Adil

4.8K 1.2K 157
                                    

Suasana tenang terjadi di ruangan bercat putih dengan meja hijau dan kursi-kursi yang menghadap ke arahnya. Berbulan-bulan menanti, akhirnya sidang atas kejahatan besar dalam tubuh Bamantara dilaksanakan. Para tamu hadir dalam sidang itu karena penasaran dengan jalannya sidang dan pembacaan bukti terhadap pelaku. Bahkan banyak stasiun televisi yang menayangkan sidang secara langsung.

Kasus Bamantara viral dan menjadi bahan perbincangan masyarakat. Hampir semua kalangan dan umur menjadikan kasus ini sebagai bahan obrolan mereka. Bagian paling mencengangkan adalah banyaknya korban terbunuh dan data orang dicuri. Terlebih korbannya kebanyakan orang dari kelas atas, hingga pembunuh bayaran.

"Yang memeriksa dan mengadili pidana no 55/pidana.B/2015/PN.BDG atas nama terdakwa Haris Marga dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum."

Terdakwa akhirnya masuk ke dalam ruangan, duduk menghadap majelis hakim di atas kursi merah. Hakim menanyakan kebenaran identitas terdakwa, kesehatan pun kesiapan dalam menjalani sidang. Tak lupa keberadaan kuasa hukum pun dipertanyakan.

Wajah Haris semakin resah ketika jaksa penuntut membacakan surat dakwaan. "Bahwa apa yang dilakukan oleh terdakwa merupakan sebuah kejahatan yang dapat meresahkan kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat menjadi tidak merasa aman dan nyaman dalam kehidupannya."

Sidang ini dibuka dengan mengungkap kasus kematian Ali Bamantara. Kakak Angga yang dikabarkan meninggal karena sakit ternyata terus terpapar zat racun dari rokok yang sering ia hisap. Rokok import itu ditambahkan bubuk tanaman racun oleh Haris. Motif Haris melakukan pembunuhan itu akibat Ali memecatnya dari kursi CEO.

Setelah Angga di angkat, posisi Haris dipulihkan. Angga dan Haris adalah kolega yang yang solid. Hanya Angga tak tahu apa bisnis yang disembunyikan Haris hingga Mira yang saat itu menjabat Dirut perusahaan asuransi milik Bamantara menggantikan kolega Haris. Mira mengungkap korupsi besar-besaran dalam tubuh perusahaan itu.

Mira hanya tahu pelaku utama korupsi itu adalah Yusef Ridwan, direktur keuangan Bamantara Insurance. Merasa takut kedoknya terbongkar, Haris memanfaatkan Tantri dan Wili dengan menjanjikan perceraian Mira dan Angga. Berhasil? Iya. Haris memberikan bukti palsu percakapan perselingkuhan Mira dan Wili. Bisa? Tentu. Haris melakukan pencurian data serta penyadapan.

Angga yang kesal membalasnya dengan berselingkuh dengan Tantri. Apalagi keduanya terus bersitegang tentang penerus Angga. Mira merasa Biru lebih cocok duduk di kursi Bamantara. Tidak hanya karena Bagas mendukung, fisik Biru jauh lebih sehat. Angga menolak itu, menurutnya Surya sebagai anak pertama lebih berhak duduk di kursi itu.  Memanfaatkan itu, Haris mendatangkan Wili sebagai pahlawan bagi Mira. Pria itu berjanji akan menerima Mira kembali.

Mira terpancing. Ia pergi dari rumah atas izin Angga. Rupanya Wili yang menunggu di batas Kota Cianjur diculik lalu dilenyapkan dengan cara sadis. Mira yang datang ke sana bingung karena ketiadaan Wili padahal saat itu, ia membawa Biru bersamanya. Melihat sebuah jam tangan pemberiannya untuk Wili tergeletak di sana, Mira tahu ada yang salah. Dia dan putranya dalam bahaya. Ia menelpon Angga minta bantuan.

"Angga, Wili enggak ada di sini. Aku enggak tahu dia di mana? Kayaknya ada yang salah?" adu Mira.

"Enggak ada? Dia bohongin kamu?" tanya Angga di telpon. Pria yang saat itu sedang berada di kantor saat tiba-tiba Mira menelpon. Angga sampai memerintahkan orang-orangnya pergi dari ruangan dan mengunci pintu.

"Aku temukan jam Wili ada di sini. Tapi Wili enggak ada, Angga. Aku tunggu lama dan dia enggak datang juga."

"Sekarang kamu di mana?" tanya Angga.

"Aku sembunyi. Nanti aku kirim alamatnya sama kamu. Tolong datang. Aku rasa ada sesuatu yang enggak beres terjadi. Tolong."

Angga saat itu juga lekas mencari Mira. Sayang di alamat yang Mira kirim, wanita itu sudah kembali pindah. Artinya memang ada orang yang terus mengejarnya dan itu membuat Angga berusaha keras melakukan pencarian ke setiap sudut kabupaten Cianjur.

Sayang, Mira tak bisa lari terlalu jauh. Bersembunyi beberapa hari, akhirnya Mira ditemukan. Haris tentu tak melenyapkan Biru, ia tahu putra kedua Angga dalam keadaan sehat. Lain dengan Surya. Sejak awal Haris memang sudah membidik Biru sebagai penerus.

Untuk menutupi jejak, pembunuh Mira dilenyapkan. Seseorang yang hanya lewat malam itu jadi kambing hitam. Ia dijebak hingga terlihat seolah menjadi pelaku utama. Mereka sudah merencanakan itu matang-matang. Belum lagi dengan keterlibatan beberapa anggota keamanan dan warga yang disogok uang jutaan.

Tahun demi tahun terlewati. Melihat perilaku bodoh Biru, Haris semakin yakin jika pria itu paling cocok dijadikan bonekanya. Haris pintar berkamuflase. Salah satunya saat membiarkan Nindy menikah dengan Surya. Ia tahu putri pertamanya itu ia anggap tak berguna karena tak bisa memiliki anak. Nindy salah sangka dan berpikir dia bukan putri Haris. Bukan, karena anak bagi Haris adalah sesuatu yang berguna baginya.

Haris ingin keturunan Marga memiliki darah Bamantara, seorang cucu yang bisa dia setir sesuai dengan keinginannya. Haris ingin berkuasa melebihi Bamantara. Karena itu sahamnya harus melebihi keluarga itu dan satu-satunya mewarisi darah keluarga Bamantara.

Nindy hanya tumbal untuk meyakinkan Angga jika Haris selalu mendukungnya. Nyatanya tetap saja yang ia bidik sejak awal adalah Biru, boneka yang ia pikir bodoh dan mudah dihasut.

Sayang Haris tak tahu tentang pernikahan Biru. Tepat sebelum Biru mengungkap keberadaan Langit, Haris merencanakan untuk melenyapkan wanita itu. Tentu saja ada orang yang membocorkan kepergian Langit dan Biru saat itu.

"Besok mau ke mana memang, La?" tanya Ibu Sapta melihat Langit membeli amplop.

"Ke undangan nikahan saudara ibu yang di Baleendah," jawab Langit tak tahu jika apa yang ia katakan saat sampai di telinga Haris dan keluarganya.

Ibu Sapta memang tak suka dengan Langit juga Biru. Bukan hanya karena iri mengetahui wanita yang dia dulu tolak dan hina menjadi istri orang kaya, Ibu Sapta kesal dengan sikap Biru yang sering meledek putranya. Belum lagi Haris menjanjikan banyak uang. Wanita itu mendadak kaya hingga membeli rumah besar.

Sayang, hari itu Ibu Sapta ikut diciduk. Awalnya dia hanya dijanjikan saksi, tetapi dia dituntut karena ikut dalam rencana pembunuhan. Wanita itu duduk menunggu waktu dipanggil ke ruang sidang. Ia sempat menunduk melihat Biru lewat.

"Wah, lama tidak ketemu, Bu? Putramu apa kabar? Dia tahu ibunya ada di sini? Ibu makin keren pakek baju warna oren," ledek Biru seperti biasanya.

Ibu Sapta dulu sering marah, bahkan memukul Biru memakai lidi. Kini, dia hanya diam tanpa bisa bicara apa-apa. "Ah, aku lupa. Waktu aku ke acara itu .... Ibu bilang sama orang-orang ini?" tanya Biru menunjuk pelaku lain.

Dia berkacak pinggang. "Aku hebat, 'kan? Cuman bilang aku mau pergi ke mana, Ibu dibayar pakek uang belasan juta. Sayang, aku orangnya suka mendendam. Apalagi kalau sudah bawa-bawa Langit. Aku enggak suka. Tahu?" tegur Biru.

Bride Of The Heir 2 (Season 2 Mr Tajir Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang