1 January

44 8 3
                                    

Pagi ini seperti biasa Minjeong pergi bekerja di butik bersama sang ibu. Hari ini dia cukup sibuk karena harus meeting dengan beberapa klien dan merancang busana untuk sepasang pengantin, padahal hari ini adalah malam tahun baru. Ketika ia mengecek hasil gaun pengantin yang dia rancangan, lagi-lagi dia teringat pada sosok laki-laki yang sudah berhasil mencuri hati nya.
" Apakah suatu hari nanti aku bisa mengenakan gaun seperti ini bersama mu ?" Ucap Minjeong sambil membayangkan dirinya dalam balutan gaun warna putih itu dan Daehwi mengenakan jas putih itu.
Saat dia sedang asik melamun, tiba-tiba sang ibu datang dan menepuk pundak nya dan menyadarkan nya dari khayalannya.

"Minjeong-ah." Ucap sang ibu
" Eomma mengagetkan ku saja, ada apa ?" Tanya Minjeong
" Pekerjaan mu sudah selesai kan ? Sekarang ayo kita pulang." Ucap sang ibu
" Masih tinggal sedikit lagi sih eomma.   Memangnya ada apa ? Tumben kita pulang lebih awal ? Baru juga jam 05.00 sore belum jam 06.00 " ucap Minjeong
" Appa mengajak kita makan malam di luar, jadi kita harus pulang lebih awal." Jawab sang ibu
" Tumben ? Kenapa tidak besok saja sih. Besok kan hari ulang tahun ku, kenapa makan malam hari ini ?" Ucap Minjeong
"Sekarang kan malam tahun baru sayang, jadi sekalian kita merayakan malam pergantian tahun dan merayakan hari ulang tahun mu yang tinggal menunggu hitungan jam saja." Ucap sang ibu
" Baiklah kalau begitu, eomma duluan saja ke mobil nanti aku menyusul setelah membereskan ini." Ucap Minjeong

Setelah itu Minjeong pun pulang ke rumah bersama sang ibu. Setibanya di rumah, Minjeong melihat sang ayah yang sudah rapi dengan setelan jasnya.
" Appa mau kemana ? Katanya kita mau makan malam ?" Tanya Minjeong bingung.
" Iya sayang kita memang akan makan malam. Ayo kamu juga harus segera bersiap." Ucap sang ayah.
" Tapi kenapa penampilan appa sangat rapi seperti ingin menghadiri acara resmi ? Makan malam saja dandan nya berlebihan." Sahut Minjeong
" Ini kan malam tahun baru dan sebentar lagi adalah hari ulang tahun mu, jadi harus spesial." Ucap sang ayah.
" Sebenarnya kita mau kemana sih ? Appa eomma tolong jangan berbohong pada ku. Aku bukan anak kecil lagi yang bisa dibohongi. Sebenarnya ada apa ini ?" Ucap Minjeong yang mulai curiga
" Maafkan kami sayang, kami terpaksa berbohong padamu." Ucap sang ibu sambil mengusap kepala Minjeong.
" Apa maksud eomma ? Ada apa ini sebenarnya ?" Tanya Minjeong yang mulai penasaran.
" Kau masih ingat bukan dengan rencana kami yang ingin menjodohkan mu dengan anak teman eomma ? Sekarang kau sudah dewasa dan semua impianmu sudah kau dapatkan. Maka kami ingin kau menikah." Ucap sang ibu dengan hati-hati
" Kenapa eomma dan appa melakukan ini pada ku ? Bukankah eomma tahu jika sampai saat ini aku hanya mencintai satu orang laki-laki, yaitu Daehwi. Bagaimana bisa aku menikah dengan laki-laki yang sama sekali aku tidak ingat dan setelah sekian lama kami berpisah dan langsung menikah begitu saja. Apa kalian tidak memikirkan perasaanku." Ucap Minjeong dengan nada marah.
" Karena kami peduli pada mu lah kami melakukan ini. Siapa tahu dengan bertemu dengan teman masa kecil mu itu kau akan bisa melupakan Daehwi yang tidak tahu bagaimana kabar nya sekarang. Kami tidak ingin kau selalu bersedih untuk seseorang yang entah ada dimana." Ucap sang ibu
" Minjeong minta maaf, tapi Minjeong tidak bisa melakukan ini." Ucap Minjeong sambil berlari ke kamarnya dengan berlinang air mata.

Setibanya di dalam kamar, Minjeong langsung menghempaskan tubuhnya ke atas kasur sambil memeluk boneka musang pemberian Daehwi.
"Aku tidak bisa...... Aku tidak bisa Daehwi-ya.... Aku benar-benar tidak bisa melupakan mu......" Ucap Minjeong sambil memeluk boneka itu dengan air mata yang terus mengalir.

"Minjeong-ah tolong maafkan kami, kami tidak pernah bermaksud untuk menyakiti perasaan mu. Baiklah jika kau tidak ingin menikah dengan David, kami tidak akan memaksamu. Tapi eomma mohon, sekali saja tolong ikut bersama kami bertemu dengan David dan ibunya. Anggap saja kau datang untuk menjaga nama baik eomma dan appa mu. Kami tidak mungkin membatalkan nya begitu saja. Tolong kasihanilah appa dan eomma mu ini. Eomma minta tolong pada mu Minjeong-ah." Bujuk sang ibu.
" Jika setelah kau bertemu dengan David dan kau tidak ingin menerima perjodohan ini, maka perjodohan ini akan kami batalkan. Eomma janji padamu." Ucap sang ibu meyakinkan Minjeong.
Minjeong pun bangkit dari tempat tidur nya dan menatap sang ibu.
" Baiklah aku akan melakukan permintaan eomma hanya untuk menjaga nama baik eomma dan appa. Tapi eomma harus memegang janji eomma." Ucap Minjeong
" Iya sayang eomma janji. Terima kasih banyak Minjeong-ah." Ucap sang ibu sambil membelai kepala Minjeong.

MatchmakingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang