27. Ibu Mertua

2.8K 174 6
                                    

Miya memandang rumah di hadapannya. Rumah ini berisi kenangannya bersama Mas Ryan. Miya mengingat masa-masa saat Miya masih berpacaran. Miya menyukai Mas Ryan karena ia adalah pria tersopan yang Miya kenal. Ia bahkan langsung bisa mengambil hati ayahnya. Miya tidak butuh waktu lama untuk meyakini bahwa Mas Ryan adalah orang yang baik. Sampai seminggu yang lalu pun Miya masih meyakini bahwa Mas Ryan adalah suami yang baik. Miya tidak masalah dengan kondisi kesehatan ibu mertuanya. Miya justru merasa kagum saat mengetahui laki-laki sebaik Mas Ryan mengurus Ibunya sendiri yang sedang sakit. Dan lihatlah bagaimana Ia berakhir sekarang.

Miya menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan-pelan. Berusaha mengatur kesedihannya. Ia melangkah masuk ke rumah dan langsung mengunjungi kamar Ibu mertuanya.

"Bu..." Miya memanggil Ibunya

Ibu mertuanya yang sedang tertidur langsung membuka mata dan wajahnya terlihat gelisah saat melihat ekspresi Miya

Dengan lembut Miya menggenggam tangan Ibunya, "Bu..." Suara Miya tercekat. Rasanya sulit sekali untuk berbicara. "Miya akan bercerai..." Kalimat yang ia ucapkan justru membuat air matanya tidak bisa dibendung.

"Taukah Ibu, apa yang Mas Ryan lakukan? Ia ternyata seorang Gay dan pacar prianya itu sudah menyakiti Miya, Bu..." Miya menangis tersedu-sedu. Miya tahu menceritakan hal seburuk ini pada seorang wanita renta yang sedang sakit bukanlah hal yang baik. Tapi Miya tidak mampu menahan perasaannya lagi. Ibu mertuanya adalah orang pertama yang bisa ia ceritakan tentang masalah ini.

"Mereka bersekongkol untuk membuat Miya bekerja keras, untuk menghidupi keluarga... Mas Ryan ternyata tidak bekerja... Bos Miya ternyata pacarnya Mas Ryan... Sahabat Miya ternyata juga bagian dari mereka, Bu... Huu.. hu... Bu, Miya minta maaf... Miya tidak bisa lagi mengurus Ibu... Miya tidak bisa lagi bersama Mas Ryan..."

Miya menangis tersedu-sedu selama beberapa menit dan menyadari tangan ibunya bergerak-gerak. Miya melepas tangannya dan tangan renta itu menepuk-nepuk kasur. Miya berusaha mencari tahu maksudnya.

"Apa, Bu? Ibu minta Miya duduk di kasur?" Tangan itu masih menepuk-nepuk.

"Ada sesuatu di bawah kasur?"

Tangan Ibu mertuanya berhenti dan Ibunya berusaha bersuara, "aaa.. a..."

"Maaf ya Bu," Miya mencoba memindahkan ibunya sedikit ke samping dan memasukkan tangannya ke bawah kasur. Ia meraba-raba dan saat mencoba mencari lebih dalam ia menemukan sebuah kunci.

"Kunci?"

Ibu mertuanya melirik ke arah lemari kecil di pojok kamar, "aaa...a..."

Lemari ini adalah lemari yang kosong dan sudah lama tidak digunakan lagi. Miya mencoba membuka lacinya dari yang paling atas dan kunci itu muat untuk laci yang paling bawah. Miya membuka lacinya dan menemukan sebuah album foto yang sudah kecoklatan. Sisi-sisi ujungnya terlihat sudah digerogoti rayap. Disampingnya terlihat sebuah buku kecil.

Miya mengambil album itu dan melihat isinya. Halaman pertama berisi tampak depan sebuah panti asuhan di depan panti asuhan itu berdiri seorang wanita, seorang pria dan belasan anak kecil. Jika Miya amati dengan teliti, wanita di foto itu mirip sekali dengan Ibu mertuanya. Miya membalik halamannya, beberapa halaman berikutnya berisi aktivitas anak-anak panti asuhan itu, dan terlihat sekali Ibu mertuanya sangat menyayangi mereka. Foto-foto setelahnya tidak lagi berisi pria yang ada di halaman depan tadi. Dan lama kelamaan fotonya hanya berisi dua anak laki-laki kecil. Kedua anak kecil itu sangat dekat seperti saudara. Miya sampai di halaman terakhir. Foto terakhir berisi foto Mas Ryan dan Vino di waktu muda. Miya membalik kembali ke foto sebelumnya dan melihat kemiripannya. Mas Ryan dan Vino adalah anak laki-laki itu. Miya membalik ke halaman paling depan dan mencari mereka di antara belasan anak-anak itu. Mas Ryan dan Vino, mereka tumbuh di panti asuhan yang sama.

Miya tidak tahu harus beraksi seperti apa. Ini fakta yang baru ia ketahui. Miya mengambil buku kecil dan membukanya. Rupanya ini adalah buku harian. Miya membacanya dengan cepat.

"Suamiku mulai sakit-sakitan. Dan panti asuhan mulai tidak terurus dengan baik. Aku harus segera mencari orang tua untuk anak-anak dan menutup panti asuhan ini."

"Suamiku sangat menyayangi Vino dan Ryan. Mereka sangat nakal namun selalu membantu setiap kami membutuhkan bantuan."

"Vino dan Ryan pergi ke diskotik di kota. Aku merasa gagal mendidik mereka. Apakah aku terlalu memanjakan mereka? Suamiku juga sangat terpukul."

"Semua anak-anak sudah pergi dengan orang tua angkatnya. Sekarang hanya tinggal kami berempat."

"Suamiku akhirnya meninggalkanku. Tuhan menjemputnya begitu cepat. Padahal aku masih harus mencari orang tua untuk Ryan dan Vino. Vino dan Ryan tidak mau berpisah, sementara tidak ada orang tua yang mau mengambil dua anak sekaligus. Mungkin ini jalan Tuhan agar aku membesarkan mereka. Aku akan menjadi ibu mereka untuk selamanya."

"Aku menyadari hubungan mereka bukan seperti saudara. Mereka mulai membuatku khawatir. Mereka tidak mungkin seperti yang kupikirkan bukan?"

Miya membuka halaman demi halaman dengan cepat dan fokus pada beberapa halaman terakhir.

"Vino sudah bersama Grace, dan sekarang Ryan sudah bersama Miya. Syukurlah mereka kembali ke jalan yang benar. Penyakit ku mulai menyusahkan. Aku akan mati dengan tenang setelah ini."

"Sakitku semakin parah , tanganku semakin kebas. Aku merasa ada yang tidak beres dengan pernikahan Ryan , apakah hanya perasaanku?"

Lalu Miya melihat tulisan tangannya semakin lama semakin berantakan, ini pasti karena struk ibu sudah membuat tangannya lumpuh. Miya masih bisa membaca tulisan terakhir.

"Apakah aku sudah terlambat?"

Miya melihat Ibu mertuanya. "Iya, Bu. Sudah terlambat. Infomasi ini sudah tidak ada artinya lagi."

Miya meninggalkan kamar dan sekilas Miya melihat Ibu mertuanya meneteskan air mata.

_____________________________

Jangan lupa follow aku dan masukkan ceritaku ke koleksi agar kalian dapat notifikasi saat ada bab baru. Berikan vote jika kalian menyukai ceritanya. Lalu berikan kritik, saran dan apresiasi di kolom komentar agar aku selalu semangat untuk menulis. Terima kasih. Enjoy in Wattpad. 😊

Poor SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang