Seung Ho baru saja menghabiskan 4 kaleng bir di dalam kamar dan beranjak ke dapur untuk mengambil stok bir yang masih tersedia di dalam kulkas, batas toleransinya terhadap alkohol memang sangat tinggi sehingga dia masih sepenuhnya sadar untuk membukakan pintu rumah ketika bel rumahnya terus berbunyi.
"Na waseo." Sambut Re Na ketika melihat Seung Ho membukakan pintu
Pria berkaos putih dengan rambut berantakan itu tersenyum dengan pandangan mata sayu.
"Bogoshipo." Ucap Re Na dengan wajah datar sambil mengenggam erat bagian bawah hoodie yang dia kenakan
"Na do, na do bogoshipo."
"Boleh aku masuk ?"
"Eung." Seung Ho mengangguk dan membuka pintu lebih lebar untuk mempersilahkan Re Na masuk
Re Na yang datang dengan suasana hati damai dibuat terkejut oleh pemandangan yang didapatinya ketika melihat kondisi dalam rumah Seung Ho berantakan.
"Igeo mwoya !" Ujar Re Na secara spontan, "Huh ! apa saja yang kau lakukan sampai bisa seperti ini ? Ya ! Ho !" Re Na berbalik menatap Seung Ho kesal
Seperti biasa kemarahan Re Na disikapi santai oleh Seung Ho, namun pria itu langsung memeluk Re Na.
"Aish, lepaskan kau sangat bau !" Re Na mendorong pria yang memang belum mandi seharian itu, "Ada bau beer juga dari tubuhmu. Cepat mandi !"
"Aku tidak bau." Seung Ho mengangkat lengannya untuk mencium aroma tubuhnya sendiri
"Michin nom." Re Na mengumpat
"Araseo, aku akan mandi."
Seung Ho berjalan cepat menuju kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian, saat dia membuka pintu kamar karena ingin keluar usai mandi ternyata Re Na hendak masuk ke dalam kamar.
"Sudah aku duga kamarmu juga berantakan." Re Na masuk tanpa permisi ke dalam kamar Seung Ho dan segera memasukan sampah-sampah yang dilihatnya ke dalam kantung plastik yang sudah dia bawa.
"Apa yang kau lakukan ?" Seung Ho mengerutkan dahi
"Melakukan pekerjaan sosial. Seharusnya kau membayar ku untuk semua ini, aku sudah membersihkan hampir seluruh ruangan yang kau kotori."
"Bagaimana aku harus membayar mu ?"
Seung Ho memeluk Re Na dari belakang, dia melingkarkan kedua tangannya di perut Re Na dan menenggelamkan wajah pada pundak Re Na.
Re Na menjatuhkan kantung plastik yang sudah terisi kaleng-kaleng beer dan beberapa sampah lainnya, tangan kirinya memegang punggung tangan Seung Ho dan tangan kanannya mengelus kepala pria itu.
"Aku sangat merindukanmu." Ucap Seung Ho
"Maaf Seung Ho."
"Gwencanha."
Mereka terdiam dengan posisi back hug selama beberapa saat hingga Re Na melepaskan diri dari dekapan Seung Ho dan melanjutkan kegiatan bersih-bersih yang sedang dilakukan sebelumnya, karena melihat hal tersebut Seung Ho akhirnya membantu Re Na. Setelah kamar Seung Ho kembali memiliki identitas khas kamar seorang perfeksionis, dia dan Re Na duduk berdampingan di atas kasur sambil bersandar pada headboard untuk bersantai sejenak sambil memulai perbincangan.
"Ayahmu datang ke rumahku."
Seung Ho menoleh.
"Karena beliau aku di sini sekarang. Dia membantuku memahami keadaan kita saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
General FictionSeung Ho dan Su Ho, dua saudara kembar yang harus terpisah jarak karena perpisahan orang tua mereka kini terlibat kisah cinta yang rumit dengan Re Na, gadis yang mencintai keduanya namun hanya mengenali mereka sebagai satu orang yang biasa dipanggil...