganggu hanya bulu matanya terlalu tebal, jika bulu mata palsu itu dilepas, wajahnya pasti akan terlihat berbeda. Siapa namanya? Alex berpikir. Sepertinya Maya. Ah, Alex tidak peduli.

Pelacur itu duduk dipinggir kasur. Alex penasaran apa yang akan ia jumpai jika membuka kaki yang menyilang itu.

"Hai, Mr.Alex." Suaranya menggoda. Cukup mengesankan tapi masih terselip nada dibuat-buat. Alex tidak suka.

Alex menggendongnya dan menjatuhkannya ke tengah kasur. Jelas sekali Alex melihat keterkejutan di mata wanita itu. Tapi Wanita itu menutupinya dengan tawa kecil. Menarik. Ini baru menarik.

Alex hendak membuka kemejanya, tapi tangan wanita itu membuka kancing kemejanya lebih cepat dari tangannya sendiri. Sepertinya Alex menyukai pelacur yang ini. Sekali lagi Alex berpikir ragu, namanya Maya kan?

Alex membuka lingerie hitam yang membungkus tubuh indah wanita yang dia anggap Maya. Saat Alex membuka kaitan branya, wanita itu melekukkan tubuhnya, dan gundukan lembutnya menantang di depan dada Alex.

Sepertinya 'anaknya' butuh pijatan. Alex berdiri dan membuka celananya. Benar saja miliknya sudah mengacung dengan tegas.

Alex menyukai kuluman Maya, lembut, dan hangat. Alex mengangkat bahu Maya, membuat pelacur itu berdiri dan bersandar di tembok. Lidah Alex melumat bibir Maya dengan lembut. sesekali ia menghisap lidah Maya yang ikut liar di dalam mulutnya. Desahan wanita itu sangat membangkitkan gairah Alex.

Lidah alex menyusuri leher wanita itu. Ia menutupnya, dan mulai menghisap. Namun Alex merasakan ia terdorong ke belakang.

Terengah-engah, Alex bingung dan terkejut. Raut wajah wanita di depannya juga kaget, dan menyesal.

"Maaf, Mr.Alex." suaranya terengah "Mungkin Grace lupa memberitahu kalau tidak boleh ada kissmark."

Alex kecewa dan marah. Ia tidak suka ditolak. Ia mengambil pakaiannya dan memakainya dengan cepat. Lalu meninggalkan kamar itu.

******

Jam 7 malam, Miya pulang ke rumah dengan letih. Hari ini benar-benar kacau. Mr.Alex terlihat sangat marah waktu Miya mendorongnya. Harusnya Miya bisa menghentikannya dengan cara lain. Tidak harus mendorongnya seperti itu. Tapi Miya tidak bisa mengambil resiko. Bagaimana kalau ada noda merah di lehernya? suaminya akan curiga.

Miya menuju cermin dan memeriksa lehernya dengan seksama. Tidak ada jejak apapun. Syukurlah, Miya mendesah lega.

Miya menelpon Grace.

"Grace, apa Mr.Alex mau dikembalikan uangnya?" tanya Miya.

Sebenernya Miya tidak harus mengembalikan uangnya, karena bagaimana pun Mr.Alex yang salah. Grace mengatakan sudah memberitahu aturannya. Tapi Miya tetap ingin mengembalikan uangnya.

Alasan pertama Miya tidak mau nama baiknya tercoreng. Mr.Alex bisa saja menyebarkan cerita kalau Miya tidak professional dan menyebabkan pelanggannya berkurang. Alasan kedua, Miya merasa Mr.Alex cukup syok saat ia mendorongnya tadi. Miya tidak tau kenapa tapi itu membuatnya iba.

"Mr.Alex tidak mau uangnya dikembalikan, katanya ia menyadari kesalahannya. Mr.Alex minta maaf padamu karena terlalu emosi tadi.", jawab Grace.

Syukurlah, setidaknya masalah sudah terselesaikan.

"Oke. Good job, Grace."

Miya bangun, mandi dan menyiapkan makan malam karena suaminya sebentar lagi pulang.

______________________________

Jangan lupa masukkan ke koleksi agar kalian dapat notifikasi saat ada bab baru. Berikan vote jika kalian menyukai ceritanya. Lalu berikan kritik, saran dan apresiasi agar aku selalu semangat untuk menulis. Terima kasih. Enjoy in Wattpad. 😊

Poor SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang