Sudah hampir seharian Ibu Su Ho sibuk merapihkan kamar lama Su Ho, tidak sebutir debu pun dibiarkannya ada di kamar anak kesayangannya itu. Beberapa sudut coba diaturnya ulang, namun rencananya terhenti ketika melihat tumpukan buku gambar milik Su Ho. Dia membuka satu per satu buku gambar yang ujungnya sudah berwarna kecokelatan sambil tersenyum membayangkan wajah cerah Su Ho.
"Eomma, sedang apa kau di sini ?" Seung Ho berdiri di depan pintu kamar saudaranya
"Kau sudah pulang. Lihatlah Eomma menemukan ini." Ibu Seung Ho menunjukan salah satu karya Su Ho, "Kau sangat pandai menggambar dulu. Eomma bangga padamu."
"Eomma sibuk melihat gambar sampai tidak dengar aku panggil."
"Mianhae Ho, kemarilah. Gambar-gambarmu sangat bagus."
Seung Ho menghampiri Ibunya sambil melirik foto Su Ho yang terpasang di dinding kamar.
"Sebaiknya kita apakan semua gambar ini ?"
"Simpan saja."
"Sayang sekali kalau dibiarkan, bagaimana kalau kita robek beberapa lalu dibingkai ?"
"Mau ditaruh dimana ?"
"Tentu saja di ruang keluarga."
"Araseo, biar aku yang pilihkan besok."
"Ah maja, besok itu hari Sabtu, ayo kita makan siang di restoran sup iga favoritmu. Kira-kira restoran itu masih ada tidak ya ?"
"Oh sup iga itu ? Aku ingin sekali memakannya, ayo besok kita pergi ke sana." Seung Ho menutupi ketidaktahuannya dengan tersenyum canggung
Usai mengurus sang Ibu, Seung Ho masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar Su Ho, sebelumnya dia memang menolak ucapan Ibunya untuk menempati kamar mendiang saudaranya dengan alasan kalau dia sudah bosan dengan kamar itu, padahal hal itu dia lakukan demi menjaga kenangan Su Ho di dalamnya.
"Kenapa kepalaku tiba-tiba pusing."
Seung Ho duduk di kursi kerja sambil melepaskan kacamata nya, Dia lalu menyandarkan tubuh dan berusaha untuk mendapat posisi yang nyaman.
"Sepertinya malam ini aku harus minum obat lagi."
Seung Ho lalu mengambil obat dari laci meja kerjanya, kemudian dia mengeluarkan sebutir pil dan langsung menelannya tanpa bantuan air. Setelah berdiam diri sekitar dua menit, dia baru beranjak dari tempat duduk sambil melepaskan kancing kemeja untuk bersiap mandi.
"Ho, ada Re Na." Ibu Seung Ho membuka pintu kamar anaknya, namun ruangan itu kosong dan terdengar suara shower yang menyala, "Kemarin dia belum pulang, sekarang sedang mandi."
Ibu Ho kembali ke ruang utama untuk menemui Re Na yang terlihat masih rapih dengan pakaian office look.
"Re Na, Ho sedang mandi."
"Apa masih lama Ahjumma ?"
"Aniya, tunggu saja biasanya dia cepat kalau mandi."
"Ne. Ahjumma, maaf kemarin aku harus segera pulang."
"Gwencanha tapi Re Na, kue yang kau berikan kemarin sangat enak."
"Ahjumma suka ? Kalau begitu akan aku belikan lagi nanti."
"Tidak perlu, aku sudah harus mengurangi konsumsi makanan manis." Ibu Ho memberikan gesture penolakan
"Ahjumma bisa memakannya sedikit dan berbagi dengan Ho."
"Ho tidak suka makanan manis."
"Ne ? Seleranya sudah berubah ? Dulu dia sangat suka kue buatan Ibuku. Ah ! mungkin karena itu berat badannya turun."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
General FictionSeung Ho dan Su Ho, dua saudara kembar yang harus terpisah jarak karena perpisahan orang tua mereka kini terlibat kisah cinta yang rumit dengan Re Na, gadis yang mencintai keduanya namun hanya mengenali mereka sebagai satu orang yang biasa dipanggil...