15. Tidak Berharga

4.7K 142 0
                                    

PERHATIAN

Cerita ini berisi adegan dewasa
Mohon bijaksana dalam membaca

__________________________________________

"Video itu tidak akan disebar, Miya" Alex berucap yakin

"Bagaimana kamu bisa yakin?" Miya menggoyangkan cangkir kopinya. Berusaha merusak gambar yang terbentuk di atasnya.

"Aku akan membuatnya seperti itu."

Miya menatap Alex. Apa orang ini punya sifat narsistik? Percaya diri sekali.

"Tepatnya, bagaimana kamu akan membuatnya seperti itu?"

Miya memandangi orang-orang dalam cafe ini. Cafe ini terlihat mewah. Berapa harga kopi yang dipegangnya?

"Aku sudah menyuruh seseorang untuk mengikuti Bajingan itu. Aku akan mencari kelemahannya. Lagipula, video yang dia simpan berisi videomu dengan orang-orang penting. Ia tidak akan gegabah. Dia baru akan memakainya jika posisinya terancam." Alex berusaha meyakinkan Miya.

"Tapi dia masih bisa memberi tahu suamiku. Suamiku bukan orang penting. Ia masih bisa mengancamku dengan hal itu." Cangkir di tangannya bergetar.

Alex memegang tangannya. "Aku akan menjagamu, percayalah."

Itu bukan jawaban yang ingin Miya dengar. Miya tidak apa-apa. Suaminyalah yang akan terluka. Orang tuanya juga sudah tua. Bagaimana kalau ayahnya terkena serangan jantung?

"Terima kasih, Alex."

"Apa aku boleh tau soal ini?" Alex terlihat ragu. "Soal kenapa kau bekerja seperti ini?"

Miya menceritakan kondisinya dari awal.

"Aku bisa mengerti. Mereka pintar sekali memanfaatkanmu di saat kau kesulitan seperti itu." Alex terdengar geram

"Tapi kalau mereka tidak menolongku, Ibu mertuaku bisa saja tidak tertolong."

Alex menatapnya kesal, "Kenapa si kau selalu bersikap positif seperti itu? Jika mereka berniat menolong, mereka bisa menolongmu dengan cara lain. Tidak dengan cara seperti ini."

Miya hanya bisa terdiam.

"Tidak bisa kah kamu merebut videonya?" Miya berpikir. "Kau bisa mencuri file dari komputernya."

"Aku sudah memikirkan hal itu. Itu terlalu beresiko. Kita tidak tau dia memiliki salinannya atau tidak. Bersabarlah."

Jadi aku harus tetap seperti ini. Sampai kapan? Miya tidak sadar air matanya menetes. Alex maju dan menghapus air mata di pipi Miya.

"Kau baik sekali, Alex. Aku tidak pantas diperlakukan begini."

"Apa kau selalu seperti ini?" Alex berkata dengan nada tidak suka.

"Apa?" Miya tidak mengerti.

"Kau memandang positif pada orang lain, lalu merendahkan dirimu sendiri."

Miya menundukkan kepalanya. "Maaf. Aku pasti terlihat menyebalkan."

"Stop. Aku baru berkata begitu lalu kau melakukannya lagi." Alex terdengar frustasi.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku tidak tau harus bersikap seperti apa."

Alex melembut. "Miya, kau harus menghargai dirimu sendiri. Kau tidak menyebalkan. Setidaknya untukku. Jangan pernah berpikir begitu."

Walau Alex berkata begitu, Miya masih tidak habis pikir. Kenapa Alex baik padanya. Ini bukan perlakuan yang pantas untuk wanita sepertinya.

"Aku hanya pelacur, Alex." Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya.

Poor SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang