Bulan Manis

9.9K 1.7K 160
                                    

Bandar Udara Internasional La Tontouta adalah bandar udara Internasional di Kaledonia Baru. Turun dari pesawat dan berjalan menuju pintu keluar, terlihat taman berisi tanaman tropis di tengah ruangan. Lantainya yang putih serta jendela-jendela kaca di bagian entrance membuat bagian dalam bandara begitu terang.

"Kita tunggu di sini. Nanti ada mobil yang akan menjemput sampai pelabuhan," jelas Divan.

Beberapa staff bandara mengeluarkan koper pengantin baru itu dan menyimpannya tepat di sisi drop point agar lebih mudah menaikan ke mobil.

Apa yang ditunggu tak lama datang. Sebuah mobil sedan hitam menepi. Sopirnya turun dan membukakan pintu bagian belakang. Divan mempersilakan istrinya naik lebih dulu. Setelah Davina bergeser, lekas giliran Divan yang masuk.

Satu jam perjalanan menuju Pelabuhan Moselle, pemandangan pohon-pohon begitu indah terkena cahaya matahari. Rumah-rumah dibangun saling berjauhan terlindung pepohonan. Suasana pedesaan yang mengagumkan hingga Davina senang melihat keluar.

"Kamu mau makan camilan?" tawar Divan memberikan sebungkus popcorn dibalut karamel rasa coklat.

Tangan Davina masuk ke dalam kemasan dan mengambil beberapa pop corn. Ia masukan jagung itu ke mulut lalu mengunyah. Terdengar suara giginya yang meremukan pop corn. Manis dan sedikit asin dari butter.

Semakin lama, pepohonan berganti dengan perkotaan padat penduduk. Detik demi detik terlewat. Setelah jembatan di atas sungai besar, suasana berganti dengan lautan. Banyak kapal sedang berlayar, sebagian terparkir dekat dermaga.

Mobil akhirnya menepi. Tak menunggu sopir, Davina lekas turun dan berlari ke sisi dermaga. Ia menatap takjub lukisan alam indah dengan ombak yang landai serta angin bertiup pelan.

"Divan! Ini kayak di rumah kamu, ya?" Pemandangannya hampir sama dengan meadow Lane, hanya lebih banyak kapal karena di sini tempat umum.

Divan menarik tangan Davina. "Sayang, kita harus naik ke kapal. Sebentar lagi kapalnya akan berangkat. Bisa-bisa kita menunggu sampai sore kalau tak tepat waktu," ajak Divan.

Tak mau menunggu, Davina mengikuti Divan. Keduanya bersama orang-orang yang membawakan koper, berjalan mendekati kapal.

Kapal putih itu akan membawa mereka dan beberapa turis lain menuju Escapade Island Resort. Butuh dua puluh sampai dua puluh lima menit untuk sampai tujuan jika cuaca cerah begini.

Berdiri di railing kapal, Davina merentangkan tangan. Ia merasakan angin berembus menyentuh saraf di telapak tangan. Rambutnya menari-nari tertiup angin. Tak lama, Davina mematung. Divan mendadak berdiri di belakangnya lalu melingkarkan lengan di pinggang Davina.

"Kamu senang?" tanya Divan sambil mengecup lekukan leher Davina.

Sentuhan itu membuat Davina geli sekaligus merasa seperti disetrum. Davina melirik ke sisi kiri dan kanan. "Divan, malu dilihat orang. Bukan kita saja di sini, loh!"

Sengaja pria itu membalikan tubuh Davina. Dalam gerakan cepat, ia meraih bibir Davina dan dikecupnya. Akhirnya Divan melepaskan tubuh istrinya dan kembali ke tengah.

Mematung sudah Davina di sana. Malu, senang, dan semua rasa indah bercampur. Ia hanya bisa menutup wajah dengan telapak tangan. Tak lama ia turunkan tangan dan terkejut Divan tak ada di sana. "Ih, dia nggak tanggung jawab!" keluh Davina.

Kapal itu akhirnya berlabuh. Satu per satu turis turun. Sandal Davina kini menyentuh pasir putih. Disambut pohon ketapang, cemara laut dan mahoni Afrika timur, mereka sampai di 
Escapade Îlot Maître.

 Disambut pohon ketapang, cemara laut dan mahoni Afrika timur, mereka sampai di  Escapade Îlot Maître

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai itu melegenda karena keindahan pemandangan laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pantai itu melegenda karena keindahan pemandangan laut. Belum lagi salah satu drama Korea terkenal, Boys Before Flower mengambil scene di pulau itu.

Begitu bening airnya hingga bisa terlihat karang dari atas permukaan laut. Kini mereka berjalan di atas jalan setapak dari kayu.

Seorang bellboy menyambut mereka di lobby. Ia memberikan sebuah kunci kamar, tak lupa membantu membawakan koper dengan kereta dorong.

Tadinya Vina pikir ia telah tiba di kamar. Ternyata mereka masih harus berjalan di jalan setapak kayu. Daun kelapa melambai seolah memberi sambutan. Ada elang laut bertengger di pohon waru laut. Begitu gagah ia dengan bulu di kepala hingga dada yang putih bersih, bentangan sayap terselimut bulu coklat juga kaki yang kuat bercakar tajam.

 Begitu gagah ia dengan bulu di kepala hingga dada yang putih bersih, bentangan sayap terselimut bulu coklat juga kaki yang kuat bercakar tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada jembatan kayu dengan railing kaca tegak melintasi laut. Dari atasnya terlihat karang, ikan hias juga penyu. "Divan, itu kura-kura!" tunjuk Davina.

"Kamu ini baru berapa tahun sampai nggak bisa bedain kura-kura dan penyu? Itu penyu, sayang. Untung gemas jadi nggak tega getok kepalanya," ledek Divan.

"Jahat!" Tangan Davina memukul lengan Divan.

Tiba mereka di sebuah rumah yang berdiri di atas laut. Atapnya dari jerami bentuk kerucut dan dinding putih gading. Divan membuka pintu.

Sebenarnya ada beberapa tipe bungalow yang ditawarkan. Salah satunya ada yang berdiri di pinggir pantai, tengah pulau dan di atas air. Hanya, Divan pikir bungalow ini lebih berkesan untuk bulan madu mereka.

Mereka disambut ruang tamu dengan sofa dari rotan. Ada meja besar tempat menaruh makanan. Tepat berhadapan dengan pintu, jendela kaca memberi pemandangan laut yang hijau kebiruan.

"Divan ini keren!" seru Davina sambil berteriak dan berjingkrak. Tanpa sadar Davina memeluk Divan dan mencium pipi suaminya. Sedetik kemudian ia kaget lalu tersipu malu.

🌲🌲🌲

🌲🌲🌲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menikah Karena Sayang (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang