Slump

47 0 0
                                    

Seung Ho terlihat kelelahan karena harus bolak-balik antara rumah sakit dan kantor. Sudah lebih dari seminggu Ibunya dirawat, dokter mengatakan kondisi fisik Ibu Seung Ho sudah kembali pulih, namun mentalnya masih terguncang. Kini Ibunya ditangani oleh seorang psikiater yang baru, namun Seung Ho dan psikiater tersebut masih belum tahu hal apa yang menjadi pemicu dari serangan panik sang Ibu, karena itu Seung Ho berfikir untuk membawa Ibunya kembali ke Amerika agar dapat ditangani oleh dr. Paul, psikiater yang sudah menangani Ibu Seung Ho selama belasan tahun.

"Hyung, ini untukmu." Han menaruh segelas es kopi di atas meja kerja Seung Ho

"Aku tidak memesannya."

"Minumlah, kau terlihat tidak bersemangat."

Hari ini Seung Ho kembali melewatkan jam makan siangnya, dia juga menolak tawaran Han atau Tae Jun untuk dibelikan makan siang tanpa mengatakan apa pun. Selama waktu istirahat Seung Ho memilih untuk fokus menyelesaikan pekerjaannya agar dia bisa cepat pulang dan menjaga Ibunya.

Rekan kerja Seung Ho sebenarnya merasa sikap Seung Ho ini aneh, meski begitu dia nampak terlalu sibuk untuk diganggu sehingga mereka sungkan untuk bertanya langsung kepada Seung Ho.

Seung Ho memang tidak menceritakan perihal kondisi Ibunya kepada siapa pun, selama ini dia terbiasa menutup diri dan merahasiakan masalah keluarganya, bagi dia terlalu sulit untuk menjelaskan setiap masalah yang belum tentu dimengerti oleh orang lain.

"Aku pulang duluan." Seung Ho pamit saat jam kerjanya sudah selesai

"Hati-hati." Balas Tae Jun

Seung Ho bergegas meninggalkan ruangan, Han dan Tae Jun hanya bisa menatapnya dari meja kerja masing-masing. Pekerjaan keduanya masih sangat menumpuk, mereka merasa iri dengan Seung Ho yang bisa pulang tepat waktu, namun mereka tidak memiliki cukup motivasi untuk melakukan hal yang sama seperti Seung Ho.

"Dia luar biasa !" Ujar Han

"Apa maksudmu ?"

"Kau bisa seperti dia tidak hyung ?" Tanya Han pada Tae Jun, "Seung Ho hyung selalu melewatkan acara divisi kita dan sekarang dia mulai melewatkan makan siangnya."

"Setidaknya waktu itu dia pernah ikut karaoke."

"Itu setelah berkali-kali aku mengajaknya." Han kembali fokus pada tumpukan file di atas meja kerja, "Atau mungkin karena ada Penyiar Choi."

Tae Jun tidak menanggapi, dia hanya tersenyum pahit dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Seung Ho terjebak kemacetan saat berkendara menuju rumah sakit, akhirnya dia memutuskan untuk berbalik arah dan hendak pulang ke rumah terlebih dahulu. Setibanya di rumah, Seung Ho segera mencari obat dan meminumnya, dia mengganti pakaian dan segera pergi menuju rumah sakit.

"Ho." Ibu Seung Ho tersenyum menyambut kedatangan anaknya

"Bagaimana kondisi Eomma ?"

Ibu Seung Ho tidak menjawab pertanyaan tersebut, dia malah menanyakan hal yang lain.

"Ho, kenapa saudaramu tidak membalas pesan Eomma ?"

"Eomma mengirim pesan pada Seung Ho ?"

"Iya, Eomma ingin sekali bicara dengan dia."

Seung Ho dan Ibunya memang memiliki perjanjian untuk saling bertukar pesan sebelum menelepon, karena pernah suatu hari Ibunya menelpon saat ponsel yang khusus dia gunakan berkomunikasi sebagai Seung Ho tertinggal di dalam kamarnya, sedangkan saat itu sang Ibu sedang berada di kamar Seung Ho. Beruntung Seung Ho segera masuk ke dalam kamar dan menyamarkan suara dering ponsel dengan lagu yang dia putar.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang