Setelah berkeliling di sekitar lokasi keberangkatan, Minjeong pun melihat papan pengumuman jam penerbangan menuju AS yang menunjukkan pukul 10.00 dan sekarang sudah pukul 10.00 tepat. Terdengar suara pesawat yang akan lepas landas, Minjeong pun langsung berlari menuju lapangan parkir pesawat. Dia sempat dihalangi oleh sang petugas bandara, namun akhirnya Minjeong berhasil lewat namun pesawat menuju AS sudah take off meninggalkan Korea. Minjeong berlari ke tengah lapangan dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi pipinya.
" DAEHWI-YA......" teriaknya sambil berlari mengejarnya pesawat yang sudah terbayang tinggi.
Minjeong menghentikan langkah kaki nya dan terduduk di atas tanah dengan Isak tangis yang tak terbendung lagi. Hanya penyesalan yang dia rasakan saat ini. Somi yang melihat keadaan Minjeong yang begitu bersedih langsung berlari menghampiri sahabatnya itu dan memeluk Minjeong dengan erat.
" Sudah Minjeong-ah jangan menangis....." Ucap Somi sambil menenangkan sahabatnya itu.
" Di.......dia sudah pergi..... Dia sudah pergi Somi-ya....." Ucap Minjeong sambil terisak.
" Aku.......aku sudah terlambat...... Aku tidak akan pernah bisa mengatakan jika aku........ jatuh cinta padanya. Aku sangat mencintainya. Aku menyanyangi nya Somi-ya......" Ucap Minjeong yang masih menangis tersedu-sedu.
" Aku tahu Minjeong-ah...... Percaya lah suatu saat nanti kau pasti akan bertemu dengan nya lagi. Jadi berhentilah menangis seperti ini. Jika Daehwi melihat mu bersedih seperti dia pasti tidak akan suka." Ucap Somi menenangkan Minjeong.
" Ayo kita pulang." Ucap Somi sambil membantu Minjeong untuk berdiri.
Somi pun mengantar Minjeong pulang ke rumah nya." Terima kasih banyak Somi-ya." Ucap Minjeong dengan nada suara yang serak
" Sama-sama. Kau jangan bersedih lagi ya, aku tahu bagaimana perasaan mu. Tapi kau harus tetap bangkit dan melanjutkan mimpi mu. Percaya lah jika kau dan Daehwi di takdirkan untuk bersama, maka kalian pasti akan dipertemukan lagi." Ucap Somi
" Terima kasih banyak. Aku sangat beruntung memiliki sahabat seperti mu Somi-ya." Ucap Minjeong
Somi pun memeluk sahabatnya itu.Setelah turun dari mobil Somi, Minjeong masuk ke rumah dengan langkah kaki yang lemas.
" Kau sudah pulang sayang ? Bagaimana, apakah kau sudah bertemu dengan Daehwi ?" Tanya sang ibu.
" Eomma......." Ucap Minjeong lalu memeluk sang ibu dengan bulir air mata yang kembali menetes.
" Ada apa Minjeong-ah ? Kenapa kau menangis ?" Tanya sang ibu khawatir
" Dia.......dia sudah pergi eomma....." Ucap Minjeong sambil menangis memeluk sang ibu
" Siapa yang pergi ?" Tanya sang ibu tak mengerti.
" Daehwi....... Daehwi pergi ke Amerika eomma......" Ucap Minjeong sambil terisak.
" Daehwi pergi ke Amerika ? Darimana kau tahu ?" Tanya sang ibu
" Aku..... Aku pergi ke rumah Daehwi, tapi rumah nya kosong, dan ada seorang bibi yang memberitahu ku jika Daehwi pergi sambil membawa koper. Lalu aku menelepon Somi dan Somi bilang jika dia pergi ke Amerika untuk melanjutkan kuliah disana. Aku menyusul nya ke bandara, tapi aku terlambat. Pesawat menuju Amerika sudah lepas landas saat aku tiba disana......" Ucap Minjeong
" Jadi begitu ceritanya, ya sudah apa boleh buat." Ucap sang ibu sambil mengelus pucuk kepala Minjeong dengan lembut.
" Aku sudah kehilangan orang yang aku cintai untuk selamanya eomma..... Aku sudah kehilangan nya...." Ucap Minjeong yang masih menangis.
"Eomma mengerti bagaimana perasaan mu saat ini, tapi tidak ada gunanya untuk menyesal. Jika kalian memang berjodoh, pasti akan bertemu lagi suatu hari nanti. Jadi Putri eomma tidak boleh bersedih. Kau harus tetap menjalani kehidupan mu. Bukankah kau ingin melanjutkan kuliah jurusan desainer. Appa dan eomma sudah mendaftarkan mu di salah satu universitas desainer terbaik di Prancis. Minggu depan adalah jadwal keberangkatan nya." Ucap sang ibu
" Kenapa eomma tidak memberi tahu ku ?" Tanya Minjeong
" Sebenarnya eomma ingin memberi tahu mu dari kemarin, tapi karena eomma melihat kau sedang bad mood jadi eomma mengurungkan niat untuk memberitahu nya. Kamu mau kan ?" Ucap sang ibu
" Baiklah eomma, aku mau." Ucap Minjeong
" Bagus kalau begitu. Jika kau sudah sibuk kuliah nanti pasti lambat laun kau akan melupakan kesedihan mu. Siapa tahu di Prancis nanti kau bertemu laki-laki yang membuat mu jatuh cinta lagi." Sahut sang ibu
" Iihhh eomma kenapa bicara seperti itu. Aku ini sedang sedih, tapi eomma malah bicara begitu." Ucap Minjeong marah
" Bukan begitu maksud eomma, terkadang waktu dan jarak akan membuktikan apakah yang kita rasakan itu benar-benar cinta atau hanya rasa suka sesaat saja. Jika sampai nanti kau masih memikirkan Daehwi, itu berarti kau memang mencintai nya." Ucap sang ibu sambil tersenyum.
" Ya sudah sekarang kamu istirahat dan tenang kan fikiranmu. Percaya lah semua nya akan baik-baik saja." Ucap sang ibu dan Minjeong pun pergi ke kamarnya.
Di dalam kamar, Minjeong masih tak kuasa menahan air matanya. Dia benar-benar menyesal dan merasa bersalah karena sudah bersikap dingin pada Daehwi akhir-akhir ini selama mereka kelas XII. Dia merasa seperti gadis bodoh yang takut patah hati karena mencintai seseorang untuk pertama kali di dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking
Teen FictionCerita ini tentang kisah dua orang yang mengenal tapi karena waktu dan jarak yang memisahkan mereka sehingga mereka lupa, tapi takdir mempertemukan mereka kembali. Ini kah yang di sebut dengan jodoh atau ini hanya kebetulan ? entah lah. Apakah saat...