Good idea

19 4 7
                                    

" wah... Ada angin apa  kucing dan anjing datang bersama ke kantin." Sahut Dongpyo yang melihat Daehwi dan Minjeong datang bersama.
" Jaga mulut mu Son Dongpyo. Tidak sopan sekali kau bicara dengan senior mu." Sahut Daehwi menatap tajam ke arah Dongpyo. Dongpyo yang yang mendapat tatap tajam hanya cengar-cengir saja yang membuat Daehwi tambah kesal.
" Iya, senang melihat Daehwi oppa dan Minjeong eonni akur. Gitu dong kan enak liatnya...." Ucap Ning Ning
" Kalian mau pesan apa ?" Tanya Somi
" Bibimbab" jawab Daehwi dan Minjeong bersamaan.
" Ya ampun.... Sampai ngomong nya aja samaan dan barengan.... So.... Sweet....." Sahut Dongpyo
" YA KIM MINJEONG KENAPA KAU HARUS SAMA DENGAN KU, KAU BISA MAKAN YANG LAIN KAN..." teriak Daehwi
" SIAPA YANG INGIN SAMA DENGAN MU..... TERSERAH AKU DONG MAU MAKAN APA...." balas Minjeong tidak mau kalah.
"TIDAK BISAKAH KALIAN TIDAK BERTERIAK..... MAU MAKAN SAJA HARUS BERTENGKAR DULU....." teriak Somi
" Kalian ini mau adu nada tinggi ya ?" Sahut Chenle sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah laku teman-temannya itu.
" Baru saja terlihat akur, sekarang sudah bertengkar lagi...." Sahut Chaeryeong
" Lagi pula kau tidak perlu marah begitu Daehwi-ya, kalau Minjeong mau makan bibimbab juga memangnya kenapa. Jangan kayak anak kecil deh." Sahut Sungchan
" Iya ni, Daehwi oppa kayak anak kelas satu SD aja.... Suka teriak-teriak." Ucap Ning Ning
" Terus saja salahkan aku." Ucap Daehwi kesal.
" MEMANG KAMU SALAH....." Ucap semua teman-teman nya berteriak ke arah Daehwi yang membuat Daehwi terkejut dan menutup telinga nya.
" Sudah ayo makan, sebentar lagi bel masuk kelas akan berbunyi." Sahut Chenle.
Bel masuk pun berbunyi dan kelas selanjutnya yaitu kelas science. Setelah dua jam berlalu bel istirahat kedua pun berbunyi.
Minjeong bermaksud untuk melanjutkan menulis lagu nya tetapi karena suasana kelasnya ribut, dia memutuskan untuk pergi ke halaman sekolah. Setelah berkeliling mencari tempat yang tenang, akhirnya dia memutuskan untuk duduk di sebuah kursi kosong di bawah pohon bunga sakura yang ada di halaman sekolah. Tempat nya cukup rindang, sejuk dan tenang.
" Semoga saja tidak ada yang menggangu ku disini." Ucap Minjeong
Dia pun mulai menulis bait demi bait lirik lagu nya sambil mendengarkan nada dari earphone yang tergantung di telinga nya.
" Ah..... Kenapa susah sekali menyelesaikan lagu ini...." Ucap Minjeong frustasi sambil merobek kertas, di remas dan di lemparnya asal hingga mengenai kepala seseorang.
" YA SIAPA INI LEMPAR KERTAS SEMBARANGAN " teriak seorang laki-laki yang terkena lemparan kertas Minjeong
" Maaf maaf aku tidak sengaja." Ucap Minjeong berdiri dari tempat duduk nya.
" Kenapa sih kau selalu seenaknya buang sampah ? Apa kau tidak membaca peraturan sekolah ini, jika kita harus menjaga kebersihan." Ucap laki-laki itu dengan nada tinggi.
" A... Aku tahu aku salah... Aku minta maaf Daehwi-ya." Ucap Minjeong
" Syukur ini cuma keras, coba kalau yang kau lempar sembarangan adalah kaleng atau botol kaca, bisa-bisa hancur kepala ku." Sahut Daehwi
" Aku minta maaf, lagi pula aku juga tidak mungkin melempar kaleng atau botol sembarangan." Sahut Minjeong
" Lagi pula apa sih yang kau buat sehingga harus membuang-buang kertas ? Aku tahu kamu kaya tapi bukan berarti bisa seenaknya menghamburkan kertas yang mungkin nilai sangat kecil untuk mu." Ucap Daehwi.
" Aku juga tidak ingin buang-buang keras seperti ini, tapi aku tidak bisa menyelesaikan lagu ku...." Sahut Minjeong kesal.
" Lagu ?" Tanya Daehwi
" Iya, tugas Ms. Hwang." Sahut Minjeong
"Ouu.... Boleh aku lihat lagu mu ?" Tanya Daehwi
" U.... Untuk apa ? Apa kau mau meledek lagu ku." Sahut Minjeong

Tanpa menjawab pertanyaan Minjeong, Daehwi mengambil buku yang dipegang oleh Minjeong.
"YA LEE DAEHWI KEMBALIKAN, KAU JANGAN SEENAKNYA." teriak Minjeong terkejut saat buku nya di ambil begitu saja tanpa permisi.
" Diam lah, kau ingin satu sekolah menuduh ku sedang berbuat macam-macam pada mu ? Kau ingin Dongpyo bergosip tentang kita." Ucap Daehwi santai
" Kau.... Kau jangan sembarangan ya... Cepat kembalikan buku ku." Ucap Minjeong sambil meraih buku yang ada di tangan Daehwi.
Tanpa menghiraukan ucapan Minjeong, Daehwi membaca lirik lagu yang Minjeong tulis sambil sesekali berlari menghindari Minjeong yang ingin mengambil buku nya.
" YA LEE DAEHWI.... KEMBALI KAN...." teriak Minjeong
" Teriakkan mu sungguh membuat telinga ku sakit." Sahut Daehwi sambil memberikan buku itu pada pemiliknya.
" KAU SUNGGUH MENYEBALKAN LEE DAEHWI......" teriak Minjeong yang benar-benar sangat kesal pada laki-laki dihadapan itu.
" Lagu mu bagus, mungkin hanya perlu ada kata-kata yang menunjukkan kejujuran dari perasaan yang dirasakan dan diungkapkan secara tersirat di dalam liriknya. Jika lagu ini menggambarkan tentang cinta, maka alunan piano akan menambah kesan romantis di lagu itu." Ucap Daehwi yang membuat Minjeong diam terpaku.
" Kau..." Ucap Minjeong tak melanjutkan ucapannya.
" Apa?...... kau mau berteriak dan membentak ku lagi ?" Sahut Daehwi
" Ti.... Tidak. Aku rasa yang kau katakan tadi memberi ku sedikit inspirasi untuk melanjutkan lirik lagu ku." Ucap Minjeong
" Lagi pula kau itu tidak harus pusing sendiri untuk mengerjakan tugas mu. Kau bisa berdiskusi dengan siapapun. Aku saja selalu berdiskusi dengan Chenle, Beomgyu dan Sungchan untuk menyelesaikan tugas ku. Itu membuat ku merasa lebih ringan saat mengerjakan tugas." Ucap Daehwi
" Kau benar, seharusnya aku berdiskusi dengan Chaeryeong, Somi atau Ryujin. Mereka pasti akan membantu ku." Ucap Minjeong
" Ternyata kau memang sangat ahli dalam bidang musik. Kau hanya membaca sepenggal lirik lagu ku, tapi kau bisa mengerti isi lagu yang ingin ku tulis." Ucap Minjeong
"Siapa pun yang membaca lagu mu juga pasti akan tahu makna apa yang ingin disampaikan oleh lagu itu." Sahut Daehwi.
" Jadi maksud mu lagu ku ini pasaran ?" Ucap Minjeong
" Bu.... Bukan begitu maksud ku. Kau ini selalu saja salah paham dengan perkataan ku ya. Lagu tentang cinta itu kan memang sudah umum, tapi lagu yang kau buat itu lebih puitis karena kau menggunakan kalimat yang tersirat seperti puisi." Ucap Daehwi
"Ooooo... Maaf, habisnya kata-kata mu tadi terkesan meremehkan sih."sahut Minjeong
" Kau saja yang terlalu sensi." Sahut Daehwi
" Terima kasih." Ucap Minjeong
" Syukur lah kalau kau ingat untuk mengucapkan kata itu." Sahut Daehwi
Sambil pergi meninggalkan Minjeong

" Pintar sih...... tapi dia itu sungguh laki-laki yang sangat menyebalkan. Kadang bisa perhatian, kadang peduli tapi kadang sangat menjengkelkan." Gerutu Minjeong.

Tak terasa jam pulang sekolah pun tiba, semua siswa pun pulang ke rumah masing-masing. Setibanya di rumah, Minjeong segera mengganti pakaian dan menuju meja makan.
" Bagaimana hari ini di sekolah ?" Tanya sang ibu
" Baik eomma, semua nya berjalan seperti biasa." Jawab Minjeong
" Oya appa, di sekolah Minjeong memilih untuk ikut club basket dan music club." Ucap Minjeong pada sang ayah.
" Itu bagus, bukankah kau cukup ahli dalam bidang itu. Tapi seharusnya kau memilih club yang bukan keahlian mu jadi kau bisa belajar hal baru." Ucap sang ayah
" Iya appa benar, tapi Minjeong ingin lebih mengasah kemampuan menulis lagu, karena Minjeong masih sangat lemah dalam hal itu." Ucap Minjeong
" Appa akan mendukung apa pun yang kau pilih, asalkan kau bisa bertanggung jawab untuk itu." Ucap Sang ayah
" Terima kasih appa..... Tapi tumben appa makan siang di rumah ?" Tanya Minjeong
" Hari ini appa tidak ada meeting dengan clien makanya bisa pulang dan makan siang dengan putri kesayangan appa ini." Ucap sang ayah sambil mengusap kepala Minjeong
" Lain kali kita jalan-jalan ya appa. Sejak aku kembali ke Korea aku belum pernah berkeliling di tempat wisata yang ada di Seoul. Pasti sudah banyak yang berubah." Ucap Minjeong
" Tentu saja." Sahut sang ayah
" Oya, Minjeong-ah apakah kamu sudah menanyakan tentang David pada teman mu di sekolah ?" Tanya sang ibu
" Sudah eomma, tapi kata teman ku tidak ada yang namanya David di sekolah." Sahut Minjeong
" Benarkah ? Tapi teman eomma bilang jika anaknya bersekolah di sekolah mu, makanya eomma masukkan kamu ke sekolah itu untuk bisa bertemu dengan anak teman eomma." Ucap sang ibu
" Eomma ini kenapa sih ingin sekali kalau aku bertemu dengan anak teman eomma itu ? Lagi pula mau aku bertemu atau tidak , itu bukan masalah kan ? " Ucap Minjeong
" Sebenarnya eomma ingin menjodohkan mu dengan anak teman eomma." Ucap sang ibu yang membuat Minjeong tersedak makanan yang sedang dia kunyah.
" Uhuk...uhuk..uhuk..." Minjeong terbatuk-batuk karena tersedak.
" Kamu tidak apa-apa sayang?" Ucap sang ibu khawatir sambil menepuk-nepuk punggung Minjeong.
" A...apa ? Eomma mau menjodohkan aku ? Kenapa eomma bisa melakukan hal seperti ini ? Aku masih sangat muda dan aku punya banyak impian di masa depan. Aku sama sekali belum memikirkan hal seperti itu eomma....." Protes Minjeong
" Eomma tahu sayang, eomma juga tidak akan menikah kan kamu sekarang. Jika kamu sudah siap baru kalian akan menikah. Untuk saat ini eomma hanya ingin agar kalian saling mengenal." Ucap sang ibu
" Kenapa eomma bisa memikirkan hal konyol seperti ini sih... Untuk apa harus dengan jodoh-jodohan segala, lagi pula kami pertama kali bertemu saat usia kami masih sangat kecil yaitu saat berumur 5 tahun dan tiba-tiba kami di jodohkan. Ini sangat konyol eomma...." Protes Minjeong
" Eomma menjodohkan kamu dengan David, karena eomma yakin dia laki-laki yang terbaik untuk mu." Ucap sang ibu
" Kenapa eomma yakin dia yang terbaik untuk ku ? Apa eomma pernah bertemu dengan nya?" Tanya Minjeong
" Se..... Sebenarnya eomma juga belum pernah bertemu dengan David secara langsung." Ucap sang ibu
" Tu kan.... Eomma saja belum pernah bertemu dengan nya, bagaimana bisa eomma mengatakan dia laki-laki yang baik untuk ku. Jika dia laki-laki yang tidak baik bagaimana ?" Ucap Minjeong
" Hus.... Kamu jangan ngomong gitu, teman eomma itu adalah wanita yang baik, tidak mungkin anaknya tidak baik." Ucap sang ibu
" Iya, mungkin teman eomma memang baik, tapi kan kita tidak bisa menjamin anaknya juga baik. Banyak kasus di luar sana orang tua nya baik tapi anaknya malah tidak baik atau sebaliknya." Ucap Minjeong
" Tapi eomma yakin David itu laki-laki yang baik sama seperti ibu nya." Sahut sang ibu
" Terserah eomma, tapi Minjeong tidak mau di jodohkan dengan siapapun, apa lagi dengan laki-laki yang tidak jelas." Sahut Minjeong lalu pergi ke kamar nya.
" Lihat lah putri mu itu, masih saja seperti anak kecil" ucap ibu Minjeong pada suaminya
" Sudah lah, mungkin Minjeong terkejut dengan perjodohan ini. Biarkan dia menikmati masa mudanya. Jika sudah waktunya pasti dia akan bisa menerima nya." Ucap ayah Minjeong
" Semoga saja." Ucap sang ibu

Di kamar,  Minjeong membanting tubuhnya ke atas kasur.
" Ihh.... Eomma benar-benar membuat ku kesal. Di sekolah ada Daehwi yang membuat ku selalu kesal dan sekarang di rumah ada eomma yang membuat ku kesal. Ahhh.... Sungguh menyebalkan. Hari gini masih ada perjodohan ? Ini sangat konyol." Omel Minjeong.
Karena kelelahan, Minjeong pun tertidur.

Hai... I'm back.....
I hope you like this part...
Thank you for your support....
See u on the next part and love u all....❤️❤️❤️❤️🙏🙏🙏🙏

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang