Cerita ini mengandung unsur dewasa. Dari segi cara bicara maupun perbuatan.
Buat yang gak suka, bisa langsung skip. Terimagaji.
******
Seorang gadis berparas cantik bercampur manis melewati jalanan pedesaan yang tengah ramai hiruk-pikuk penduduk. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti mencuci, memandikan hewan ternak mereka atau membeli sebuah roti.
"Good morning Irene."
"Good morning Mr. Nelson."
Irene tersenyum. Dia mengambil sejumput makanan angsa yang dia kaitkan di gaun yang dibuat neneknya dan menebarkan makanan itu ke tanah yang langsung disambut para angsa di dalam kandang.
"Setelah ini kau mau kemana Irene?" Nelson memindahkan ember berisi air ke dalam kandang.
"Aku akan memetik anggur di kebun Kakek." Irene pergi meninggalkan Nelson. Pria paruh baya itu mengambil jerami untuk memberi makan sapi-sapinya.
Irene Scholastika. Parasnya yang campuran Indonesia dan Amerika Serikat itu menjadikan dirinya gadis incaran pria di desa Bibury. Kulitnya eksotis yang menjadi incaran seluruh gadis di Bibury. Irene ramah, murah senyum dan berkepribadian hangat.
Irene mengeluarkan sebuah buku dari dalam kantong di sisi sebelah kanan yang berisi makanan angsa. Irene suka membaca, semua jenis novel di perpustakaan desa sudah dibaca semua olehnya dan ini kali keenam dia membaca buku di tangannya.
"Irene!" dari arah cukup jauh dari tempat Irene duduk, Addison—kakek gadis itu melambaikan tangannya pada Irene. Anggur di kebun Addison sedang panen dan akan dikirim ke pabrik pembuat wine terbesar di kota ini.
"Kakek!" Irene membalas lambaian tangan Kakeknya. Senyumnya merekah, menambah kesan manis di wajahnya.
Irene kembali fokus pada buku di tangannya. Kisah Beauty And The Beast yang melegenda. Dimana perempuan yang sangat cantik bertemu dengan si moster buruk rupa dan dipersatukan dalam cinta.
Kisah yang mengagumkan, tetapi Irene sadar hal itu hanya ada di dalam buku. Ending dari kisah tersebut adalah Belle menjadi pasangan hidup moster yang telah berubah menjadi seorang pangeran.
Namun apa kisah selanjutnya dari kehidupan mereka? Pangeran memiliki segalanya. Harta, kekuasaan dan ketampanan yang tak diragukan lagi. Apa cinta pangeran itu hanya untuk satu perempuan saat dia memiliki segalanya? Hal itu tak diceritakan dalam film maupun novel.
Cinta Bella memang diuji saat pangeran tak mempunyai wajah rupawan dan sifat yang kasar, Bella bisa melewati ujian itu. Apa hal itu juga berlaku pada sang pangeran selain menghadapi Gaston? tentang kesetiaan misalnya. Irene tidak tahu.
Irene hanya tahu ketika seorang laki-laki mempunyai segalanya, dia akan berlaku seenaknya kepada perempuan. Contohnya Ayahnya di Indonesia. Bukan tanpa alasan Irene memilih tinggal di Bibury—desa kecil pinggiran New York yang tak banyak diketahui orang.
Irene hanya ingin mempunyai pasangan hidup yang sederhana. Berkecukupan, tidak kurang, tidak terlalu berlebihan. Irene tidak mau bersanding dengan lelaki kaya. Dia ingin punya keluarga yang utuh dan bahagia, bukan seperti keluarga ayahnya.
Merasa ada yang memperhatikan setiap pergerakan Irene. Gadis itu mendongak, pandangan matanya bertubrukan dengan seorang pria berjas formal bersama seorang wanita seksi dengan baju yang berbelahan dada rendah, mata pria itu menatap Irene penuh intimidasi. Aura di sekitar laki-laki itu juga terlihat tidak bersahabat.
Mata berwarna biru gelap itu terus menerus melihat mata coklat tua gadis yang balas menatapnya.
Irene memutus kontak matanya dengan laki-laki itu, dia menutup bukunya dan beranjak dari duduknya. Dia harus mencuci bajunya setelah ini.
******
"Kunjungi kebun anggur di Bibury." titah seorang pria yang duduk di samping wanita yang terus menempel di tubuhnya.
"Yes Sir."
"Honey, kenapa kita tidak langsung ke hotel? Aku malas berada di permukiman kumuh."
"Bibury bukan desa kumuh seperti yang kau katakan." desis laki-laki itu tajam. "Lepaskan tanganmu dari lenganku."
"Tapi Michael ak—"
"Aku menidurimu bukan berarti kau istimewa Lauren. Kau tidak lebih dari seorang jalang." sahut pria itu dingin. Tak berperasaan.
Terjadi keheningan sepanjang jalan menuju Bibury. Jalanan desa yang begitu bersih, asri dan sejuk. Mata tajam Michael melihat kebun anggur luas yang sedang terjadi pemetikan besar-besaran untuk pabrik wine milik pria itu.
Michael turun tanpa menunggu Lauren, terserah wanita itu ingin berbuat apa. Dia bahkan tak perduli tatapan jijik Lauren saat melihat mesin-mesin pemetikan anggur sedang berjalan.
Heels yang dipakai wanita itu kerap menginjak anggur yang jatuh dari muatan truk lalu dia memaki pada petugas yang sama sekali tak mengindahkannya. Michael memandang hamparan kebun di depannya, di dekat pintu masuk kebun itu terdapat gazebo cukup besar, biasa digunakan para pekerja beristirahat.
"Bagaimana?" tanya Michael sambil melepas kaca mata hitamnya.
"Berjalan lancar, Tuan." jawab Addison, pria tua yang telah bekerja sama dengan semenjak mendiang Ayah Michael masih hidup.
Pabrik wine Michael yang tersebar di beberapa negara merupakan aset yang tak berarti untuknya, dia mendirikan pabrik wine karena saran dari pamannya yang akan menambah pundi-pundi dollar di rekeningnya.
Tak sengaja mata elang Michael menangkap sosok seorang gadis mungil di gazebo dengan novel lusuh di tangannya. Terkadang gadis itu tersenyum dan terkadang mengerutkan dahi.
Polos. Itulah definisi gadis itu bagi Michael, mata mereka sempat bertemu pandang namum gadis itu memutuskan kontak mata mereka terlebih dahulu.
Rambut hitam sebatas bahu, warna kulit yang indah dan gaun yang bisa tergolong sangat dibawah standar gaun yang biasa digunakan teman kencannya. Tapi terasa pas dan cocok melekat di tubuh mungil perempuan itu.
Dan itulah kali pertama seorang Michael Johnson melihat secara rinci penampilan seseorang. Namun malah dirinya ditolak oleh gadis dari desa kecil yang bahkan tidak banyak diketahui orang. Gadis itu memutus kontak mata mereka seakan Michael ini lelaki hina.
Tak ada wanita yang pernah memutuskan kontak mata dengan Michael, mereka berlomba-lomba mendapatkan perhatian dari pria itu agar Michael mau menarik salah satu dari mereka untuk menghangatkan ranjangnya.
Muncul hasrat yang membakar dada Michael. Tubuhnya ingin perempuan itu datang ke ranjangnya dan melayani dirinya dengan sepenuh hati seperti wanita yang dia temui selama ini.
"Tuan Michael?" Addison memanggilnya.
Michael menoleh, mengalihkan pandangan dari tempat gadis itu beranjak pergi meninggalkan Michael yang masih menatap gazebo itu.
"Apa yang anda lihat?"
"Bukan apa-apa." balas Michael datar. "Addison."
"Ya?"
"Kau tahu siapa gadis yang duduk di sana?" Michael menunjuk gazebo yang telah kosong.
"Setahu saya hanya Irene yang sering menghabiskan waktu membaca buku di sana."
"Irene?" Michael membeo.
"Cucu saya Tuan."
Sekarang Michael tahu cara mendapatkan gadis itu menemaninya bersama di atas ranjang.
******
Gelar tikar dulu.
Ceritanya ini buat ngisi kegabutan ya. Jadwal update sesuai mood.
KAMU SEDANG MEMBACA
When Michael Falling In Love
Romance[Sebelum membaca, follow akun ini dulu untuk info lebih lengkap seputar update cerita WMFIL] Semua bisa Michael dapatkan di dunia ini. Dari benda hingga wanita. Tidak ada wanita bodoh yang menolah pesona dan uang seorang Michael Johnson. Tingkahnya...