Vespa

33 0 0
                                    

Re Na mengitari kamar Seung Ho layaknya sebuah museum, tidak satu benda pun dibiarkannya luput dari perhatian. Kamar Seung Ho didominasi dengan warna cokelat. Rak buku berbahan kayu ada di satu sudut penuh mengelilingi meja kerjanya. Tadi saat Re Na datang, sang pemilik kamar sedang pergi dan dia berinisiatif untuk meminta Ibu Seung Ho mengizinkannya masuk ke kamar Seung Ho. Tentu saja beliau memberi izin dan dengan ramah menunjukan arah kamar anaknya.

"Apa yang kau lakukan di sini !"

Terdengar suara berat seorang pria dari arah pintu.

"Seung Ho ! aku sedang melihat isi kamar mu."

"Keluar."

"Kau mengajakku keluar ?" Tanya Re Na dengan jahil

Seung Ho mengerutkan dahi.

"Ayo. Kita mau kemana ?"

Bukannya keluar, Re Na malah duduk di kasur milik Seung Ho.

"Re Na, aku lelah. Keluarlah."

"Aku juga lelah. Aku baru saja pulang dari siaran."

"Yasudah kalau begitu pulang lah ke rumah mu !"

"Eeeiih.. jangan mengusirku. Nanti aku juga akan pulang." Ucap Re Na dengan santai, "Ngomong-ngomong, kau tidak memberitahu Ahjumma kalau kita ini satu kantor ? Tadi beliau tanya padaku kenapa aku masih bekerja di hari libur, jadi aku bilang kalau aku penyiar berita sore dan berita olahraga akhir pekan di KBX dan kita sekantor."

"Aku tidak memberitahukan hal yang tidak penting pada Ibuku."

"Dasar jahat."

"Nugu ? Aku ?"

"Bagaimana service Vespa nya ?"

"Kau tidak perlu tahu. Pulanglah aku mau istirahat."

Saat Seung Ho berjalan mendekati Re Na, Re Na segera berdiri dan merangkul lengan Seung Ho, dia menariknya keluar kamar.

"Ahjumma, aku dan Ho akan makan siang di luar sekalian mencoba Vespa Ho yang baru di service."

"Andwe, Vespa itu hanya untuk pajangan."

"Tenang saja Ahjumma, Ho sudah memperbaikinya, jadi Vespa nya sudah bisa digunakan."

"Geundae Re Na, Ho tidak boleh mengendarai Vespa."

"Tenang saja Ahjumma ada aku, kami pergi dulu."

Ibu Seung Ho masih memberikan penolakan, namun Re Na bergegas mengajak Seung Ho pergi.

Seung Ho membuang nafas kesal sebagai pelampiasan karena dia tidak bisa melakukan apapun pada Re Na. Dia lebih suka menghindari masalah, namun masalahnya Re Na sulit sekali dihindari, apalagi jika melibatkan sang Ibu, satu kata dari mulut Re Na perlu diantisipasi, oleh karena itu Seung Ho harus selalu berhati-hati.

"Kita mau kemana ?" Tanya Re Na saat sudah berada di boncengan Seung Ho

"Aku tidak tahu, bukankah kau yang mengajakku ?"

"Aish.. Kau ingin makan apa ?"

"Terserah."

"Ayolah, pasti ada yang ingin kau makan. Apa yang kau sukai ?"

"Bukankah harusnya kau tahu ?"

"Sup Iga ?"

Seung Ho menyesal sudah menantang Re Na, gadis itu sepertinya tahu semua hal tentang saudara kembarnya.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang