eight

13.2K 1K 25
                                    

Irene menghembuskan napas lega mendengar berita bahwa Michael harus pergi ke Milan 3 hari. Setidaknya Irene merasa sedikit terbebas dari pria itu. Pagi hari gadis itu mengelilingi mansion Michael. Dia mengunjungi kebun sayuran di samping rumah.

Semua bahan masakan dari sayuran jarang dibeli dari luar. Di mansion Michael terdapat kebun khusus sayuran organik.

Udara segar memenuhi paru-paru Irene. Sebenarnya alasan gadis itu bernapas bebas tidak jauh-jauh dari kepergian iblis menyebalkan bernama Michael.

"Betapa indahnya istana ini tanpa Borokokok satu itu." ucap Irene di samping pekerja yang bertugas mengambil sayur matang.

"Borokokok?" menirukan ucapan Irene, namun dia kurang fasih mengatakannya. "Apa itu sejenis pujian?"

"Ya. Artinya tampan."

"Anda berkata Tuan Michael tampan?"

Irene hampir muntah, tapi dia tersenyum seolah itu mewakili jawabannya. Michael memang tampan, tetapi kadar ketampanannya surut sebab kelakuan pria itu yang arogan dan tak mau kalah.

"Tuan pasti akan senang jika mengetahui anda memujinya." perempuan itu meletakkan selada segar ke dalam ranjang sayuran. Irene turut membantunya, gadis itu mencabut perlahan sayuran matang.

"Borokokok dari yang terbego." Irene termasuk gadis yang jarang mengumpat. Teristimewa Michael, pria itu harus di umpati.

Wanita yang dibantu Irene terkekeh geli. Dia mengangkat keranjang berisi selada ke dalam tempat di samping kebun. Sebelum masuk ke dalam dapur, sayuran melewati proses pembersihan terlebih dahulu.

Pelayan pribadi yang disiapkan Michael setia membuntuti Irene dari belakang. Mereka membawa payung agar gadis itu terhindar dari cahaya matahari. Padahal menurut Irene, sepanas-panasnya udara di negara ini. Tetap masih panas cuaca di tanah kelahirannya.

"Cuaca cukup terik Nona. Apa anda ingin masuk?"

"Walau terik, namun aku merasa kedinginan Clar." Irene menyingkirkan payung dari atas kepalanya. Dia merindukan cuaca panas dari Indonesia.

"Kedinginan?" seketika Barsha panik, dia segera berlari masuk ke dalam dan mengambil jaket di dalam rumah. "Maaf atas kelalaian kami Nona membiarkan anda kedinginan." Barsha menunduk dalam, merasa bersalah.

"Astaga." Irene menyentuh bahu Barsha. "Tidak masalah, kalian tidak perlu menunduk seperti ini."

"Apa Nona Irene ingin mengelilingi mansion?"

"Tidak. Aku ingin menikmati pemandangan saja."

Puas berjalan-jalan di halaman bagian depan. Irene melangkah menuju belakang mansion, di sana terdapat rumah mungil bagi para pekerja yang bergantian tinggal di dalam sana. Irene menyapa para pekerja yang menatapnya hormat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When Michael Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang