٩

1.6K 173 0
                                    

Why don't you take away love too when you are gone?

Bintang melepaskan tangan Haikal yang masih berada pada pipinya, lalu mencium tangan tersebut sebagai tanda permintaan maaf.

"Aku tahu kamu tidak akan marah, aku tahu betapa hatimu yang lembut itu telah aku lukai. Jadi ku mohon katakan bahwa kamu memaafkanku, sungguh aku tidak akan tenang jika kamu tidak mengatakan itu," tutur Bintang.

Haikal menghela napas.

"Aku memaafkanmu," kata Haikal kemudian merengkuh istrinya itu.

Selama lebih dari satu menit mereka diam dalam dekapan.

"E-emm, lebih baik kita segera beresin barang-barang," intrupsi Bintang mengakhiri momen romantis itu.

Segala barang yang berada di dalam koper itu mereka keluarkan dan menyusunnya dengan baik. Mereka berdua sangat menyukai kerapihan, bedanya Bintang tidak terlalu suka rapi-rapi. Baginya ketika memang ada yang mengganggu matanya saja, baru ia bereskan.

"Pakaianku ditaruh di mana?" tanya Bintang.

"Di lemari situ, satu lemari cukup kan untuk berdua?" kata Haikal menunjuk pada lemari yang berwarna putih.

"C-cukup, sepertinya," ucap Bintang terbata, ia sebenarnya tidak yakin. Tapi melihat lemari yang dimaksud Haikal itu ukurannya lumayan lebar, mungkin masih ada ruang kosong untuknya. Lagi pula, pakaian Bintang tidak terlalu banyak hingga membutuhkan satu lemari khusus.

Bintang berjalan membawa kopernya ke arah lemari. Ia tercengang begitu membuka lemari itu, rupanya masih banyak tempat kosong. Pakaian Haikal hanya memenuhi dua kolom saja, sedangkan lemari itu memiliki lima kolom dengan ukuran sedang.

Tanpa banyak bicara, Bintang segera memasukkan pakaiannya itu. Di samping lemari terdapat satu meja rias yang terlihat masih baru, mungkinkah Haikal siapkan ini untuknya? Mungkin saja.

Setelah selesai, Bintang pergi ke balkon kamar, sedangkan Haikal entah berada di mana.

Kala sendirian, Bintang selalu memikirkan sesuatu. Kali ini hatinya begitu gundah, tersiksa dengan perasaan yang dimilikinya. Bintang berpikir bahwa sedalam apa ia menaruh rasa pada Husein, hingga saat sudah tiada ... cintanya masih abadi dalam hati.

Sekelibat kenangan tentangnya dan Husein mampir di ingatannya, membuat Bintang kembali merasakan kehadiran Husein.

"Tuan, saat kau pergi mengapa tak kau bawa pergi juga rasa cinta ini," gumam Bintang seorang diri.

Haikal mendengar gumaman Bintang itu, sejak lima menit yang lalu ia sudah berada di belakang Bintang. Niatnya ingin mengajak Bintang makan, ia sudah memasak tadi saat Bintang merapikan baju-bajunya.

Melihat Bintang dari belakang, yang sepertinya sedang melamun membuatnya juga ikut mematung, hingga ia mendengar satu ucapan Bintang yang ia yakini bahwa itu adalah untuk Husein.
~
Bersambung

Bintang dan Kenangan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang